Hay apa kabar ... Saya hadir lagi dengan membawakan chapter selanjutnya, maaf kali ini saya sangat lama untuk memposting nya karena, karena seminggu terakhir ini saya lagi kurang fit jadi meskipun sudah selesai menulis nya saya tidak sempat untuk mengoreksi nya lagi. Terima kasih banyak karena masih setia dan menunggu tulisan gaje saya, dan maaf karena sangat terlambat.
Terima kasih banyak 😇😇Selamat membaca ..
" My Autism Boy chapter 13 "
Cast: Park Chanyeol, Park Jiyeon, Byun Baekhyun
Other cast: Chanyeol's family, Jiyeon's family Baekhyun's family ( fiksi )
Author : Lee syla***
#di desa
Nyonya Park masih duduk di ranjang Chanyeol sambil terus menatap anaknya yang sibuk mengerjakan soal ujian yang di berikan guru.
Nyonya Park yang tak ingin mengganggu Chanyeol, ia pun merebahkan diri nya di ranjang milik Chan, menghela nafas dengan perasaan khawatir dan ragu.
" Chan-ah...Apa kau rindu ayah mu?, Ibu sangat rindu padanya. Biasa nya saat akan musim dingin tiba kita semua pergi berlibur di villa bersama. Tapi tidak untuk 10 tahun terakhir ini. Hanya kita berdua saja yang selalu merasakan liburan, tinggal di desa pegunungan yang begitu nyaman" lirih nyonya park
" Chan-ah..Ibu sudah membelikan mu sepeda, mulai besok kau harus menata jadwal kegiatan mu. Kau sudah 15tahun tapi kau belum pernah menyentuh sepeda, itu sangat memalukan bagi anak seusia mu, chan-ah.. ibu bersyukur memiliki anak seperti mu, sangat jujur, disiplin dan selalu penuh kejutan setiap hari nya. Jika saja kau tidak autis pasti akan ada pemberontakan, bolos sekolah, dan mungkin bisa berbohong, tapi kau tidak lah begitu karena kau anak yg begitu spesial di dunia ini, chan-ah.../ Ibu, kau berisik !!" Kata Chanyeol memotong ucapan sang ibu, membuat nyonya park terdiam dan menahan tawa nya.
" Aigoo... Ibu mu sedang curhat, tapi kau tega memotong nya. " Ujar nyonya park sambil mengelus rambut Chanyeol***
Hari ini Chanyeol dan ibu nya sudah berada di kota Busan, dimana Chanyeol harus menjalani ujian masuk SMP. Sekolah yang yang akan Chanyeol tinggali berjarak 2km dari apartemen milik nyonya park. Tak heran nyonya park pun sedikit khawatir bagaimana cara untuk menuju kesana, di kota yang cukup besar dan ramai. Bukan Chanyeol yang merasa gugup ataupun gelisah saat menjalani ujian. Tapi justru ibu nya lah yg begitu khawatir, bukan masalah tidak lulus ujian, namun takut akan banyak orang yang mencemooh Chanyeol di kelas karena usia dan tubuh nya yang sudah tak cukup untuk masuk ujian SMP,.
Chanyeol duduk di kursi paling depan, ia mengerjakan dengan serius bahkan tak menoleh sedikit pun.
" Apa kau Chanyeol??" tiba-tiba suara dari guru pengawas melontar kan pertanyaan. Namun Chan tetaplah fokus mengerjakan tugas.
" Ini ujian pertama dan terakhir untuk masuk SMP, jadi siapapun yang tidak lulus, maka kalian tidak akan di terima di SMP ini, oleh karena itu jika kalian benar-benar ingin masuk di SMP ini, kalian harus berusaha keras agar nilai kalian lolos. Dan bagi siapapun yang lolos ujian akan segera di hubungi oleh pihak sekolah, dan menghubungi dimana sekolah kalian. Jadi lakukanlah dengan baik !!" Sambung guru pengawas.
" BAIK.." seruan dari seluruh peserta ujian, namun tidak dengan Chanyeol, ia tetap pada posisi nya yang tak berubah.***
" Oppa ... Kau pasti bisa !! Ayoo!!" Seru Jiyeon saat melihat Chanyeol yang berlatih sepeda di halaman rumahnya.
" Bibi...Apa oppa harus belajar naik sepeda?? Dia selalu terjatuh. Lihat lah tubuhnya penuh luka. Aku tak tega melihat nya" kata Jiyeon.
" Jiyeon-ah Chan sudah 15tahun, dia harus segera pandai naik sepeda. Dan juga jaga-jaga jikalau Chan benar-benar di terima di SMP itu, jarak rumah kami 2km ke sekolah Chan yang baru " Jelas nyonya park
" Apa kalian akan benar-benar pindah akhir semester ini? Tak bisakah oppa SMP di sini saja bi??" Ujar Jiyeon dengan tatapan yang begitu sedih.
" Jiyeon-ah... Bibi pun ingin Chan di sini saja,tapi pihak sekolah menyuruh bibi agar Chan sekolah di tempat yang lebih baik lagi" jawab nyonya park
" Bi..Aku sudah hampir sebulan tidak menyalakan ponsel ku, aku bahkan lupa mengisi baterai nya, dan aku rasa aku akan tetap di sini sampai benar-benar orang tuaku datang menjemput ku, tapi itu tak tau sampai kapan, hanya Chan oppa lah yg jadi penyemangat ku, dan kini aku akan benar-benar berpisah, lalu bagaimana bisa aku hidup tanpanya Bi.." ujar Jiyeon, meskipun hati nya begitu sedih, namun wajahnya mencoba tegar agar tak terlalu menjadi beban bagi kepergian nyonya Park dan Chan.
" Jiyeon-ah...Bibi akan memberikan alamat rumah bibi pada mu, dengan syarat kau tidak boleh malas belajar, dan kau tidak boleh mengingkari janji mu untuk tetap menyukai dan menyayangi Chan seperti ini, susul dan temuilah Chan saat di kota nanti, eum ! " kata nyonya park mencoba menghibur Jiyeon
" Benarkah bibi akan memberi alamat kalian ? Aku harap bibi tidak akan mengganti no ponsel mu, dan juga Asalkan oppa tetap oppa, aku akan terus menyukai nya, aku janji aku akan segera menyusul oppa di kota. Semoga saja waktu cepat berlalu." Jawab Jiyeon dengan wajah yang mulai ceria.
" Oppa ..Bisa.!! Bibi lihat Oppa bisa.!! Aaaarrhh...Oppa kau hebat!!! " Triak Jiyeon saat melihat Chanyeol sudah bisa mengendarai sepeda miliknya, tanpa terjatuh.
Wajah cantik Jiyeon semakin berseri saat ia begitu gembira menatap Chanyeol dengan penuh kasih sayang nya. Senyum gadis kecil itu bagai melekat di hati nyonya park, sehingga begitu tak tega akan meninggalkan nya di desa. Saat nyonya park merindukan Yura, nyonya Park akan terus memandangi wajah Jiyeon dengan sangat lama. Gadis kecil itu mengingat nya pada sang putri yang telah di tinggalkan.
***
Mata berkaca serta tatapan sendu dengan lembar kertas di tangan nyonya Park yang duduk di kursi ruang kepala sekolah Chan.
" Ada apa dengan wajah mu nyonya? Apa kau tidak senang Chan di terima di SMP itu? Itu SMP yang cukup terkenal di Busan, bagaimana bisa wajah mu seperti itu?" Tanya Kepsek.
" Apa benar ini nilai Chan?? Ini sangat tinggi bagi anak seperti Chan," jawab nyonya park dengan rasa haru
" Nilai 90 tidak lah tinggi bagi Chan, Chan bahkan selalu juara di setiap lomba cerdas cermat. Meskipun tidak selalu juara satu , Itu bukan nilai yang seberapa bagi Chan," jelas sang guru.
" Jadi.. Seluruh guru dan komite sekolah, sudah memutuskan bahwa Chan mulai Minggu depan akan masuk SMP di sana, kami sudah menyiapkan semua berkas-berkas untuk Chan, ini murni nilai Chan sendiri, dan Chan tidak perlu masuk di awal semester depan. Chan bisa masuk Minggu depan dan paling lambat 14 hari dari sekarang, agar Chan dapat mengejar semua mata pelajaran " ujar Kepsek.
" Tapi bukankah ini terlalu berat untuk Chan , nyonya kepala?" Tanya nyonya park dengan ragu
" Tidak ada yg berat bagi Chan, ini bahkan campuran soal ujian SMA dan Chan bisa melakukan nya, jadi kau hanya perlu mendukung nya dengan penuh jangan pernah ragu atas kemampuan Chan, selama ini kau begitu meragukan Chan hingga Chan SD lebih lama dari seharusnya. Kau terlalu ragu pada nya nyonya, kau belum mempercayai kemampuan anak mu sendiri. Sekarang sudah saat nya kau benar-benar mempercayai nya" jelas Kepsek.
Ucapan nya membuat nyonya Park begitu merasa lebih yakin pada Chan. Ucapan nya begitu menyemangati dirinya, dan begitu menyentuh.
***
Gerobak motor sudah terisi penuh oleh buku dan mainan dan lukisan milik Chan, seluruh perabot rumah yang tak bisa terbawa oleh nyonya park sudah tertutup rapi oleh kain putih,.
Seluruh warga mulai berkumpul di halaman rumah nyonya Park, begitu pun dengan para guru Chan,. Wajah sedih seluruh warga pun tak bisa di sembunyikan, mereka akan merasa kehilangan sesosok anak yang selama ini selalu bikin heboh warga dengan tingkah lakunya yang terkadang menghilang.
" Nyonya Chan, di bawah gunung sudah ada mobil pik-up yang akan mengangkut barang mu untuk menuju kota, dan terima kasih sudah menjadi bagian dari warga disini, karena mu desa ini jadi lebih di perhatikan oleh pemerintah kota ,dan juga anak anak dapat bermain di halaman mu yang luas ini" ujar kepala desa yang tak lain ialah kakek Jiyeon.
" Mengapa kalian begitu sedih?? Aku dan Chan akan sering kesini untuk liburan, karena di sini Chan menjadi lebih baik karena udara yang masih segar. Aku tak tau lagi bagaimana aku hidup di kota sendirian tanpa ada bantuan dari kalian yang selalu siap menjaga Chan " kata nyonya park.
" Kami sedih karena, takkan bisa mendengar kan alunan piano Chan di pagi hari untuk alarm kami, dan juga akan semakin sunyi tanpa ada suara drum Chan yang selalu bikin sore hari menjadi lebih ramai, dan tak menakutkan seperti dulu " kata seorang warga yang turut hadir.
Suara sesegukkan dari tangisan kecil, mencuri perhatian nyonya park, ia segera menoleh ke asal suara itu,. Gadis kecil itu dengan mata yang berlinang, wajah yang mulai memerah, membuat nyonya park tak kuasa melihat nya, gadis kecil yang baru di kenalnya beberapa bulan terakhir ini, gadis yang selalu ceria dan menemani Chan tanpa lelah meskipun Chan terkadang tidak merespon nya. Semangat nya tak pernah pudar untuk memperoleh perhatian dari Chan.
" Jiyeon-ah.. mengapa kau menangis seperti itu eum? bukan kah kau berjanji akan belajar dengan giat agar cepat bertemu dengan Chan?" Ujar nyonya park sambil mengelus pipi kecil Jiyeon.
" Kalian pergi dengan sangat cepat dari perkiraan ku, bagaimana aku tidak menangis. Aku bahkan belum mempersiapkan diri ku untuk kehilangan kalian. Huaaa.." jawab Jiyeon di Sertai tangisan.
" Hey..Tak perlu menangis seperti itu, binatang di hutan akan terkejut mendengar mu " ujar nyonya park menghibur.
" Jiyeon-ah..Bibi akan melapor ke balai kota, agar di sini mendapatkan sinyal ponsel dengan baik, jadi kita dapat saling mengirimkan pesan singkat, " sambung nyonya park.
" Hanya pesan singkat? Bibi tidak mau video call ? Apa bibi takkan membeli smartphone, dan terus memakai ponsel butut itu? Itu sangat kejam " jawab Jiyeon.
" Tapi untuk saat ini Chan tidak bisa bermain Smartphone, itu akan mengganggu belajar nya, jika bibi sudah membeli smartphone bibi akan memberi tau mu, jadi Jiyeon harus tetap belajar dengan giat, eum !" Bujuk nyonya park.
" Baiklah bi." Jawab lirih Jiyeon.
" Apa kalian akan terus menahan nya? Chan harus menjadi lebih baik lagi, kenapa kalian semua menangis seolah Chan akan pergi jauh, Chan akan sering kesini jadi kalian jangan mengantarkan dengan tangisan. Aigoo kalian ini !" Seru seorang laki-laki paruh baya, yang akan mengendarai gerobak motor nya.
" Ibu..Aku titip rumah yah, dan buat kalian tolong gunakan lah Playground nya seperti biasa dan juga tetap di jaga dengan baik, dan jika ada kerusakan tolong hubungi aku, agar aku bisa memanggil orang untuk segera memperbaiki nya , " ujar nyonya park
" Yeol-ah cepat naik !! Kami pamit semuanya, terima kasih untuk semuanya " sambung nyonya Park,.
Mereka menaiki gerobak motor dengan barang barang terakhir mereka. Mata remaja itu tetap kosong, namun bibir nya tersenyum kecil tertuju pada seluruh warga yang masih berdiri mengantarkan kepergian mereka.
Tidak ada lagi udara yang segar, tidak akan terdengar lagi lolongan bintang dari hutan, tidak ada lagi angin angin yang berhembus kencang yang begitu dingin menusuk tulang, sekarang yang ada hanya riuhan suara kendaraan yang begitu ramai di perkotaan.
***
Apartemen nyonya park terlihat berbeda dari sebelumnya, perabot kini tak ada lagi yang memakai kaca ataupun barang pecah belah,. Pintu rumah pun sudah di penuhi gembok dari dalam ruangan, serta jendela yang sudah di penuhi tralis. Meskipun Chan sudah 15tahun tapi tetap saja ia masih menyandang Autisme, nyonya Park tidak bisa mengandalkan siapapun di sini,. Hanya ini yang bisa meminimalkan risiko Chan kabur di tengah malam, di tempat tinggalnya yang baru.
Tangan nyonya Park terus memegang erat tangan Chanyeol, sambil terus memperhatikan para orang-orang membawa barang-barang nya ke dalam rumah dan menyusun nya dengan rapi.
" Nyonya sudah selesai semua, sudah kami tata seperti yang nyonya suruh, dan juga apa kau yakin Chan tidak perlu di tato di tangan nya? " Ujar supir pik-up.
" Aku yakin tidak perlu mentato nya, aku akan mengajarkan nya untuk pulang kerumah. Dan juga jika di tato itu sangat menyakitkan aku tidak mau menyakiti nya, sudah cukup rasa sakit nya berpisah dengan kakak dan ayah nya." Jawab nyonya park.
" Baiklah, jaga diri kalian !! Kalo ada apa apa cepat hubungi kami, kami siap membantu kalian " kata supir pik-up
" Terima kasih,. Titipkan salam ku pada warga desa, kalau kami akan baik-baik saja " jawab nyonya park
" Chan-ah..Kau harus jadi anak yang baik, jaga ibu mu yah !! " Sambungnya
" Baik paman !!" Jawab Chan.
***
" Chanyeol-ah...Kita akan tinggal di sini dengan lama, sekarang ini benar-benar rumah kita " ujar nyonya park
" Bukan!! Ini bukan rumah Chan, ibu, ayo pulang !!" Jawab Chan.
Jawaban Chan Yeng begitu mengejutkan nyonya park, membuat nya begitu khawatir, ini bahkan belum genap sehari, dan para orang-orang itu belum lama meninggalkan apartemen nyonya Park, namun reaksi Chanyeol begitu tak bersahabat.
" Chan-ah..Apa kau lapar?? " Tanya nyonya park yang mulai cemas, dan mencoba mengalihkan perhatian Chanyeol.
" Chan sudah makan,!! Chan mau pulang sajah! Ini bukan rumah Chan!" Jawab Chanyeol.
" Chanyeol-ah...Ini juga rumah mu nak, ini rumah kita sekarang " ujar nyonya park menenangkan Chan.
" TIDAK!! Rumah Chan bukan disini, rumah Chan ada Playground nya di halaman, juga ada pohon besar nya, ini bukan rumah Chan, ibu ayok pulang!! Ini bukan rumah kita ! Kita tidak boleh memasuki rumah orang tanpa ijin,! Itu tidak baik Bu ! Besok Chan harus sekolah, ayok pulang ibu pulang !" Jawab Chan.
Chan yang tampak belum siap untuk pindah di lingkungan yang baru, membuat nya terkejut dan membuat ia TANTRUM mendadak bahkan tanpa dipicu oleh makanan yang membuat nya alergi. Tangan Chanyeol terus menggandeng ibu nya dan menarik keluar dari rumah,. Chanyeol terus mengajak ibu nya untuk pergi dari tempat nya sekarang.
" Ibu..Ayo pulang!! Ini bukan rumah kita!" Kata Chan, memaksa ibunya.
Nyonya Park yang pasrah dengan keadaan Chanyeol sekarang hanya, duduk terdiam di lantai dengan tangan yang terus di tarik oleh Chanyeol yang masih merengek meminta pergi keluar dari apartemen.
Nyonya Park yang sudah merasakan sakit pada tangan nya , mencoba menghempaskan tangan agar terlepas dari pegangan tangan Chanyeol,. Usaha nyonya pun tidak sia sia, tangan mereka terlepas, dan nyonya park segera pergi meninggalkan Chanyeol dan memasuki kamar milik Chanyeol untuk memancing nya kedalam. . Namun Chan tidak mengikuti ibu nya, Chan terus mencoba membuka pintu rumah, dan terus menggedor gedor pintu, wajah nya begitu merah dan penuh amarah, dengan rasa yang ingin keluar dari rumah nya sekarang. Perlahan nyonya park menghampiri Chanyeol yang sedang berusaha membuka pintu. Ucapan dan sikap Chanyeol bahkan berbeda, ia bahkan berjanji akan berbuat baik pada ibu nya, namun ia justru TANTRUM dan ingin kembali ke desa.
"Chanyeol-ah., Bukankah kau sudah berjanji pada paman itu, kalau kau akan jadi anak baik, mengapa kau seperti ini hah?" Ujar nyonya park.
" Ini bukan rumah kita ibu..Ayo kembali ke desa!!" Jawaban Chanyeol membuat nyonya Park berfikir sejenak, jika kembali ke desa adalah hal yg baik untuk saat ini.
Melihat keadaan Chanyeol yang seperti ini, sangat lah tidak mungkin kalau Chanyeol masuk sekolah di hari Senin ini,.
" Chanyeol-ah.. kau masuk sekolah nya Minggu depan lagi saja yah, ibu rasa dengan keadaan mu yang seperti ini kau akan lebih sulit lagi untuk beradaptasi di sini" lirih nyonya park,
" Ibu...Ayo pulang!! Ayo pulang Bu.!!!" kata Chanyeol yang semakin histeris.
Chanyeol berlari keluar kamar milik nya dengan wajah penuh amarah,. Tangan yang sangat geram seolah ingin menghancurkan sesuatu yang ada di sekitar dirinya, namun nyonya park sudah menduga akan hal ini, rumah itu sudah lah sangat sepi, tak ada perabot rumah yang terlihat seperti sebelumnya, rumah itu hanya sofa dan meja kayu kecil serta dapur dengan meja makan yang kecil untuk dirinya dan Chanyeol, perabot yang tampak besar di dapur hanya kulkas dan lemari dapur yang menempel di dinding, perabot yang lain nyonya Park simpan dengan baik. Chanyeol kembali berlari menuju pintu rumahnya, dan kembali mendobrak nya dengan keras,. Tak ada yang bisa nyonya Park lakukan selain hanya menyaksikan anak nya TANTRUM dengan hebatnya, dan menunggu nya hingga Chanyeol merasa lelah.
" Ibu.. pulang !! Kita pulang dari sini! Kita hanya boleh di sini untuk beberapa hari saja, kita tidak boleh tinggal di sini, ini rumah orang lain, bukan rumah kita,. Ibu..Ayo pulang!" rengek Chanyeol
" Aigoo... Rupanya kau berfikir ini bukan rumah mu, karena kita hanya tinggal beberapa hari saja selama ini. Benar, ibumu yang salah " gumam nyonya park.
" Chanyeol-ah..." Panggil nyonya park, sambil berjalan menuju Chanyeol dengan langkah perlahan. Nyonya Park duduk di samping Chanyeol yang sedang duduk bersandar di pintu rumah yang penuh dengan gembok.
" Chan-ah.. ini rumah kita sekarang, ini bukan lah rumah orang lain, kita dulu tinggal di sini hanya beberapa hari karena kau sedang berlibur ke Busan dan Chanyeol sedang sekolah di desa. Tapi sekarang Chanyeol pindah sekolah di sini, di Busan, karena Chanyeol sudah memasuki SMP untuk hari Senin. Chanyeol-ah..Kau sudah SMP, tapi kau masih tantrum dan mengamuk? ish..Kau memalukan, bukan kah begitu " ujar nyonya park membujuk Chanyeol.
"Chanyeol-ah...Kau bahkan sudah pandai bersepeda, apa kau akan terus seperti ini eoh? eoh? , Huuufftt... Pasti Jiyeon akan kecewa, jika melihat mu tantrum seperti ini hanya untuk kembali ke desa,. Kau sudah dewasa kau sudah 15tahun tapi kau masih seperti ini. Ini keterlaluan !" Sambung nyonya Park, menggertak Chanyeol
" Ibu.. Jangan marah,. " Lirih Chanyeol.
" Baiklah ibu takkan marah,. Ibu pun takkan menjelaskan lagi pada mu, katakan dan fahami apa yang barusan ibu katakan padamu!!" Perintah nyonya Park.
" Ini sekarang rumah Chan, Chan sudah 15tahun, dan Chan sudah masuk SMP, Chan tidak akan tantrum lagi jika Chan sudah SMP, ini memalukan" jawaban polos yang di katakan Chanyeol, membuat nyonya Park tersenyum kecil.
" Benar, jawaban mu sudah cukup jelas, sekarang mari makan!!" Kata nyonya Park.
Meskipun Chanyeol sudah begitu tenang, namun kekhawatiran yang nyonya Park rasakan tidak lah hilang begitu saja, ia masih mencemaskan jikalau Chan akan kabur dari rumah saat tengah malam nanti.
Nyonya Park menyimpan seluruh kunci dengan hati-hati, dan tidur disamping Chanyeol, meskipun tubuh Chanyeol sudah lah sangat dewasa namun di mata sang ibu, tetaplah BAYInya yang masih memerlukan perhatian khusus. Nyonya Park tidur dengan memeluk erat tubuh dewasa Chanyeol,.
KAMU SEDANG MEMBACA
My AUTISM Boy
Fanfiction#MOHON KRITIK DAN SARAN NYA YAAH..😄😄😄.. MASIH BANYAK KESALAHAN " sebuah keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus,. perjuangan sang ibu untuk menemukan jati diri hingga CINTA untuk sang anak, serta menunjukkan pada dunia bahwa AUTISME buk...