안녕 요러분....
Maaf yaah ngepost Nya lama bangettt... soalnya lagi sering lembur biar dapet uang tambahan supaya bisa buat nonton konser Nya oppa oppa eksoh, elyxion Jakarta #gananya .
Oya tenang teman kritik Dan saran kalian masih Dan selalu Saya harapkan,. Dan terima kasih sudah mau setia nunggu TULISAN GAJE Saya ini.
Selamat membaca Dan selamat Akhir pekan 😇😇😇"My Autism Boy chapter 12"
Tittle : My Autism Boy
Cast: Park Chanyeol, Park Jiyeon , Byun Baekhyun
Other cast: Chanyeol's family , Baekhyun's family ( fiksi )
Author: Lee syla***
#seoul
Waktu menunjukkan pukul 02 pagi dini hari, tuan park dan nyonya Byun masih setia menunggu Yura di ruang keluarga. Sebagai ayah yang memiliki Putri yang mulai dewasa ia pun merasa cemas pada Yura, terlebih lagi Yura telah mematikan ponsel miliknya sejak Yura berangkat menuju Busan yang membuat nya tidak dapat di hubungi., Yura hanya ingin menikmati masa rindu nya pada ibu dan adiknya, itulah alasan Yura mematikan ponsel nya. Dan di tempat lain tuan Byun dan juga Baekhyun tidak dapat tidur karena tak kalah mencemaskan Yura yang belum kembali dari pertemuan nya dengan nyonya Park.
Wajah masam Yura yang di bawa pulang ke rumah, seolah bukan wajah seseorang yang habis selesai melepas rindu. Yura sampai di rumah pukul 03:30 pagi dengan kepala tertunduk dan wajah yang tidak seperti saat ia akan berangkat ke Busan. Benar, selama perjalanan Busan menuju Seoul Yura terus-menerus memikirkan apa yang sang ibu katakan padanya sebelum perpisahan nya 'lagi'. Sungguh perpisahan yang benar-benar tidak di inginkan lagi bagi Yura. Yura berharap akan ikut bersama ibunya, atau paling tidak mengetahui tempat tinggalnya. Namun yang terjadi justru fakta bahwa ibunya sengaja bersembunyi untuk menghindari sang ayah yang ingin menyembunyikan Chanyeol dari dunia. Fakta yang begitu menyakitkan bagi seorang putri dan seorang kakak yang memiliki keluarga penyandang Autisme. Lagi, hati Yura hancur, Yura memasuki rumah dengan air mata yang terus mengalir melewati pipi tirus nya.
" Yura-ah..!!" Panggil sang bibi yang melihat Yura melintas berjalan menuju kamarnya.
Sang bibi segera berlari menuju Yura yang terlihat sangat buruk, perasaan sang bibi yang peka terhadap keponakan perempuan nya, terlihat jelas dari mata nyonya Byun yang mulai berkaca saat menatap Yura.
" Kau mampir ke mana saja? Kenapa baru sampai. Kau bilang pukul 10 akan sampai ke rumah. Kenapa kau pulang dengan sangat terlambat, eoh?!" Kata sang bibi yang sangat mencemaskan Yura.
Namun Yura tak menjawab pertanyaan sang bibi, Yura hanya menatap ke ruang keluarga dan melihat sang ayah yang tengah duduk di sofa yang juga mencemaskan dirinya.
Yura menatap sang ayah dengan mata yang berkaca-kaca dan wajah yang memerah menahan amarah seolah ingin mengumpat pada ayah nya sendiri.
"Yura-ah, kau kemana saja? Kenapa tidak menjawab bibi eoh? Semua orang mencemaskan mu, bahkan ayah mu tidak dapat tidur karena mencemaskan mu" kata sang bibi mengulang pertanyaan yang sama.
" Apa benar ayah mencemaskan ku?, Bagaimana bisa dia mencemaskan ku sedangkan dia tak pernah mencemaskan putranya yang autis" jawab Yura dengan tatapan penuh amarah
" Apah!!" Kejut tuan Park dan nyonya Byun.
" Apa bibi yakin ayah mencemaskan ku? Eoh? Bahkan dia tidak begitu senang dengan anak perempuan bagaimana bisa aku percaya dia mencemaskan ku" kata Yura, yang membuat tuan Park beranjak dari tempat, dan menghampiri yura. Nyonya Byun pun terkejut dan terpaku mendengar ucapan Yura yang begitu berbeda dari sifat Yura.
" Apa kau habis bertemu ibu? Dimana kau bertemu dengan nya? Di mana di tinggal? HAH !!" kata tuan Park yang begitu kesal.
" Apah ? Dia ? Hanya dia ? kau hanya peduli dengan ibu, kau tidak bertanya tentang putramu?" Ujar Yura sinis
" Benar, aku bertemu dengan dia, tidak! Aku bertemu mereka, tapi sayang nya aku tidak tau di mana MEREKA tinggal.! " sambung Yura yang semakin kesal pada ayah nya.
Suasana keruh, ucapan Yura yang kencang pada ayah nya membuat semua orang keluar dari kamarnya, menghampiri suara itu berasal.
" Apa !! Kau berteriak pada ayah mu?, apa ini yang ibumu ajarkan tadi hah!!" Kata tuan Park.
" Jawab ayah di mana ibumu tinggal !" Sambung tuan Park yang menurunkan nada ucapan dan mencoba menenangkan suasana.
" Ibumu lagi, kau benar-benar hanya peduli pada istri mu. Tapi aku sungguh tidak tahu mereka tinggal, meskipun aku tau aku tidak akan pernah memberi tahu dimana tempatnya" jawaban Yura , benar-benar membuat ayahnya kembali kesal.
" PARK YURAA!!!" triak tuan Park
" Yah, aku Park Yura, aku Putri mu ayah, aku juga memiliki adik kandung bernama Park Chanyeol, dan fakta bahwa dia juga darah daging mu . Tapi mengapa aku merasa begitu kesal mengingat bahwa aku Putri mu " jawab lirih Yura, air mata tak terhenti lagi ,hati yang hancur seolah tak dapat pulih.
" Yura-ah. Sudah!! Masuk ke kamar mu, kau pasti lelah. Oleh karena itu kau berkata seperti ini pada ayahmu" ujar nyonya Byun, melerai keduanya yang semakin keruh.
" Bagaimana bisa kau berkata kurang ajar pada ayahmu hah!" Ujar tuan Byun.
" Ayaah.. Chanyeol juga anakmu, tak mengapa kau tidak terlalu menganggap aku Putri dari penerus keluarga 'PARK' karena aku seorang perempuan. Aku juga tau kau tidak begitu menginginkan seorang anak 'perempuan' , tapi aku mohon jangan kau perlakukan itu juga pada adikku, yang membuat ku marah padamu bahwa kau ingin menyembunyikan Chanyeol ke panti Autisme, itu membuat ku marah, bagaimana bisa seorang ayah melakukan itu pada anaknya sendiri" ujar Yura yang begitu putus asa di hati.
" Kau ingin membuang Chanyeol dari keluarga nya, kau begitu malu pada rekan kantor, dan teman-teman karena memiliki anak penyandang Autisme, oleh karena itu kau ingin Chanyeol di taruh di panti Autisme untuk menyembunyikan nya." Lanjut Yura.
" Bukan itu maksud ayah menempatkan Chanyeol ke panti Autisme, tapi agar Chanyeol tumbuh lebih baik karena disana banyak guru terapis dan perawat yang sangat handal, dan juga agar ibumu tidak terlalu lelah karena merawat Chanyeol " jelas tuan Park.
" Kau tau, begitu berat mengetahui bahwa Chanyeol menyandang Autis, begitu sulit untuk memperkenalkan Chanyeol ke seluruh staf dan rekan bisnis jika Chanyeol tidak dididik dari awal, dan perusahaan sangat bergantung pada kemampuan dan kondisi Chanyeol, perusahaan di pertaruhkan. Oleh karena itu ayah memutuskan membawa Chanyeol ke panti Autisme" sambung tuan Park.
" Benar kan, karena kau begitu malu padanya, karena memiliki anak penyandang Autisme. Ayaah... Apakah Chanyeol ingin dilahirkan sebagai penyandang autis? Tidak ayah!! Tidak! Chanyeol pun tidak mau dilahirkan Autis. Bagaimana bisa dirimu di sebut seorang Ayah? Kau bahkan tega memisahkan nya dari keluarga nya. Kau bukan seorang manusia, KAU TIDAK PANTAS DI SEBUT AYAH!!" Jawab Yura
' PLAAKKK!! ' / " OPPA!!!" Triak nyonya Byun
Jawaban Yura dengan teriakan yang penuh amarah di iringi tamparan yang begitu keras dari sang ayah, Yura terjatuh tersungkur di lantai. Pipi nya begitu merah, semua orang yang menyaksikan hanya tertegun dan terkejut melihat tuan Park begitu marah bahkan sampai menampar Putri nya sendiri, membuat siapapun tidak berani mencampuri bahkan melerai mereka.
Mata Baekhyun mulai meneteskan air mata, menyaksikan Yura yang terjatuh, namun tak tau apa yang ia lakukan untuk kakaknya. Begitu pun dengan tuan Byun yang tak sanggup melihatnya ia beranjak meninggalkan lokasi.
" Oppa..Kau menampar Putri mu hah!" Kata nyonya Byun yang begitu terkejut melihat Yura di tampar ayah nya, mata nyonya Byun mulai menitikkan air mata melihat Yura yang masih tersungkur di lantai.
" Yura bangunlah!!" Ajak nyonya Byun sambil membangun kan Yura yang masih menangis kesakitan.
" Mungkin ini lebih baik, jika Chanyeol dan ibu ada disini. Setidaknya ini akan mengingatkan ku bahwa Chanyeol memiliki ayah yang hanya memikirkan dirinya sendiri" ujar Yura sebelum meninggalkan ruang keluarga.
Nyonya Byun menggandeng Yura berjalan menuju kamarnya, dengan tatapan penuh amarah kepada sang kakak yang begitu mengejutkan nya.
#pukul 06:30 pagi
Suasana ruang makan begitu sepi, menu sarapan sudah tertata rapi di atas meja. Belum ada siapa pun yang datang menuju meja makan seperti biasanya.
Bahkan seluruh asisten rumah tangga pun begitu bingung dengan suasana rumah yang semakin sunyi. Tempat tinggal para asisten memang berada di belakang rumah besar, oleh karenanya seluruh asisten tidak ada yang mengetahui keadaan yang terjadi.
' cekrek '
Tuan Park keluar dari kamarnya dan segera menuju ruang makan untuk sarapan. Dengan wajah yang tidak merasa terkejut tuan Park tetap bersikap seperti biasa, ia meletakkan jas nya di punggung kursi dan duduk dengan biasanya. Seolah sudah mengetahui hal ini akan terjadi, ia memang sengaja memperlambat jam sarapan pagi bersama yang biasa nya meraka lakukan pukul 06:15 sebelum melakukan aktivitas masing-masing, begitu selesai sarapan tuan Park pun pergi ke kantor seperti biasa. Namun yang berbeda, tuan Park tidak berpamitan pada siapapun,. Keadaan rumah terasa begitu kosong, tuan Byun yang memang sudah berangkat lebih pagi dari biasanya bersama dengan Baekhyun tanpa sarapan terlebih dulu. Nyonya Byun yang belum menampakkan diri nya keluar kamar tanpa mengetahui apa yg terjadi di luar kamar saat ini, sunyi dan sepi.
Dengan mengenakan pakaian rumah biasa, nyonya Byun keluar kamar dan sarapan sendirian seperti yang tuan Park lakukan tadi pagi.
" Nyonya.. Kenapa begitu sepi, dan terasa sangat canggung ?" Tanya salah satu asisten yang menuangkan minuman di gelas nyonya Byun
" Tentu saja sangat sepi, tadi malam terjadi perang besar. " Jawab nyonya Byun menjelaskan
" Oya..Apa Yura masih di kamarnya??" Tanya balik nyonya Byun
" Dia sudah berangkat sebelum tuan Byun dan tuan muda Baekhyun berangkat" jawab sang asisten
" Apa dia sudah sarapan sebelum berangkat?" Ujar nyonya Byun
" Nona Yura tidak sarapan, tapi dia membawa makanan di kotak makan, " jawab sang asisten
" Apa makanan yang Yura bawa banyak ?" Nyonya Byun kembali bertanya
" Cukup banyak , untuk nona Yura yang terkandang hanya sarapan roti dan omelette " , jelas sang asisten
" Syukurlah kalau begitu" gumam nyonya Byun.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My AUTISM Boy
Fanfiction#MOHON KRITIK DAN SARAN NYA YAAH..😄😄😄.. MASIH BANYAK KESALAHAN " sebuah keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus,. perjuangan sang ibu untuk menemukan jati diri hingga CINTA untuk sang anak, serta menunjukkan pada dunia bahwa AUTISME buk...