* MY AUTISM BOY _CHAPTER '05 *

442 54 14
                                    

MY AUTISM BOY 05

Cast: Park Chanyeol & Park Jiyeon
Other Cast : keluarga Chanyeol (fiksi)
Keluarga Baekhyun (fiksi)
Cameo: warga desa

# 10tahun kemudian tahun 2006.

****
Pagi yang begitu cerah dengan langit yang biru dengan awan putih lembut yang di lengkapi dengan hangat nya sinar matahari, kicauan burung yang menambah suasana pagi menjadi lebih bersemangat,. Pepohonan yang tinggi dan rindang dan angin yang berhembus lembut membuat ranting ranting bergoyang indah menambah keasrian pemandangan.
Rumah kayu sederhana dengan halaman yang penuh dengan permainan anak-anak layaknya Playground di kota kota besar, rumah yang terlihat begitu tenang dan nyaman di bawah kaki pegunungan yang masih sangat asri dan bersih udaranya.
" Chan-ah.... Chan-ah !!..." Panggil seorang ibu pada anaknya yang hampir terdengar hingga atas awan.
" Chanyeol-ah...!! Chanyeol-ah..!!" Sang ibu kembali memanggil ya.
" Neeh " Jawab lembut sang anak kepada ibunya dari balik pintu kayu kamar.
Seorang anak laki-laki yang berusia 14 tahun  yang  mulai beranjak remaja dengan bertubuh besar dan tinggi, mata yang bulat nan indah dengan kacamata bundar yang menghiasi mata.
Berpakaian rapi dengan seragam SD yang masih melekat di tubuh nya, dasi dan topi pun tak pernah ia lupakan dalam berseragam sekolah.
-+ Seragam  SD masih melekat di anak usia 14tahun?, apa ini benar? +-. Sepintas mungkin ini pertanyaan yang ada di benak kalian. Tapi ini benar-benar ada, karena anak ini adalah CHANYEOL anak istimewa dari keluarga PARK.
Seperti biasa  Chan sarapan , makan siang serta makan malam  hanya   mau duduk di kursi yang selama  10 tahun ini ia duduki, Chan tak pernah berpindah tempat dari kursi lain selain kursi kebesaran miliknya. Tangan lembut nya mencoba mengambil nasi dengan sumpit , dan sang ibu hanya memerhatikan segala aktivitas yang anaknya lakukan.
" Yeeay..!!!Chan sudah pandai mengambil nasi dengan sumpit" seru sang ibu yang begitu gembira saat melihat anak nya mengambil nasi dengan sumpit.
" Chan-ah..Kau sudah pandai memakai sumpit, kau tidak perlu memakai sendok lagi untuk mengambil nasi dari mangkok mu, em" sambung sang ibu.
Namun tak ada respon yang bagus dari Chan untuk ibunya. Nyonya Park harus menelan kekecewaan seperti biasanya dengan senyum kecil di wajah.
"Sudah selesai makan, saatnya kesekolah, sudah selesai makan saatnya kesekolah !!" Seru Chan, memBeo  saat makanan yang di mangkuk nya telah habis tak tersisa.
"Eum" jawab Nyonya Park.

