Jiyong POV
Sesuai janji kita beberapa waktu lalu, aku akan mengajaknya makan malam diluar. Kencan kita beberapa waktu lalu masih terngiang. Bagaimana ia bermain dengan Namhyuk. Bagaimana ia menjaga pria kecil itu. Tapi apakah ini adalah waktu yang tepat?
Setelah mendapatkan mobilku, aku menunggunya di area depan. Pintu terbuka, Dara masuk dengan cepat dan menutup pintunya. "Kau siap Mrs. Kwon?" ucapku main-main, ia melirikku dan tersenyum dengan anggukan kepala.
Kami menuju restaurant biasa kami makan siang ataupun makan malam. Kami duduk ditempat yang telah aku pesan saat menunggunya didepan universitas dan memesan makanan, "Dara," panggilku yang ia jawab dengan gumaman, ia menatapku dengan mata bulat menggemaskannya.
"Apa yang terjadi jika kau hamil?" tanyaku, ini adalah kali pertamaku bertanya hal seperti ini padanya. Kami melakukannya beberapa kali dan itu tanpa pengaman. Ia menatapku lama sebelum menjawabnya.
"Eumm... Entahlah, apa yang kau inginkan jika aku hamil?" tanyanya balik, aku menatapnya ragu.
"Aku... Apakah kau akan tetap menyembunyikan hubungan ini?" tanyaku, ia tersenyum hangat. "Kau tahu... Mungkin ini adalah kesalahanku yang memintamu untuk satu Univeristas denganku... Apakah kau akan pindah ke Universitas lain agar kau bisa tetap kuliah dengan hubungan kita yang tak ditutupi?" tanyaku, matanya membulat terkejut.
Aku sadar dengan pertanyaanku, itu cukup terdengar egois bukan, "Apakah ini waktunya aku keluar dari Universitas dan memulai perusahaan Appa?" tanyaku meminta pendapatnya, tatapan terkejutnya berubah menjadi lembut dengan senyum hangat diwajahnya.
"Ini belum saatnya, Oppa. Aku akan menyerahkan semuanya padamu, tapi jika aku boleh memilih, aku ingin tetap berada di universitas, aku tidak ingin berpisah dengan teman-temanku," ucapnya dengan senyum mengagumkan diwajahnya.
"Apakah kau sudah siap dengan adanya anggota keluarga baru?" tanyaku, "Eum... Kita baru satu tahun bersama, apakah kau merasa itu cukup untuk waktu kita berdua?" tanyaku lagi, genggaman tanganku di tangannya mengerat. Apa yang baru saja aku tanyakan? Aku bahkan tahu betul apa jawaban gadis itu.
Dengan adanya Namhyuk saat kita kencan kemarin, itu membuatku sadar bahwa ia menginginkan seorang anak diantara kami dan haruskan aku merelakan profesiku sekarang?
Gadis berumur enam tahun lebih muda didepanku ini masih tersenyum manis. "Jika aku boleh memilih, aku ingin lebih lama berdua bersamamu, tapi jika tuhan telah mengizinkan kita untuk mendapatkan seseorang diantara kita mengapa tidak," ucapnya, "Asalkan bukan seorang wanita yang telah dewasa!"
Aku tertawa ringan mendengar kalimat terakhirnya, "Aku hanya akan mencintaimu Babe, jikapun ada wanita lain dihatiku, aku dapat pastikan itu adalah anak perempuan kita," ucapku, ia tertawa membuatku mengerutkan kening. Apakah ada yang salah dengan perkataanku?
"Kau seperti pria jaman sekarang, itu adalah gombalan lama, kau tahu." ucapnya masih dengan tawa, seorang waitress menghampiri kami dengan makanan yang kami pesan tadi. Aku tidak yakin jawabannya itu benar-benar apa yang ia inginkan atau karena ingin mengalah, aku tahu ia ingin segera memiliki anak tapi ia masih memikirkan posisi kami.
Kami makan malam dengan beberapa candaan yang aku dan Dara keluarkan. sesekali aku akan membersihkan ujung bibirnya yang terkena bekas makanan yang ditanggapi dengan tawa dan kalimat "Lame action", aku hanya menggeleng tidak percaya pada gadis ini.
Setelah selesai makan malam, aku membawanya ke pusat perbelanjaan untuk menemaninya berbelanja. Well, aku tidak yakin kami akan membeli gaun untuk malam perdanaku. Karena kini yang kami lakukan hanya berjalan-jalan. Beberapa kali Dara akan menunjuk toko, meminta kami memasuki toko itu dan melihat barang yang menarik perhatiannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/115226464-288-k751403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Janus
FanficJust like a janus who has two face. Sandara membenci pria itu hingga keujung rambutnya. Sandara mencintainya dengan seluruh hatinya. Sandara Park. 20. Mahasiswi semester 2. Asisten dosen Kwon Jiyong. Dosen musik di Universitasnya. Dosen yang menjadi...