' MY AUTISM BOY _CHAPTER 06 '

476 54 12
                                    

**MY AUTISM BOY**
"Chapter 06"

Cast: PARK CHANYEOL & PARK JIYEON
Other Cast: keluarga Park chanyeol( fiksi )
Keluarga Baekhyun (fiksi)

                ***

Nyonya Park yang masih belum percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar dari mulut Chan, Nyonya Park terus menerus menatap wajah Chanyeol dengan begitu tajam,.
" chan-ah... Apa ibu sedang bermimpi.?" Gumam Nyonya Park lirih, dengan rasa yang masih belum percaya.
Chan yang selalu mengatakan " chanyeol pulang " saat sang ibu menjemput nya, kini Chan berkata dengan kalimat yang berbeda, bahkan sangat layak untuk orang-orang pada umumnya, membuat Nyonya Park terharu dan bahagia.
" Eomma, kita tidak tidur jadi kita tidak bisa bermimpi " sahut Chan dengan tatapan yang benar-benar berbeda.
Nyonya Park menangis sejadi-jadinya ketika mendengar ucapan Chan yang tiba-tiba telah menjawab gumaman Nyonya Park.
Seorang guru yang melintas pun berhenti melanjutkan langkahnya saat melihat Nyonya Park menangis.
" Nyonya.. apa kau baik-baik saja?" Ujar nya sembari menenangkan Nyonya Park.
" Aku baik-baik saja guru, bahkan sangat baik baik saja" jawab Nyonya Park.
"Eomma... Kenapa menangis.?" Sekali lagi Chan mengucapkan kata-kata yang membuat sang guru Begitu terkejut saat mendengar nya, kendati Chan yang selama ini tidak pernah mengucapkan apapun bahkan di kelas. Chan hanya mendengar dan memperhatikan sang guru saat mereka menjelaskan segala mata pelajaran. Chan yang istimewa bahkan tidak pernah mengikuti acara tahunan sekolah selama ini, karena ia belum mampu untuk melakukan nya. Chanyeol yang selama ini tidak pernah menjawab pertanyaan apapun dari sang guru, bahkan saat sesi tanya jawab di kelas, kini tiba tiba mengucapkan kalimat yang begitu jelas terdengar di telinga membuat sang guru pun tak kalah shock.
" Chanyeol-ah.. bisa kau ulangi kalimat mu tadi?" Tanya guru ingin memastikan ucapan Chan.
'Lagi ' Chan pun kembali mengabaikan ucapan sang guru yang penasaran dengan apa yang Chanyeol ucapan.
" Nyonya apa kau menangis karena Chan?" Tanya sang guru
"benar, saat aku baru sampai menjemput nya Chan mengatakan
' eomma..Kau sudah datang?'  Dengan senyum manis, dan baru saja Chan juga mengatakan ' eomma..Kita tidak sedang tidur, jadi kita tidak bisa bermimpi' dan sekarang ia bahkan bicara pada mu, aku menangis karena bahagia karena Chan sudah mampu berkomunikasi dengan baik layaknya manusia. Chanyeol tidak lagi mengatakan kata-kata yang ia hafal, tapi ia berbicara" jelas Nyonya Park sambil menangis haru.
" Maaf nyonya, bukannya saya ingin membuat anda down, tapi saya rasa Chan hanya spontanitas sajah. Dan itu akan hilang timbul pada anak anak seperti Chan. Lihat saja Chan bahkan masih mengabaikan ku" ujar sang guru, yang masih tak percaya pada Chan dan sambil terus menenangkan Nyonya Park.
Sang guru yang masih belum percaya pun, ia menatap Chanyeol yang sedang memandangi langit seperti biasa, pandangan sang guru seolah bagai kan sinar laser yang akan membakar Chan dengan tatapan nya. Namun mata sang guru tiba-tiba berkedip terkejut saat Chan membalas tatapan matanya. Chan tersenyum kecil di wajah tampan nya, membuat nya semakin menggemaskan bahkan di usia nya yang sudah  14tahun, namun wajah dan tingkah laku Chan masih seperti balita, sambil memandangi sang guru yang bahkan kini terpaku saat Chan tersenyum manis padanya.
" Chan-ah.. apa kau tersenyum padaku?" Ujar sang guru lirih, dan seperti biasa sang guru pun tak mengharapkan mengharapkan​ balasan apapun dari Chan. Namun...
" Eum " Jawaban singkat untuk sang guru, membuat nya semakin shock saat mendengar nya.
" Eomma.. Kenapa menangis.? Mari pulang, aku sudah lapar" sambung Chan dengan kalimat yang begitu panjang dan semakin membuat sang guru tidak bisa menahan air mata bahagia nya.
"Chan-ah... Astaga... Kau benar-benar berbicara nak.." sahut sang guru sambil memeluk Chan dengan erat.
" Baiklah, ayok kita pulang "
Seru Nyonya Park sambil menggandeng tangan Chan.
Dengan segera Nyonya Park mengajak Chanyeol kembali kerumah dengan penuh kegembiraan di dalam hatinya. Seorang ibu yang lama merindukan kata kata yang keluar dari mulut sang anak, kini akhirnya Nyonya Park dapat mendengar nya. Bahkan Begitu banyak kata dan kalimat yang sangat jelas.
Rasa bahagia nya membuat Nyonya ingin cepat sampai rumah, dan mencoba mengambil jalan pintas yang lebih cepat. Namun Chan seperti biasa ia tidak mau melalui jalanan baru, Chan menolak dan menghempaskan tangan sang ibu karena tidak mau berganti rute perjalanan.
Chanyeol tetap berdiri dan tak mau melangkah sedikitpun dari tempatnya. Nyonya Park mencoba menggandeng tangan Chan dengan genggaman yang lebih kuat agar Chan mau berjalan, namun itu hal yang sia-sia, tubuh Chan yang sudah menjadi remaja membuat tenaga Chan pun semakin besar, dan Nyonya Park pun tak mampu untuk menarik tangan Chan.
" Chan-ah.. mari lewat sini, agar kita cepat sampai, ibu ingin menulis surat untuk mengabari kakak mu" bujuk Nyonya Park,. Chanyeol kembali dengan wajah datarnya dan tatapan kosong, ia tetap berdiri dan semakin mematung tak bergeming. Nyonya Park yang terus membujuk nya berharap Chan akan menuruti dirinya, serta sebagai pembelajaran untuk Chan agar tidak kaku dengan  rutinitas yang selalu melewati rute yg ia lalui. Dan ' lagi , itu hanya hal sia sia dan seperti biasa Nyonya Park menelan kekecewaan kembali karena ia harus mengalah pada Chan.
" Baiklah, ibu menyerah. Mari kita lewat sini!"Ajak Nyonya Park yang sudah putus asa.
Dan akhirnya Chan pun  mau  berjalan menuju rumah dengan rute yang semula.
Rute yang sedikit jauh, membuat Nyonya Park berharap bahwa Chan akan mengajak ngobrol dengan nya selama perjalanan, dan selama perjalanan itu pun hanya keheningan yang terjadi. Chanyeol tak mengucapkan apapun walau hanya satu kata. Chan tetap diam hingga sampai tujuan.
Sesampai di rumah Chan pun mulai dengan rutinitas nya sepulang sekolah, ia segera masuk toilet dan tak lupa mengambil handuk milik nya, ia segera membersihkan tubuh sepulang sekolah, berganti pakaian dan duduk di meja makan menunggu dengan sabar saat sang ibu menyiapkan makanan untuk nya.
Untuk mengajarkan Kebiasaan baik yang selalu Chan lakukan setiap hari, tidak lah mudah, Nyonya Park butuh berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk melatih nya untuk menjadi kan Chan seperti orang pada umumnya. Selama sepuluh tahun Nyonya Park akhirnya mampu menertibkan Chan agar tetap di siplin dan patuh pada apa yg sang ibu ucapkan.
"  Chan-ah.. jangan pergi kemana-mana tanpa berpamitan pada ibu, dan juga selesai makan siang jangan lupa untuk cuci piring mu, dan segera masuk kamar untuk belajar apa yang kau pelajari hari ini eoh!" Ujar sang ibu, sebelum pergi meninggalkan Chan sendiri di dalam rumah.
Nyonya Park berjalan tergesa-gesa untuk menemui seorang tetangga di rumah nya.
" Nyonya..!! Nyonya!! " Seru Nyonya Park, sesampai di rumah tetangga.
" Tunggu sebentar Nyonya Chan!" Sahut pemilik rumah dari dalam.
' ini belum sebulan, tapi Nyonya Chan sudah kesini? Apa jangan-jangan Chan menghilang lagi ' gumamnya, dan segera berlari menuju Nyonya Park yang sedang menunggu di depan pintu.
" Nyonya Chan, apa Chan menghilang lagi?" tanya pemilik rumah dengan wajah panik.
" Tidak.. aku kesini seperti biasa, meminta tolong untuk memotret kami, aku ingin menulis surat untuk anak gadis ku" jelas Nyonya Park.
" Ini belum sebulan,  Apa aku salah hitung hari? " Ujar nya dengan wajah yang bingung
" Tidak..Kau tidak salah hitung kok, hanya saja aku merindukan nya, ada banyak hal yang ingin aku katakan pada nya, apa aku membebani mu Nyonya?" Jawab Nyonya Park.
" Tidak.. Tidak sama sekali, lagi pula hanya memotret mu, itupun Sangat mudah dilakukan, jika kau ingin mengirim surat, datang lah sebelum petang suami ku akan berangkat ke kota setelah makan malam " jawab nya meyakinkan.
"Baiklah.. Terima kasih atas semua bantuan mu"
Chanyeol yang sudah menyelesaikan makan siang nya, iapun sudah mencuci piring bekas ia makan, Chan segera menuju kamarnya untuk melakukan apa yang sang ibu pesankan pada dirinya.
Sesampai di rumah nya, Nyonya Park mendapati Chan yang sudah tidak ada lagi di tempat duduknya. Nyonya Park segera menuju dapur miliknya namun hal itu sama sajah, chan tidak ada di dapur, Nyonya Park pun segera menuju kamarnya milik Chan, dan benar Chan sedang duduk di meja belajar nya dengan buku pelajaran hari ini.
Tanpa ada pertanyaan untuk Chan, Nyonya Park segera memutar kursi yang Chan dudukki agar Chan melihat pintu kamar milik nya, dimana sang tetangga yang sudah standbye pada kamera milik nya.
" Chan-ah.. Senyuuuummm"  ujar Nyonya Park dan sang fotografer.
' cekrekkk ' suara jepretan kamera dengan Flashlight nya yang begitu menyilaukan mata bagi siapa pun yang  menatap nya.

My AUTISM BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang