Busan

467 106 22
                                    

Seungri POV

Semuanya berubah.

Aku tidak tahu apa yang telah terjadi tapi aku bisa merasakan semuanya benar-benar berubah.

Kiko Mizuhara.

Dosen seni peran yang baru bekerja sekitar satu minggu itu benar-benar merubah segalanya. Dosen seni peran itu benar-benar menghancurkan sebuah kebahagiaan. Dosen seni peran itu benar-benar telah menghancurkan rumah tangga Jiyong hyeong.

Dara noona tidak memberikan nomor ponselnya padaku, dan setiap aku bertanya pada teman-temannya yang lain maupun Chaerin kekasihku, mereka akan menyuruhku untuk memintanya langsung. Dan saat aku melakukannya, kalian tahu apa yang terjadi padaku. Aku ditolak.

Dengan kata “Aku tidak percaya padamu”.

Entah apa yang telah aku lakukan padanya, namun yang aku yakini saat ini adalah, aku hanya akan menemaninya dan melakukan hal yang terbaik untuknya. Dan berkat gossip murahan itu. Gosip murahan yang bahkan membuat hubungan Dara noona dan Jiyong hyeong semakin rumit, Dara noona tak lagi datang ke universitas seperti biasa.

Semua teman-temannya bertanya padaku tentang keberadaan Dara noona dan menanyakan kebenaran dari gossip murahan itu. Mereka hanya tidak percaya pada gosip yang beredar. Mereka tahu seperti apa sosok Dara noona dan aku bersyukur Dara noona memiliki teman yang setia dan percaya padanya seperti itu.

Aku. Aku tak bisa mengatakan alasanku yang sesungguhnya. Aku tak memiliki hak untuk mengatakan pada mereka bahwa gosip itu salah atau benar. Karena mereka bertanya tentang foto-foto itu, mereka bertanya apakah foto itu nyata atau hasil edit. Aku tak ingin memberi jawaban yang salah. Aku akan menyerahkan jawaban itu pada Dara noona dan Jiyong hyeong.

Dan tugasku disini adalah untuk menyatukan kembali Jiyong hyeong dan Dara noona.

Hyeong” aku mendengar nafas berat yang datang dari mulut Jiyong hyeong diujung sambungan. Ia benar-benar lelah dengan segala macam permasalahannya. Dan sialnya, ia tak pernah bercerita apapun. Ia hanya memintaku untuk terus menjaganya.

“Apakah dia baik-baik saja?” tanya Jiyong hyeong, aku menggigit bibir bawahku. Aku bergumam sebagai jawaban, ia kembali menarik nafas dalam, “Bisakah kau merayunya agar mau datang melihat penampilanku?” tanyanya dengan nada memelas.

Aku benar-benar bingung harus menjawab apa, “Jebal” bisiknya membuatku mau tak mau membantunya. Aku hanya satu-satunya jalan agar ia kembali bersama Dara noona. “Aku benar-benar merasa bersalah telah mengatakan hal itu padanya dulu” ucap Jiyong hyeong.

Aku menarik nafas sebelum memberikan jawabanku. Ia memang membutuhkan bantuanku. Dan aku akan membantunya, untuk mengembalikan rumah tangganya yang hampir hancur. Untuk kebahagiaannya yang hampir hancur. Untuk mendapatkan cinta gadisnya lagi.

---

Author POV

Selama beberapa hari ini hubungan Sandara dan Jiyong tidak membaik, gadis itu telah membeli ponsel baru namun hanya teman-temannya lah yang mengetahui nomor ponselnya. Seungri bahkan tidak tahu nomor ponselnya. Ia hanya tidak ingin pria itu memberikan nomor ponsel barunya pada Jiyong.

Sandara menatap ticket di meja nakasnya, ponselnya berdering, ia melirik nama di layarnya, Chaerin? “Yeobseo” sapa Dara, ia meninggalkan ticket itu dan pergi ke beranda.

Noona

“Seungri?” ucap Sandara bingung karena suara yang menyapanya bukan suara Chaerin sahabatnya. Melainkan suara Seungri.

