The Man

484 89 38
                                    

Jiyong POV

Ini hari ketiga aku tinggal di Jepang. Dan aku telah merindukan istriku. Menghubunginya lewat telepon tidak cukup, dan bahkan menggunakan video call pun membuatku semakin ingin kembali. Seminar yang dilakukan memang hanya 3 hari, namun aku masih belum bisa kembali karena ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan disini.

Aku mendengar sebuah ketukan saat aku hendak menghubungi Dara, aku membukanya dan tidak melihat siapapun diluar. Hanya sebuah amplop coklat tergeletak di lantai. Aku mengambil dan membawanya masuk. Membukanya setelah aku duduk di sofa.

Mataku membulat melihat beberapa foto yang ada di dalam amplop. Foto Sandara dengan seorang pria. Tanganku meremas kuat foto tersebut. Siapa yang mengirimkan ini padaku? Tiba-tiba ponselku berdering, aku mengambilnya dan melihat nama pemanggil yang tertera di layar yang berkelip.

"Apakah kita akan pergi sekarang?"

Aku bergumam sebelum menjawab pertanyaan itu, "Tunggu aku di lobby, aku akan bersiap sekarang" ucapku, aku kembali melihat foto itu dan mendesah panjang. Aku akan menghubunginya nanti dan meminta penjelasannya. Aku yakin Dara tidak akan berselingkuh di belakangku.

Kami berada di sebuah cafe setelah melihat sebuah pagelaran musik. Kiko Mizuhara. Salah satu model yang kini tengah merambah dunia akting. Salah satu teman masa kuliahku. Ia berada di fakultas seni peran sedangkan aku berada di seni musik. Entah bagaimana hingga kami bisa saling kenal, yang pasti ia ada dalam list pertemananku bersama Songhoo dan Christina.

"Kau memiliki masalah?" tanyanya, aku mengangkat kepalaku lalu menggeleng, ia mengangguk "Bagaimana rasanya menikah? Ahh, berapa lama kalian menikah?" tanyanya lagi, aku menelan minumanku sebelum menjawabnya.

"Menikah... menyenangkan, dan kita sudah 7 tahun pada tahun ini" ia hanya mengangguk mengerti.

"Berapa umurnya sekali lagi?"

"20 di tahun ini"

"Kalian memiliki perbedaan umur yang cukup jauh" ucap Kiko membuatku mengangguk dan bergumam, ia menatapku setelah menyesap kopi didepannya, "Bagaimana bisa kau membuatnya jatuh cinta?" ucapnya,

Aku menatapanya, berfikir sebagai jawaban yang mungkin bisa aku keluarkan. "Apakah kau yakin ia benar-benar mencintaimu? Maksudku, ia masih berumur eum-" ia menghitung jarinya, "12 tahun saat itu dan ia pasti belum mengerti apa itu cinta" ucapannya membuatku berfikir.

Apakah saat itu ia telah mencintaiku? Apakah ia menikahiku karena ia mencintaiku? Aku meminta ia untuk menikahiku bukan secara langsung, melainkan melalui kedua orang tuanya. Aku belum benar-benar bertanya saat itu apakah ia ingin menikah denganku atau tidak.

"Apa yang seorang gadis kecil ketahui selain bermain?" tanyanya, kalimat itu membuatku menatapnya, "Dan lagi, kau yakin cinta kalian akan bertahan lama, maksudku manusia memiliki waktu dimana ia akan bosan bukan? 6 tahun, dan kau telah mengklaimnya sebagai milikmu" ucap Kiko.

Aku menatapnya, apakah Dara merasa bosan sehingga kini ia mencoba dengan yang lain? Apakah ia bosan hidup denganku? Kita baru satu tahun bersama, mana mungkin ia akan bosan padaku. "Kita baru satu tahun bersama, selama 6 tahun kita berada di negara berbeda" ucapku sedikit melakukan pembelaan.

"Terlepas dari itu... perasaan bosan seseorang tidak akan melihat berapa lama kalian bersama, terlebih kalian telah bersama 6 tahun, apakah kau tidak bosan hanya dirinya yang selalu kau hubungi?" aku menatapnya, bingung untuk melakukan pembalaan yang lainnya.

"Apakah kau tidak bosan hanya kembali padanya? Apakah kau yakin ia tak bosan selalu bersamamu?" pertanyaan itu membuatku berfikir, apakah ia mulai bosan denganku? Apakah ia mulai sadar bahwa ia memang tak mencintaiku?

JanusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang