Author Pov
Malam Hari
Di kamar mereka yang hanya disinari cahaya remang namun tetap menampilkan kesan elegan, ada seorang wanita yang sejak tadi menunggu kepulangan suaminya.
Tidak biasanya suaminya belum juga tiba pada pukul 9 malam. Mungkin sedang lembur batin wanita itu mencoba berfikiran positif. Namun tetap saja hati dan pikirannya tidak sejalan. Takut sesuatu buruk terjadi pada suaminya membuat dirinya gelisah dan raut cemas terlihat jelas di wajahnya.
Dengan memasang indra pendengaran yang lebih tajam dari biasanya, wanita itu berharap bisa langsung mendengar sosok yang dia tunggu tunggu membuka pintu kamar itu.
Tiara biasanya menunggu kepulangan suaminya di ruang tengah, namun malam ini berbeda, sebab suaminya sudah makan malam dengan client, jadi Tiara memilih langsung menunggu suaminya di kamar.
Ceklek!!!
Mendengar suara knop pintu kamar terbuka seolah menjadi magnet di diri Tiara untuk segera berdiri menyambut seseorang yang datang.
Senyum merekah dari sudut bibirnya setelah mendengar pintu kamar yang terbuka dan meyakini yang datang adalah sosok yang dia tunggu sejak tadi.
"Kamu sudah pulang Mas? mengapa lama sekali pulangnya?" Wanita itu datang menghampiri suaminya dengan wajah khawatir.
Aldean terus berjalan melewati wanita itu, menjatuhkan dirinya di sofa lalu memejamkan matanya. "Ada urusan mendadak di kantor" pria itu masih menutup matanya sambil menenangkan pikirannya.
"Syukurlah, aku kira terjadi sesuatu kepadamu" Tiara mendekat ke arah sofa lalu memberikan segelas air untuk suaminya. "Ini minumnya Mas"
Setelah sedikit tenang, pria itu membuka matanya lalu mulai meminum air itu. Air tersebut habis ditegak olehnya.
Setelah meletakkan gelas kosong itu di atas meja, kini tatapan Aldean jatuh pada wanita yang sedang duduk di depannya. Kedua mata elang itu memperhatikan Tiara dengan teliti. Sebenarnya sejak membuka pintu tadi dia melihat ada yang berbeda dengan wanita itu. Dress navy selutut yang dipenuhi gambar karakter lucu khas anak kecil di bagian depannya ternyata cukup menarik perhatiannya sejak tadi.
"Dress tidur baru?" Tanya Aldean sambil melirik dari atas sampai bawah tubuh Tiara. Rambut Tiara juga menjadi pusat perhatiannya sejak tadi. Tidak biasanya wanita itu mencepol rambut ikalnya ke atas dengan kesan sedikit berantakan. Hal ini membuat leher jenjang Tiara terekspos begitu nyata.
"Iya Mas. Tadi pagi saat belanja di pasar, bibi membelikannya untukku" Tiara tersenyum. "Tidak cocok ya Mas? Kalau kamu tidak suka nanti aku ganti" jelas wanita itu sedikit kaku sambil memilin milin ujung dress tersebut.
"Tidak usah hmmm...lumayan" Aldean masih memperhatikan wanita itu dalam dalam. Ingin dirinya memuji Tiara yang begitu cantik malam hari ini, namun diurungkannya. Tidak penting juga katanya dalam hati.
"Kamu mau mandi Mas?" suara lembut khas Tiara membuyarkan lamunan Aldean yang entah sampai ke mana. Pria itu tersentak lalu mengangguk.
"Hmmm, iya, air hangat" Ujar Aldean.
"Aku siapkan dulu ya" Tiara akhirnya berdiri dan mulai mempersiapkan semua kebutuhan suaminya.
Aldean masih setia memperhatikan Tiara. Seolah tidak ada objek yang lebih menarik dibanding melihat wanita yang dengan cekatan mempersiapkan air dan pakaian untuk suaminya di tengah kondisinya yang bisa dikatakan sulit.
Tidak tahan lagi, Aldean akhirnya berdiri dan berjalan mendekati Tiara. Dia memeluk wanita itu dari belakang dan mengunci gerakannya.
Leher jenjang dan mulus yang sejak tadi jadi incarannya, kini telah dihujani ciuman hangat dari Aldean.Tiara sudah terbiasa mendapati perlakuan seperti itu. Hampir setiap malam sepulang kerja, suaminya melakukan hal itu padanya. Ya wajar saja dia tidak terlalu tegang dan kaku seperti awal awal suaminya melakukannya.
Tiara kemudian melepaskan lengan kekar suaminya yang melingkari pundaknya."Sudah Mas, mandi dulu sana" ujarnya masih mencoba membujuk pria itu supaya lekas mandi.
Ketika memeluk Tiara, Aldean merasakan ada yang berbeda dari tubuh Tiara dan dia mulai menanyakan sesuatu pada wanita itu.
"Kau gemukan ya?" Tanya Aldean ketika menyelesaikan ciumannya.
"Tidak Mas, aku rasa masih seperti biasanya" ujar Tiara. Wanita itu heran, apa benar dia terlihat lebih gemuk? Dia merasa masih sama seperti sebelumnya hanya saja nafsu makannya akhir akhir ini sedikit bertambah.
"Kau masih meminum pil kb nya kan?"
Pertanyaan tiba tiba dari suaminyaa bagaikan petir di siang hari bagi Tiara. Wanita itu spontan berhenti dari kegiatannya menyingkirkan lengan suaminya. Dia sedikit tegang. Apa yang harus dikatakannya pada suaminya itu. Dia bahkan telah melupakan benda itu sejak beberapa bulan lalu. Tepatnya di saat Aldean yang tengah sakit. Dia lupa mengurus semua hal yang berkaitan dengan dirinya dikarenakan pada saat itu dia sedang fokus pada kesembuhan suaminya. Karena pria itulah prioritas utamanya.
Bagaimana ini? Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa dia tidak mengonsumsi pil itu sejak beberapa bulan kebelakangan, apalagi sampai mengatakan bahwa saat ini ada nyawa lain yang sedang bergantung di dirinya.
"Masih Mas" Tiara merasa bersalah mengatakan hal ini, namun kondisi yang memaksanya melakukannya. "Mengapa kamu menanyakan hal itu?" Tiara sangat penasaran tiba tiba pertanyaan itu terlontar dari bibir suaminya.
"Aku mengira kau hamil, tpi sepertinya tidak mungkin jika kau masih rutin minum pil itu" Hati Tiara terasa menghangat, ya dugaan suaminya benar. Ada bagian dari diri Aldean yang sedang tumbuh di rahim Tiara. Bahkan pria itu secara tidak langsung bisa merasakan kehadiran janin ini. Tapi Tiara harus bisa menyembunyikannya.
"Tidak, aku rasa hanya pengaruh baju ini saja Mas" Tiara tersenyum manis menampilkan deretan giginya yang rapi.
Maafkan aku mas, aku membohongimu lagi.
"Boleh aku bertanya satu hal Mas?" Tanya Tiara sedikit takut.
"Hmmm" ucap pria itu.
"Apa yang terjadi jika aku hamil? Tanya wanita itu penasaran.
"Aku tidak akan memberikan jawaban pada hal yang belum terjadi" Tegasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/60558099-288-k291843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceDarkness, itulah kata yang tepat untuk mendiskripsikan hidupku. Aku buta secara fisik, namun tidak hatiku. Instingku selalu mengatakan hal yang benar, itulah kata kakakku. Aku hanyalah seorang gadis buta yang dimanfaatkan seorang pria kejam untuk me...