Seperti biasa Chan berjalan melewati Playground yang berada di depan rumahnya, ia harus berjalan melewati prosotan, ayunan dan bergelantungan terlebih dahulu, kebiasaan itu pun sudah menjadi bagian dari rutinitas perjalanan Chan menuju sekolahnya, tak hanya di situ Chan hanya mau berjalan di  bagian yang  paling tepi, serta tak lupa untuk selalu memetik bunga di tempat yang sama, dan meletakkannya di depan sekolah. Rutinitas yang  CHANYEOL lakukan terbilang masih sangat aneh bagi orang-orang normal ,. Benar memang sangat lah aneh, namun Nyonya Park belum berhasil menghilangkan nya dari Chan. Karena sangat jelas itu tidak lah baik bagi orang-orang biasa.
Nyonya Park berusaha dengan keras untuk menghilangkan kebiasaan kebiasaan itu dari Chan, namun itu tidak lah mudah karena hal itu sudah chan lakukan sejak pindah di desa bersama ibunya. Sesekali Nyonya Park mengganti rute perjalanan pulang dan pergi Chan kesekolah, namun apa yang terjadi,  Chan pun tantrum ( mengamuk )  sejadi-jadinya, Chan menangis dan berteriak hingga ia pun berguling di jalanan yang penuh dengan krikil dan tidak mau berjalan. Di saat seperti itu Nyonya Park mencoba membujuk Chan agar mau berganti rute, dan mencoba menggandeng tangan kecil Chan, namun Chan menggigit tangan sang ibu sebagai bentuk penolakan, benar saat itu Chan pun masih belum mampu untuk berkomunikasi.  Sang ibu yang tak pernah menyerah untuk mendidik dan mengajar kan Chan agar menjadi orang yang layak untuk ayahnya,. Dari sedikit bekal  ilmu yang Nyonya Park pelajari saat masih di Seoul, ia gunakan dengan baik untuk mengajar kan Chan karena di desa masih banyak yang belum mengetahui tentang Autisme. Awal yang begitu berat saat Nyonya Park berpindah di sebuah desa di pegunungan, tak ada satu pun yang ia kenal di desa, bisa di bilang Nyonya Park begitu nekat untuk pindah ke sana, bahkan ia tak memiliki ponsel.
Untuk mengantisipasi Chan kembali menghilang seperti saat di Seoul, begitu  ia sampai di desa , ia segera menuju rumah kepala desa, dan menjelaskan segala kondisi yang terjadi pada Chan,. Nyonya Park pun merasa sedikit tenang karena warga desa yang begitu ramah dan baik, serta bisa menerima keadaan chan yang istimewa. Nyonya Park pun tak segan untuk meminta bantuan pada warga untuk membuatkan Playground di halaman rumah kayu milik nya. Dengan senang hati warga pun membantu nya, karena dengan adanya Playground di tempat Nyonya Park, anak anak mereka pun ikut bermain di Playground. Kedatangan Nyonya Park di desa itu, membawa angin segar bagi warga desa, suasana menjadi lebih ramai bahkan saat malam datang yang biasa nya terasa sepi kini menjadi ramai karena banyak orang-orang yang keluar untuk duduk dan bermain di Playground di halaman rumah Nyonya Park. '
' Tidak lah mudah tinggal di desa, '
Itulah yang di rasakan Nyonya Park, jauh dari mesin ATM, jauh dari kantor pos, untuk mengirimkan surat pada anak sulung  sesuai janji Nyonya Park pada sang anak. Membuat Nyonya Park harus pergi ke kota untuk mengambil uang untuk bertahan hidup bersama anak nya.
Sepuluh tahun Nyonya Park berada di desa, waktu yang cukup lama untuk seorang istri dan ibu yang meninggal kan suami dan anaknya. Namun di sepuluh tahun itu pula Nyonya Park berhasil membuat Chan mampu berkomunikasi walaupun masih di dibilang sangat sulit. Chanyeol kini sudah berusia 14 tahun, ia sudah mampu Untuk mandiri ( Makan, mandi , berpakaian, merapikan buku-buku, merapikan maninan, ) ia sudah mampu melakukan nya sendiri tanpa bantuan. Untuk anak istimewa seperti CHANYEOL hal seperti itu sangatlah luar biasa, hanya sajah Chan masih sering tantrum ( mengamuk )dengan hal baru.
Serta Udara yang bersih di pedesaan Sangat membantu untuk tumbuh kembang Chan menjadi lebih baik.
Chanyeol anak yang paling cerdas di antara teman-teman sekelasnya, karna Chan memiliki IQ yang cukup tinggi yaitu 200, namun sang ibu masih tidak mengizinkan untuk naik kelas,  meskipun Chan begitu cerdas, namun dengan kondisi Chan yang seperti ini nyonya Park memutuskan untuk lebih lama tinggal di sekolah Dasar (SD) oleh karena itu di usia Chan yang sudah 14tahun ia masih tinggal di Sekolah Dasar.  Bukan tanpa alasan Nyonya Park menetapkan Chan di sekolah dasar lebih lama.
Selain mencegah prasangka buruk dari orang tua murid lainnya karena Chan istimewa, juga untuk mematangkan Chan untuk melangkah ke jenjang sekolah selanjutnya. Bagi sang ibu lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali,  dan bahkan tidak mampu untuk mengikuti pelajaran yang lebih sulit lagi, karena semakin tinggi tingkat sekolah semakin sulit pula pelajaran yang akan di terima nya. Oleh sebab itu Nyonya Park membiarkan Chan untuk lebih lama tinggal di sekolah dasar.

My AUTISM BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang