My Autism Boy chapter_07_

474 47 9
                                    

             MY AUTISM BOY 07

Chapter-07
Cast : Park chanyeol, Park Jiyeon, Baek Hyun
_ Chanyeol's family
_ Baekhyun's family

Author : Lee Syla

****
"Chan-ah..Apa kau sudah siap?" Triak Nyonya Park memanggil sang anak yang hendak ke sekolah.
"Sudah siap!" Jawab Chan, entah itu hanya spontanitas atau memang Chan sudah mampu berkomunikasi,
Apapun itu masih sulit di percaya oleh sang ibu,. Nyonya Park pun dengan sengaja
Mengulang kembali ucapan nya pada Chan.
" Chan-ah... Kau sudah siap ke sekolah?" Ulang Nyonya Park.
" Iya.. Sudah siap" jawab Chan.
Seolah berbunga-bunga hati Nyonya Park mendengar suara Chan yang selama ini di rindukan. Air mata haru menetes bahagia.

"Nyonya Chan..!! Nyonya Chan.!!"
Panggilan dari luar rumah Nyonya Park yang terdengar sangat familiar
"Iyaa... Sebentar" sahut nyonya Park dari dalam rumah.

"Cekkrekk..".  Pintu Nyonya Park perlahan terbuka, Nyonya Park
Yang di ikuti chanyeol dari balik tubuh nya.
" OH MY GOD!!" Triak Jiyeon seketika
"Jiyeon-ah ada apa?!"ujar sang nenek dan kakeknya bersamaan.
"Tidak ada apa-apa Nek, Kek.. dia begitu tampan" jawab Jiyeon terkagum-kagum dengan wajah polos nya.
" HYAAKK!!/plakk!!" Ujar sang nenek sambil memukul pundak Jiyeon.
"Awww sakit Nek!" Keluh Jiyeon
Sontak membuat Nyonya Park tertawa kecil melihat tingkah mereka.
"Ngomong2 ada perlu apa pagi pagi sekali, tidak biasa nya?" Tanya Nyonya Park sedikit penasaran.
"Ah, benar., Kami ingin menitipkan Jiyeon sementara kami akan mencari kayu bakar di atas, apa kau bisa nyonya Chan?" Ujar sang nenek
" Tapi jika kau kerepotan , lupakan saja" timpal sang kakek.
Nyonya Park hanya kembali tersenyum kecil mendengar ucapan sepasang kakek dan nenek Jiyeon.
"Bagaimana bisa aku menolak gadis manis seperti nya, " Jawaban ringan Nyonya Park,
Sedangkan di sisi lain Jiyeon sibuk memperhatikan chanyeol  yang sedang merapikan peralatan sekolah miliknya.
" Gadis manis siapa namamu?" Tanya Nyonya Park, menghentikan pandangan Jiyeon pada Chan.
" Jiyeon.. Park Jiyeon,." Jawab Jiyeon lembut.
" Bibi.. Boleh kah aku menjadi menantu mu?" Ujar Jiyeon , dan membuat seluruh orang terkejut mendengar nya.
" HYAAKK!! Gadis nakal!!" Bentak sang nenek,
" Bibi Chan tidak akan mau menerima mu" sambung nenek.
Namun Jiyeon tak memperdulikan ucapan sang nenek dia hanya menunjukkan wajah polos nya dan berjalan menuju Chanyeol.
" Oppa..Maukah kau menikah denganku??" Ujar Jiyeon pada Chan,
Chanyeol pun tak merespon apapun dengan ucapan Jiyeon, bahkan Chan pun tak menoleh sama sekali.
" Oppa kau sangat sombong sekali, liat sajah kau akan jadi milikku!" Sambung Jiyeon.

Kekecewaan Jiyeon pun begitu lucu dan membuat seluruh orang tertawa,.
"Lihat lah !! Chan bahkan tidak memperdulikan mu!" Ledek sang nenek.
Jiyeon yang belum mengetahui kondisi Chan yang sebenarnya, dan segala ucapan Jiyeon pada Chan, membuat Nyonya Park sedikit sedih, kekhawatiran Nyonya Park atas berubah nya sikap Jiyeon pada Chan setelah mengetahui kebenaran Chan kelak.
" Chan-ah..Jika sudah selesai berkemas cepat habis kan makanan mu !" Perintah Nyonya Park.
" Tuan, Nyonya bawalah ini untuk makan siang nanti!" Ujar nyonya Park sembari memberikan rantang kecil pada kakek dan nenek Jiyeon.
"Aigoo... Kenapa kau repot2 pada kami, menitipkan Jiyeon pun sangat tidak sopan, tapi kau masih memberikan bekal pada kami, kami sangat tidak enak hati" jawab nenek Jiyeon.
" Ini bukan apa-apa Nek,  Jiyeon-ah kau bisa makan, dan berjalan sendiri kan?" Timpal Nyonya Park
" Tentu saja, aku kan bukan bayi lagi" jawab Jiyeon
" Lihat lah Nek, Jiyeon tidak akan merepotkan, dia bisa melakukan sendiri. Jiyeon-ah kau mau  ikut mengantar Chan ke sekolah?" Sambung nyonya Park
" Eum" Jiyeon mengangguk.
" Kalau begitu.. kami pergi mencari kayu bakar dulu" pamit nenek dan kakek Jiyeon.
" Kau tidak perlu khawatir, Jiyeon akan baik-baik saja" ucap Nyonya Park sambil melambaikan tangan pada mereka.
***

Sesampai di sekolah Chan, mata Jiyeon terbelalak, dengan mulut yang terbuka lebar, wajah terkejut nya semakin membuat nya Begitu menggemaskan, gadis 12 tahun ini begitu terkejut melihat sekolah Chan di sekolah dasar (SD)
Yang mana seharusnya usia Chan sudah menginjak sekolah menengah pertama (SMP).
Jiyeon berjalan jalan berkeliling sekolah dengan seksama, melihat seluruh kelas dan memperhatikan seluruh siswa sekolah dasar, yang memang semuanya tampak normal dan di usia sekolah dasar ( SD) pada umumnya, kecuali Chan,. Jiyeon pun mulai sedikit terganggu dalam pikiran nya, dia kebingungan dan penuh pertanyaan di dalam benak nya. Jiyeon kembali duduk di samping nyonya Park setelah ia puas berkeliling di sekolah.
" Bi..." Ujar Jiyeon ragu2
" Ada apa Jiyeon?" Balik tanya Nyonya Park.
" Tidak apa-apa, " jawab Jiyeon dengan perasaan nya yang begitu penasaran
" Tak apa-apa.. Jika kau ingin bertanya, katakanlah!" Sambung nyonya Park
"Bi... Apa Oppa bertubuh bongsor?" Pertanyaan awal Jiyeon dengan hari ragu dan merasa tak enak hati.
" Tidak..Dia tumbuh seperti anak lainnya hanya saja dia bertubuh tinggi seperti kakaknya, " jawab Nyonya Park.
" Ooh.. Begitu rupanya, pantas sajah aku dan dia lebih tinggi dia, padahal kita seumuran hehe" timpal Jiyeon
" Tidak, Chan 2 tahun lebih tua dari mu Jiyeon" ujar Nyonya Park, yang begitu mengejutkan Jiyeon.
" Apa bibi bercanda? Bagai mana bisa anak usia 14tahun masih tinggal di sekolah dasar (SD), bibi yang benar saja" jawab Jiyeon yg tak mempercayai nya
"Apa kau menganggap bibi berbohong padamu?" Timpal Ny.park
" Bu..bukan begitu bi.., hanya saja di usia dia sekarang harusnya sudah kelas 2 atau bahkan kelas 3 SMP, bagaimana bisa dia masih sekolah Dasar " jawab Jiyeon dengan wajah sedikit sedih atas jawabannya.
" Kau benar, Chan memang harusnya kelas 2 SMP, tapi Chan berbeda dengan yang lainnya. Chan berkebutuhan khusus Jiyeon-ah" ujar Ny.park, mencoba untuk menjelaskan pada Jiyeon berharap Jiyeon bisa menerima Chan dengan kondisi nya.
" Maksud bibi.?? Aku tidak cukup faham bi.., coba jelaskan lebih rinci " ujar Jiyeon pemasaran.
" Begini Jiyeon-ah, kau tau apa itu syndrom Autisme?" Ujar Ny.park perlahan.
"Eum" Jiyeon mengangguk dengan pelan bahwa ia mengerti apa yg di ucapkan ny. Park padanya.
" Chan.. memiliki syndrom itu, Chan.. Seorang penyandang Autisme, jadi bibi putuskan Chan tetap tinggal di Sekolah Dasar meskipun ia lebih cukup usia untuk di SD, tapi itu yg terbaik agar Chan lebih siap untuk melanjutkan ke SMP nantinya,. Jiyeon faham??" Jelas nyonya Park.
" Tidak" jawab Jiyeon lirih, sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah yg benar-benar tidak faham apa yg di katakan nyonya Park padanya.
****
#Pukul 09:15pm
Pedesaan yang  gelap karena belum terlalu banyak lampu penerang di jalanan, membuat udara malam semakin mencekam, angin bertiup lirih namun mampu menggerakkan seluruh ranting pepohonan serta memasuki celah celah dinding kayu rumah di desa. Angin berhembus lembut yang menusuk tulang sudah hal biasa bagi warga desa yang tinggal di pegunungan, namun berbeda dengan gadis kecil dari kota yang baru beberapa hari tinggal di desa, yang sengaja ia titipkan pada kakek dan nenek nya oleh kedua orang tuanya. Jiyeon yang masih belum terbiasa dengan cuaca yang lebih dingin dari di kota, membuat nya tak berhenti mengeluh.
" Neneeekkk...Apa aku harus benar-benar tidur di kasur lantai seperti ini setiap hari?? Aku akan mati beku kalau begini terus menerus" keluh Jiyeon,.Namun sang nenek tak merespon nya, sang nenek sibuk dengan mempersiapkan tempat tidur untuk mereka tidur seperti biasa, bahkan tak menoleh Jiyeon sedikit pun.
" Nek, apa nenek tak mendengar ku bicara?" Ujar Jiyeon kesal
"Nenek dengar" jawab singkat sang nenek
"Lalu kenapa kau tidak menjawab ku barusan?!" Keluh Jiyeon sambil merengek
" Untuk apa aku harus menjawab omong kosong mu itu!! Tak akan ada gunanya!" Jawab nenek dengan ketus
"Nenek!!" Triak Jiyeon kesal.
Tak ada pilihan bagi Jiyeon, mau tak mau ia harus tetap menerima nya walau ia terus menerus mengeluh dan tak ada pilihan lain, kedinginan seperti biasa.
"Nek!" Ujar Jiyeon
"Eum" jawab singkat nenek dengan mata yang yang tertutup dan setengah sadar.
"Apa kau tidak berniat untuk membeli springbed?" Ujar Jiyeon yang sudah menggigil kedinginan didalam selimut.
"Jika kau masih tak mau menerima nya, kau boleh tidur diluar!" Jawab nenek kesal namun dalam keadaan yang tidak memungkinkan.
"Baiklah baiklah.!" Jawab Jiyeon lirih.
"Neek.." ujar Jiyeon kembali.
"Apalagi.?? Ini sudah sangat larut" jawab nenek yang mulai kesal pada Jiyeon.
" Aku ingin masuk ke sekolah lagi, " pinta Jiyeon.
Namun Jiyeon harus kecewa, karena sang nenek tidak merespon sama sekali karena ia sudah tertidur dengan pulas,.
"Kakeekkk" panggil Jiyeon
"Sebaiknya kau tidur!!" Jawaban kakek dengan mata yang masih tertutup.
"Huufftt.. Bagaimana bisa aku tidur jika sedingin ini" gumam Jiyeon sambil menutupi dirinya begitu rapat dengan selimut.

My AUTISM BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang