Hai readers ku, kangen bat dah sama kalian 😘😙😙, I am so so so sorry karena telat up nya ya, bukan telat lagi, absen pun ya selama beberapa bulan hehe, tapi dengan tenaga yang luar biasa akhirnya aku up juga deh cerita ini hehehehe, eh ko pict di atas ada tangis2 gitu ya? Ada apa ya sebenarnya? Oke cusss baca ae, kasi komennya ya
Keesokan harinya
Sudah hampir satu setengah hari Aldean masih belum kunjung sadar. Tiara masih sama seperti kemarin duduk di kursi di samping tempat tidur Aldean. Jika bosan dia kembali ke sofa, berdiri lalu kembali duduk di kursi itu.
Dia masih setia menunggu suaminya terbangun.Bi Minah tiba di rumah sakit kemarin sore setelah mendapat kabar dari Pak Ujang. Mendengar bahwa tuannya masuk rumah sakit serta nyonya nya juga ikut serta menjaga di sana, Bi Minah kemudian membawa beberapa pakaian untuk Aldean dan Tiara.
Bi Minah khawatir melihat Tiara yang belum makan sejak kemarin. Sudah berulang kali Bi Minah menyuruhnya makan, namun Tiara menolaknya.
Bi Minah meminta Pak Ujang untuk menjemput dirinya agar diantarkan ke rumah Aldean lalu membawa beberapa makanan dari sana.
"Non Tia, ayo makan, bibi sudah bawa makanan dari rumah, makanan kesukaan Non Tia." Bi Minah memberikan sepiring nasi beserta lauk kesukaannya kepada Tiara.
"Tidak Bi, aku belum lapar." Jawab Tiara. Tiara masih diam sambil setia menggenggam tangan suaminya.
"Ayo dong Non, dimakan, kalau non tidak makan ntar non sakit, kemudian siapa lagi yang akan menjaga Tuan Muda kalau non sakit?" jelas Bi Minah.
"Tidak Bi, Mas Al belum sadar sejak kemarin, dan ini sudah sore hari dia belum juga sadar, bagaimana mungkin aku bisa makan sementara dirinya sedang diragukan kondisinya."
"Makan dong Tiara, kalau kau tidak mau makan demi kesehatanmu, setidaknya lihatlah Aldean, makanlah demi Aldean suamimu" Tiba tiba Ricky memasuki ruangan Aldean.
Tiara terkejut mendengar suara pria, lalu kemudian dia kembali ke posisi ternyamannya seperti tadi.
"Percayalah padaku, dia pasti baik baik saja. Aldean itu kuat. Kau harus percaya bahwa Aldean sehat sehat saja, jangan berfikiran yang tidak tidak" Kini Ricky berdiri di samping Tiara."Sini biar Bibi suapi" Bi Minah mengarahkan sesendok makanan ke arah mulut Tiara. Kemudian Tiara membuka mulutnya. Bi Minah tersenyum.
Setelah selesai menyuapi Tiara makan, Bi Minah dan Ricky berbincang bincang ringan. Ini merupakan kunjungan ketiga Ricky stelah kemarin sore sepulang kerja, dan tadi pagi sebelum berangkat kerja.
Setelah dua jam lebih, Ricky kemudian berpamitan kepada Tiara dan Bi Minah untuk pulang ke rumahnya.
Setelah itu, Tiara tertidur pulas di kursi samping tempat tidur Aldean dengan posisi kepala di tempat tidur menghadap pria itu dan dengan beralaskan tangan suaminya yang bebas dari infus sebagai bantal.
Dini Hari
Aldean POV
Aku tiba tiba terbangun dan melihat sekeliling.
Ruangan apa ini?
Mengapa berbau obat obatan?
Aku benci bau ini.
Aku mencoba mengingat ingat terakhir kali aku sedang apa. Namun semakin aku mencoba mengingat semakin sakit kepala ini rasanya.Aku mencoba menarik nafas dan mengingatnya perlahan. Yah aku telah ingat. Terakhir kali kepala ini berdenyut hebat ketika aku ingin berangkat kerja. Berdenyut sangat hebat. Tidak pernah aku mengalami sakit kepala yang luar biasa pagi itu.
Sebenarnya aku bisa saja tidak berangkat kerja saat itu, ya aku ingin, aku ingin melakukan hal yang dikatakan wanita itu, mengambil cuti saja, kala itu aku tidak biasanya sepakat dengan pendapatnya. Namun lagi dan lagi ada meeting yang sangat penting sehingga aku tidak bisa melewatinya begitu saja. Hal itu menyangkut masalah perusahaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceDarkness, itulah kata yang tepat untuk mendiskripsikan hidupku. Aku buta secara fisik, namun tidak hatiku. Instingku selalu mengatakan hal yang benar, itulah kata kakakku. Aku hanyalah seorang gadis buta yang dimanfaatkan seorang pria kejam untuk me...