Seseorang mengguncang tubuhnya, ia terbangun dan membuka matanya, “Oppa” panggil gadis itu, Jiyong tersenyum lalu bangun dengan tangan mengusap matanya yang terasa kesat. “Bisakah kau menemaniku tidur diatas kasur? Aku kesepian” ucap Sandara bermain dengan jarinya di atas pangkuan.
Jiyong tersenyum lalu mengacak rambut Sandara. Ia membawa gadisnya itu ke kasurnya sebelum ikut berbaring disampingnya dan memeluk tubuh mungil itu ke dalam pelukan hangatnya. Sandara tersenyum, mendekati tubuh didepannya dan menghirup kuat wangi tubuh suaminya. Ia sangat merindukan sosok itu tapi egonya terus menang sehingga ia bisa sampai di waktu ini.
“Goodnight baby” bisik Jiyong sebelum mencium kening Sandara, Sandara dengan senyumannya membalas ucapan selamat malam Jiyong dan memeluk tubuh itu lebih erat.
---
“Aaaahhh!!!!” teriakan nyaring itu mengawali hari mereka.
Bug!
Dan satu lagi suara sesuatu yang terjatuh.
“Ahh” rintihan itu datang dari bibir seorang pria yang kini duduk di atas lantai kamar istrinya. “Mengapa kau menendangku baby?” tanya Jiyong kini berdiri lalu duduk dikasur yang tadi ia pakai untuk beristirahat.
“Apa yang kau lakukan? Mengapa kau ada diatas kasur bersamaku? Apakah kau menyelinap masuk dan tidur disampingku? Aku membencimu Kwon!!!! Pergi kau dari kamarku!!! Pergi!!!!!” suara nyaring itu kembali terdengar.
Jiyong hanya menatap istrinya tidak percaya, apa yang baru saja wanitanya itu katakan? Apakah ia benar-benar mendengar itu dari istrinya? Lalu apa yang terjadi tadi malam? Ia sangat tahu bahwa tadi malam ia tidak bermimpi tentang dara yang memintanya untuk tidur bersamanya.
“Kau selalu mencari kesempatan!! Aku bilang keluar!!!! Aku tidak mau kau datang lagi!!!” ucap Sandara keras. Jiyong memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas dalam. Ia membuka matanya dan tersenyum.
“Baiklah aku akan keluar, tapi aku tidak akan-“
“Aku tidak memintamu untuk kembali kemari jadi jangan kembali” ucap Sandara dengan nada sinis. Ia bahkan mendelik kearah pria itu membuat pria itu hanya mendesah pelan. Gadisnya itu benar-benar marah padanya.
“Baiklah aku akan pergi dan tak akan kembali-“
“Kau tak mencintaiku lagi? Apakah ini semua karena that Kiko bitch??!!!!AKU MEMBENCIMU KWON JIYONG!!!! JANGAN PERNAH MENEMUIKU LAGI! AKU MEMBENCIMU!!! AKU AKAN KEMBALI KE MANILA DAN KAU TIDAK DIIZINKAN UNTUK MENGIKUTIKU KARENA AKU MEMBENCIMU!!!”
“Bisakah kau pelankan suaramu? Kau mengganggu mom dan yang lainnya” ucap Jiyong menyimpan telunjuknya di depan bibirnya meminta Sandara mengecilkan volume suaranya.
“INI MULUTKU TERSERAH AKU APA YANG AKAN AKU LAKUKAN PADAKU!!! AKU BILANG KE-LU-AAAARRRR!!!” ucap Sandara lebih keras. Jiyong mendesah lalu mengikuti apa yang diminta istrinya itu.
---
Jiyong membuka pintu kulkas dan mengeluarkan botol air putih lalu menuangkannya digelas. Ia menyimpan gelas itu diatas meja makan menatap lurus kedepan. Apakah ini adalah awal yang bagus untuk mereka?
Ia hanya bisa berharap bahwa ini adalah awal yang baik untuk mereka bisa kembali bersama. Setidaknya semalam ia tidur bersama gadis itu. Memeluk gadis itu dan bisa merasakan kehadiran gadis itu lagi meski harus merasakan sakit dipagi hari.
“Mood seorang ibu hamil memang selalu berubah-ubah. Kau harus bisa menangani itu semua” ucap seseorang, pria itu berbalik dan melihat ibu mertuanya tersenyum hangat kearahnya. Ia tersenyum dan mengangguk “Apa yang gadis itu lakukan padamu?” tanya Nyonya Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
FanficJust like a janus who has two face. Sandara membenci pria itu hingga keujung rambutnya. Sandara mencintainya dengan seluruh hatinya. Sandara Park. 20. Mahasiswi semester 2. Asisten dosen Kwon Jiyong. Dosen musik di Universitasnya. Dosen yang menjadi...