" My Autism Boy-22 "

253 35 8
                                    


Selamat malam semuanya.... kemaren pada ke-acara meet and great nya LISA gak niiih?? Kalo enggak ternyata sama dong yaah kaya saya, hehehe.. karena gak punya undangan nya juga di hari kerja juga. Jadi gak akan mungkin cuti demi MnG , karena menurut saya pekerjaan saya jauh lebih penting . Oleh karena itu juga saya susah untuk on time update FF saya ini. Saya sangat berterima kasih dan amat bersyukur karena kalian masih setia menunggu dan membaca tulisan saya ini meskipun mungkin tulisan saya tak sebanding bagus nya dengan tulisan tulisan yang kalian ikuti,namun saya sangat senang menulis cerita ini, karena saya juga memiliki anggota keluarga yang penyandang Autisme juga. Saya terus dan terus meminta kritik dan saran dari kalian semua para pembaca setia agar selalu menunjukkan kesalahan kesalahan saya dalam belajar menulis,agar saya dapat lebih baik lagi untuk mengoreksi segala kesalahannya. Terima kasih semuanya.. selamat malam dan selamat beristirahat 😇😇😇








                My Autism Boy "22"

Cast: Park Chanyeol, Park Jiyeon, Byun Baekhyun
Other cast: Chanyeol's family, Jiyeon's family , Baekhyun's family  [ fiksi ]
Author: Lee Syla

•••
Deru suara mesin pesawat yang mulai mendarat, udara sejuk dengan hangat nya sinar matahari di sore hari . Cuaca yang begitu cerah seolah menyambut kembalinya Jiyeon dengan gembira, Jiyeon tersenyum kecil  dengan hati yang sangat bahagia melihat kembali pemandangan di negara sendiri dari jendela kaca pesawat yang mulai turun ke landasan. Sudah lama jiyeon tak merasakan udara tanah air . Dengan berani dan untuk pertama kalinya jiyeon pergi sendirian untuk melakukan perjalanan keluar negeri,.
' sesat lagi pesawat akan mendarat di bandara internasional Incheon Seoul ' Suara pramugari mengingatkan seluruh penumpang pesawat, pramugari yang lainnya pun sibuk kepada para penumpang lainnya, ada yang berusaha untuk membangunkan, ada juga yang membantu para penumpang lansia, dan kegiatan di akhir perjalanan di dalam pesawat.
Roda bergulir mengeluarkan  suara yang amat merdu dari putaran putaran roda koper besar yang di tarik oleh jiyeon yang mengenakan atasan putih polos yang tampak longgar di tubuh jiyeon dan jeans hitam yang sangat ketat. Kacamata hitam menghiasi wajah oval nya, dengan rambut yang berwarna hitam kecoklatan rambut bergelombangnya  di gerai dan terurai terkena hembusan angin membuat Jiyeon tampak seperti turis asing yang sedang berlibur di Korea.
" Jiyeon-ah !!" Seru Ahyeon dari pintu penjemputan . Dengan senyumnya yang indah, jiyeon berjalan menghampiri Ahyeon yang sedang berdiri dan terus menerus memanggil nya. Tingkah Ahyeon yang begitu antusias menyambut Jiyeon dan sedikit membuat malu jiyeon, dengan langkah yang cepat jiyeon menghampiri Ahyeon dan segera menarik dari kerumunan orang-orang yang masih berdiri di sana. Wajah jiyeon memerah karena malu, begitu banyak yang memperhatikan mereka karena tingkah Ahyeon yang cukup mengundang perhatian banyak orang .
" Ahyeon-ah.hentikan !" protes jiyeon
" Kenapa? Apa kau malu?" Ujar Ahyeon
" Tentu saja, kau bertingkah seperti ini di bandara bagaimana mungkin aku tidak malu" bisik jiyeon.
" Aku memang sengaja membuat mu malu.. Wee.." jawab Ahyeon menggoda.
"Hey , Ahyeon !!" Triak jiyeon , membuat beberapa yang melintas di sekitar mereka terkejut dan menghentikan langkahnya serta menoleh kearah dua gadis itu.
" Maafkan aku, maafkan aku"  ujar jiyeon dengan senyuman kepada seluruh orang
" Hey park jiyeon ! Kau yang malah membuat ku malu " kata Ahyeon .
" Ini gara-gara kau " balas jiyeon
" Aku hanya terlalu gembira menyambut mu pulang, kau tahu? Betapa bahagianya aku mendengar kau akan pindah ke sini dan berkuliah di tempat yang sama dengan ku? Aku hampir gila karena merasa bahagia " kata Ahyeon yang terus cengengesan.
" Sebegitu nya kah ?" Tanya Jiyeon
" Tentu saja!!"
" Tapi Jiyeon-ah, mengapa kau malah menyuruh ku menjemput mu? Bukankah nenek dan kakek mu sudah di Seoul,?  Mengapa kau tak memberi tahu mereka? Pasti mereka sangat merindukan mu juga " ujar Ahyeon. " Mereka pasti lelah setelah membersihkan rumah kami, jadi aku tak memberi tahu mereka kalau aku sampai hari ini, oleh karena itu aku meminta mu menjemput ku" jawab jiyeon " aaah...Aku merindukan sup kimchi tahu buatan nenek, dan juga ubi bakar nya. Aku sangat menyukainya waktu tinggal di desa" sambung jiyeon.
Ahyeon dan jiyeon berjalan keluar bandara sambil berbincang-bincang, saling menanyakan kabar hingga bercerita tentang hal yang tak penting di dalam mobil Ahyeon. Mereka tertawa terbahak-bahak bercanda melepaskan lelah  dan rindu mereka , bahkan tak memperdulikan seorang supir yang berada di depan mereka. Dalam perjalanan mereka menuju rumah jiyeon, mereka mengenang kembali masa masa kecil mereka. Ahyeon mengajak jiyeon mengunjungi taman di mana mereka sering datang bersama sepulang sekolah, melewati SD saat mereka bersekolah  dulu dan   TK mereka. Jiyeon memandangi semua tempat di mana Jiyeon dan ahyeon bermain main, memandangi dengan seksama dan penuh kerinduan  dari jendela mobil Ahyeon yang terus melaju pelan sesuai instruksi ahyeon. Tatapan nya mulai menjadi sendu saat jiyeon melihat Playground taman kota dengan prosotan, ayunan dan jungkat-jungkit nya, jiyeon terfokus pada ayunan dimana jiyeon pernah duduk bersama Chanyeol di halaman rumah nyonya park di puncak gunung. Jiyeon terus teringat saat ia duduk bersama nyonya park, serta mengingat saat saat terakhir berjumpa dengan Chan dan ibunya. Ingat akan janji nya yang akan menemukan Chanyeol ketika dewasa nanti dengan bandul kunci buatannya sendiri,. Tak ada petunjuk lain, hanya gantungan kunci itu  yang akan membuat jiyeon bertemu dengan cinta pertamanya. Cinta gadis SD yang ceria dari Seoul kepada seorang kakak kelasnya yang penyandang Autisme. Janji cinta nya pada Chanyeol dulu masih di pegang teguh, cinta yang dulu belum pernah berubah untuk Chanyeol. Air mata tiba-tiba menetes tanpa disadari jiyeon, jiyeon yang terbawa suasana oleh ingatannya akan janji nya membuat jiyeon merasa gembira sekaligus sedih, sedih dan merasa takut kalau nantinya cinta pertama nya tak mengingat nya dengan baik, takut kalau Chanyeol tak menyimpan gantungan kunci itu dengan baik , petunjuk juga kunci untuk menemukan Chanyeol, itulah yang membuat air matanya mengalir .  Jiyeon merasa ragu akan Chanyeol tentang dirinya walaupun Jiyeon sangat merasa yakin dengan memori Chanyeol yang begitu istimewa.
" Jiyeon-ah .. kau menangis? " Kata ahyeon yang menyadari air mata jiyeon mengalir.
" Eum, " jawab singkat Jiyeon
" Kenapa?" Ahyeon kembali bertanya karena merasa cemas akan teman nya
" Aku takut ahyeon-ah, aku takut dia tak mengingat ku meskipun aku menemukan nya" Jiyeon menjawab ahyeon dengan nada lirih dan terus menatap ke jendela mobil. Jiyeon menghindari kontak mata dengan ahyeon yang sedang mencemaskan nya.
Ahyeon hanya menatap Jiyeon yang terus menatap jendela dan menahan tangisnya sebisa mungkin, ahyeon bahkan tak berani untuk bertanya lagi pada Jiyeon yang mungkin sedang merindukan Chanyeol meskipun ahyeon bahkan tak pernah tahu siapa Chanyeol itu.

My AUTISM BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang