Author POV
Pagi Hari
Tiara terbangun dari tidurnya. Dia sedikit terkejut mendapati dirinya tertidur di sofa. Wanita itu mencoba mengingat mengapa dia ada di sini, mengapa tidak di kamar. Dan ingatan itu datang bahwa dia sedang menunggu suaminya bekerja kemarin malam sampai tidak sadar tertidur pulas di sofa. Namun mengapa ada bantal dan selimut di tubuhnya? Siapa yang memberikannya? Suaminya kah? Sepertinya tidak mungkin.
Ketika hendak bangun, Tiara merasakan sesuatu di dalam genggaman tangannya. Sesuatu yang hangat. Perlahan dia ketahui bahwa sesuatu itu adalah tangan Aldean. Ternyata, dia semalaman menggenggam tangan suaminya.
Tangan hangat nan kekar ini, Tiara memikirkan sesuatu. Tangan yang telah memberikannya nafkah setelah ditinggal kakaknya, namun tangan yang juga memberikan kepedihan dan kesedihan. Tiara tersenyum kaku dan mengelus tangan itu lagi. Ternyata Aldean juga ikut tertidur di sofa bersamanya. Ingin dia segera bangun dan berkemas namun tidak rela melepas tangan itu.
Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana suaminya akan pergi ke luar kota selama 3 bulan. Sangat sulit bagi Tiara menerimanya, namun hal itu adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh pimpinan perusahaan.
Mulai besok, dia tidak akan mendapatkan momen seperti ini lagi setiap pagi. Dia harus bisa menjalani 3 bulan tanpa suaminya.
Tiara bangun dan mulai melipat selimut beserta bantalnya. Setelah selesai, dia menepuk pelan lengan Aldean untuk membangunkan pria itu.
"Mas, bangun yuk... sudah pagi" Tiara meraba tubuh suaminya, ternyata pria itu tidur meringkuk tanpa menggunakan selimut.
"Hmmm" Aldean mengerjapkan matanya. "Ini hari Minggu, aku masih mengantuk" sedetik kemudian pria itu kembali terlelap.
"Ya sudah, kamu lanjutkan tidur kamu ya, aku ke bawah dulu" Tiara teringat kemarin Aldean berkata bahwa dia akan pergi sore hari, jadi tidak masalah jika suaminya melanjutkan tidurnya pagi ini.
Tiara mengambil selimut yang sudah dilipatnya tadi kemudian membentangkannya ke seluruh tubuh Aldean. Suaminya semakin terlelap dalam tidurnya.
Rasa keinginan yang cukup besar muncul dari dalam diri Tiara. Ingin rasanya dia mencium wajah suaminya, karena hari ini adalah hari terakhir dia bersama pria itu.
Ragu, ingin, sayang, takut bercampur aduk pada dirinya saat ini.
'Ragu' untuk menyentuh suaminya.
Namun 'keinginan' yang cukup besar untuk menciumnya pada saat saat terakhir.
'Sayang' yang teramat dalam pada sosok pria di hadapannya.
Sekaligus sangat 'takut' jika suaminya terbangun karenanya.
Akhirnya dengan tekat yang kuat Tiara memberanikan diri. Wanita itu kini telah bersimpuh duduk di samping sofa menghadap suaminya. Dengan tangan sedikit gemetar dia mulai meraba tubuh Aldean. Sampailah tangan itu di area wajah Aldean. Tangan kanan Tiara kini berada di rahang pria itu menangkup wajah polos yang sedang tertidur pulas.
Semoga suamiku tidak terbangun
kata hati TiaraTiara mengelus pipi suaminya halus lalu mulai mendekatkan wajahnya. Ciuman hangat dan dalam telah jatuh di kening pria itu. Air mata perpisahan jatuh bersamaan kala wanita itu mengecup lembut kening suaminya.
"Hati hati ya kamu Mas di sana, jaga diri baik baik" Tiara mengelus pipi suaminya.
Kata kata perpisahan hanya mampu diucapkan wanita itu kala suaminya sedang tertidur lelap. Karena hal itu tidak mungkin dilakukannnya saat suaminya terjaga. Meski sedang terlelap, Tiara yakin kata kata tersebut tetap tersampaikan ke alam bawah sadar suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceDarkness, itulah kata yang tepat untuk mendiskripsikan hidupku. Aku buta secara fisik, namun tidak hatiku. Instingku selalu mengatakan hal yang benar, itulah kata kakakku. Aku hanyalah seorang gadis buta yang dimanfaatkan seorang pria kejam untuk me...