Malam hari
Di rumah
Jam sudah menunjukkan kearah 11. Suara klakson mobil terdengar sampai ke dalam rumah. Itu pertanda Tuan rumah telah pulang. Selasai memasukkan mobil ke garasi, Aldean langsung masuk ke dalam rumah menuju kamar utamanya. Dia mulai membersihkan dirinya kemudian bergegas ke ruang kerjanya seperti sedang menyiapkan sesuatu.
Setelah selaesai dengan pekerjaannya, dia kemudian pergi kearah belakang. Di bukanya pintu Gudang rumah itu untuk mencari seseorang.
TIARA POVHari sudah semakin larut. Ya aku tau Karena aku memiliki jam khusus untuk seorang yang buta sepertiku. Aku raba dan ternyata sudah jam 12 malam.
Aku tidak bisa tidur dikarenakan sudah seharian aku tertidur sebab kondisiku yang kurang sehat tadi. Namun sekarang aku merasa aku sudah agak pulihan.
Aku menutup badanku dari kaki sampai batas leher dengan kain yang diberikan oleh Bi Minah tadi. Aku takut kalau kalau pria itu kembali merasakan tubuhku.
Dengan pendengaran yang tajam, aku mendengar seseorang masuk ke kamarku. Dengan ketakutan aku menutup mataku pura pura tertidur.
" woiii bangun" dari suaranya aku langsung mengenali nya, dia pria itu, aku takut kalau kalau di melakukan hal itu lagi padaku.PLAKKK
"BANGUNNN" dia menamparku lagi, apa tidak bisa dia membangunkanku dengan cara yang lebih baik.
"BANGUNNN" kurasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku, dan kurasakan dia mencengkram pipiku. Lebih baik aku bangun daripada dia nanti lebih marah.
Aku mulai membuka kelopak mataku walaupun itu sama saja saat aku tutup mataku tetap gelap. Aku semakin menarik selimutku dengan kencang agar dia tidak kembali melakukan hal keji itu.
Kurasakan ranjang ini sedikit bergerak, mungkin dia sedang duduk di sana." DUDUK" perintahnya dengan suara yang keras. Kenapa dia menyuruhku duduk?
Aku mengikuti perintahnya.
Aku kemudian duduk dengan tetap memegang selimutku sampai batas leher dan menjaga jarak darinya.
"besok kita nikah" apa? Menikah? Dia gila. Ada apa dengannya? Apa dia ingin bertanggung jawab atas diriku.
Berbagai pertanyaan terus melintas di pikiranku.
Padahal kemaren dia yang kekeuh untuk tidak ingin menikahiku saat dia menikmati tubuhku. Tapi sekarang kok dia berubah. Aku tatap diam tak bergeming.
"iya kita menikah."aku terdiam sejenak." Hello aku bicara padamu." Dia mencengkram pipiku. "heyy kenapa kau diam ?" tanyanya sambil melepas cengkramannya.
"kalo pun aku tolak, itu gak mungkin. Karena kau pasti akan memaksaku. Ada apa?" Tanyaku terus terang dengan nada datar.
"ya kau benar sekali, baru juga seminggu, kau sudah mengenal baik diriku. Aku butuh calon istri secepatnya untuk memperlancar bisnisku. Sebenarnya bukan butuh calon istri, tepatnya hanya butuh status saja." Katanya dengan nada ketus.
"lalu?" tanya ku lebih lanjut.
"lalu setelah kau jadi istriku, jika tidak dibutuhin lagi, aku akan menceraikanmu." Lanjutnya.
Sungguh sadis dirinya.
"apa untungnya bagiku?" tanyaku sembari tetap memegangi selimutku." setelah cerai, kau akan aku lepas." Sepertinya itu hal yang bagus. Di posisiku yang seperti ini, bukankah hal itu menguntungkan ku? Tapi setelah itu aku akan berstatus janda." Setuju?" lanjutnya. Aku hanya mengangguk. Mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceDarkness, itulah kata yang tepat untuk mendiskripsikan hidupku. Aku buta secara fisik, namun tidak hatiku. Instingku selalu mengatakan hal yang benar, itulah kata kakakku. Aku hanyalah seorang gadis buta yang dimanfaatkan seorang pria kejam untuk me...