Hyeong sangat berharap kau datang keacaranya. Ini kali pertamanya mengikuti lomba, dan ia berharap kau mendukungnya. Maafkan dia noona, ini bukan kesalahannya, beri dia penjelasan dan dengarkan cerita dari sisinya” ucap Seungri. Sandara menatap ticket konser di meja nakasnya. Haruskah ia datang?

“Datanglah noona, aku akan menjemputmu sekarang, aku tahu kalian saling merindukan. Kesibukan kalian dan rasa rindu kalian membuat semuanya bahkan menjadi runyam” ucap Seungri. Sandara menatap tiket itu, acaranya masih besok malam, jika ia berangkat sekarang ia memiliki satu hari untuk bisa bersama suaminya hingga acara itu dimulai. Hubungan mereka akan menjadi lebih baik dengan adanya komunkasi.

“Aku akan bersiap sekarang” ucap Sandara, ia memutuskan sambungannya dan segera bersiap. Sandara mempersiapkan keperluannya, mengambil tiket dan pesan yang tidak ia sentuh sejak satu minggu yang lalu.

Aku harap kau bisa datang babe. Aku mencintaimu

Senyum itu tercetak jelas di wajah cantiknya. Dengan dress selutut dan rambut yang ia ikat setengah Sandara bersiap menunggu Seungri. Mobil Seungri memasuki pekarangan rumahnya, ia membuka pintu penumpang dan melaju ke Busan untuk mengantar Sandara.

“Perbaiki semuanya sekarang, semuanya akan baik-baik saja noona, kalian hanya salah paham” ucap Seungri. Sandara meliriknya lalu menganggukkan kepalanya, semuanya akan baik-baik saja. Ia yakin itu.

---

Sandara keluar dari mobil Seungri, mereka akan makan siang terlebih dahulu. Seungri keluar dan menghampiri Sandara, mereka memasuki cafe tersebut dan mencari tempat. Menurut informasi yang seungri dapatkan para peserta akan makan siang di cafe tersebut. Ini bisa jadi sebuah kejutan untuk Jiyong karena Seungri yakin Jiyong akan berada disana.

Sandara menatap satu sosok yang berdiri menyamping. Sosok yang ia kenal, dan sosok wanita yang berada di depannya. Ia menatap kedua sosok itu diam. Seungri yang memesan makanan sedangkan ia yang akan mencari tempat.

Jika ia tahu ini yang akan ia dapatkan, ia lebih memilih memesan makanan dan tidak mengetahui apa yang mereka lakukan. Ia bisa melihat wanita itu berdiri dengan jarak yang cukup dekat, dan prianya seperti tidak keberatan dengan itu. Wanita itu bahkan merapikan rambut prianya, menyentuh pipi dan wajahnya lalu merangkulnya tapi pria itu tetap diam, hanya beberapa kali ia melihat prianya seolah menolak.

Matanya membulat saat wajah pria itu mendekati wajah wanita di depannya. Hell, ini di depan umum dan mereka berciuman? Well, itu tidak akan salah, mereka terlihat cocok dengan umur yang sepadan. Jika ia yang berada di posisi gadis itu, ia tidak yakin itu akan terlihat cocok. Ia lebih cocok menjadi adik kecilnya dibanding pasangannya.

Ia berlari keluar cafe dan kembali ke Seoul dengan menggunakan taksi. Ia memberikan Seungri pesan lewat ponsel barunya mengatakan bahwa ia tidak ingin datang keacara itu. Ia juga mengatakan padanya bahwa ia ingin menyerah.

Ia kembali ke rumah kedua orang tuanya. Ia benar-benar lelah dengan sikap Jiyong yang lebih memilih wanita itu dibanding dirinya. Ia tidak bisa melihat mereka bersama. Ia akan terluka hanya dengan membayangkannya saja. Ia akan tinggal di rumah kedua orang tuanya meskipun keduanya tak ada di negara mereka sekarang.

---WHAT-IS-NEXT---

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang