Hari Minggu
Pagi hari
Hari minggu adalah hari berharga untuk Aldean. Setelah lima hari bekerja dalam sepekan bahkan bisa dikatakan enam hari jika ada hal yang cukup mendesak di setiap Sabtu. Hari Minggu adalah hari me time untuk dirinya dan tidak ada yang bisa mengganggu dirinya yang sedang bersantai.
Menikmati suasana taman belakang rumah melalui kaca pembatas di ruangan ini sudah cukup bagi Aldean untuk mengisi kembali energinya seminggu ke depan.
Latihan pembentukan otot menjadi rutinitasnya setiap hari namun lebih maksimal dilakukannya pada hari Minggu. Itulah sebabnya tubuh tinggi atletisnya tidak didpatkannya dalam waktu yang singkat melainkan sudah bertahun tahun sejak dia masih remaja. Karena tubuh yang sehat merupakan faktor penunjang untuk melakukan pekerjaan dengan optimal menurutnya.
Setelah dirasa cukup, Aldean berhenti dan duduk di kursi ruangan fitness nya sejenak. Keringat jatuh bercucuran dari seluruh permukaan tubuhnya.
Seorang wanita datang dengan membawa nampan di tangan kanannya dan tongkat di tangan kirinya.Sampailah dia di kursi biasa Aldean menunggu.
"Ini jus dan handuknya Mas" wanita itu meraba permukaan tempat nampan akan diletakkan, dan setelahnya dia keluar ruangan. Dia tahu pasti pria itu tidak menginginkan dirinya berlama lama di ruangan tersebut.
Aldean mengambil handuk coklat itu lalu mulai mengelap keringat di tubuhnya. Bukannya Aldean lupa membawa handuk kecilnya, namun setiap hari seperti itu kondisinya. Tiara yang mempersiapkan semua kebutuhan suaminya.
Pria itu menenangkan deru nafasnya akibat pembakaran yang sedang terjadi di tubuhnya saat ini. Setelah sedikit tenang, dia mulai meminum jus buatan wanita itu. Bahkan dia sendiri tidak tahu jus apa itu. Hanya Tiara atau Bibi lah yang tahu. Dia tidak terlalu menanyakan apa ini dan apa itu. Baginya jika sudah disiapkan ya dihabiskan.
Tiba tiba Aldean mengingat bahwa hari ini dia akan ke kediaman Ricky membahas proyek perusahaannya. Dia kemudian bergegas berjalan ke kamar untuk bersiap-siap.
Setelah sampai dan membersihkan diri di kamar mandi, Aldean melihat ke sekeliling kamar. Dia melihat ke arah tempat tidur namun masih belum ada pakaian yang dipersiapkan oleh istrinya. Dimana dia? Pria itu bisa saja mengambil pakaian di lemarinya, hanya saja dia cukup malas mencari cari apalagi melihat susunan pakaian yang begitu padat, membuat dirinya pusing.
Setelah negosiasi dengan dirinya dan melihat jam yang tidak memungkinkan memanggil Tiara ke kamar, akhirnya dia mengambil pakaiannya.Aldean mengambil pakaian kaus press body di posisi tengah dan sebuah celana pendek selutut di posisi agak bawah. Pakaian yang cukup santai menurutnya untuk pergi ke rumah temannya. Cukup sulit mengambilnya untuk tipikal orang yang kurang sabar seperti Aldean. Dan benar saja, susunan pakaian di lemari menjadi berantakan dan beberapa pakaian jatuh ke lantai. Ya sudahlah tinggalkan saja, nanti juga Bibi atau wanita itu bisa membersihkannya.
Setelah melihat pantulan dirinya di cermin, pria itu berjalan dan tiba tiba kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu di lantai. Pria itu penasaran dan mengambilnya. Sebuah amplop, dia meyakini bahwa amplop tersebut tadinya berada diantara selipan baju kemudian ikut terjatuh bersamaan baju baju lainnya. Ketika dibalik posisinya ternyata ada tulisan hasil cek kehamilan dari Rumah Sakit Harapan Bunda.
Hasil cek kehamilan siapa? Aldean bertanya tanya dalam hati. Dia semakin gusar lalu dengan cepat membuka hasil di dalamnya.
Pria itu melihat nama seseorang yang berada di dalam surat untuk memastikan pemilik amplop tersebut.
Tiara Aldean Megara
Wanita yang tidak lain telah menyandang namanya belakangnya selama hampir dua tahun ini. Kemudian dia melanjutkan membaca hasilnya. Hati Aldean semakin tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceDarkness, itulah kata yang tepat untuk mendiskripsikan hidupku. Aku buta secara fisik, namun tidak hatiku. Instingku selalu mengatakan hal yang benar, itulah kata kakakku. Aku hanyalah seorang gadis buta yang dimanfaatkan seorang pria kejam untuk me...