bab 4 (lamaran)

10.3K 315 2
                                    

"Maaf ya Elena memang seperti itu kalau dirumah" Alex merasa gak enak

"Santai aja Lex, wajar Elena seperti itu" kata Yoga

"Iya saya suka dengan sifat Elena seperti itu" timpal Marissa

"Saya juga senang melihat Elena seperti itu, karenakan kami gak ada anak perempuan. Beda dengan anak kami Nathan udah cuek, dingin, kaku lagi" tambah yoga

"Papi jangan bicara seperti itu nanti Nathan kabur" bisik Marissa kepada Yoga tapi masih dapat didengar oleh Nathan.

'Mami bilang dia menantu idaman ? Suka dengan sifatnya yang manja seperti itu ? Dimana bagusnya sih tu cewek. Lebih baik Luci kemana-mana. Mami sama Papi boleh anggap dia menantu idaman, tapi aku tetap Luci yang menjadi istri idaman' -batin Nathan.

Tak lama kemudian dua perempuan beda umur sedang menuruni tangga. Tampak Elena yang cantik jelita bak sang putri akan menemui sang pangeran.

Semua orang yang berada diruang tamu terpana melihatnya, kecuali Nathan yang masih cuek.

"Kamu cantik sekali sayang" kata Marissa. Semetara Elena duduk diantara kedua orang tuanya.

'Lo boleh mengambil hati orang Tua gue, tapi lo tidak bisa mengambil hati gue. Hati gue hanya untuk Luci'- batin Nathan

"Jadi begini Pak Alex, maksud kedatangan kami disini adalah anak kami Nathan ingin melamar anak Bapak yang bernama Elena" Yoga mengatakan apa maksud kedatangannya.

"Kalau saya tergantung Elena saja" kata Alex

"Kalau Ena terserah sama Papa dan Mama aja, karena kan ridhonya Allah rhido orang tua" ucap Elena.

"Setelah saya bicarakan dengan Vina dan kami telah mengambil sebuah keputusan. Kami orang tuanya Elena akan memutuskan untuk... Menerima nak Nathan sebagai menantu kami sekaligus suami dari anak kami Elena" jelas Alex

"Alhamdulillah" jawab Yoga dan Marissa bersamaan

Sementara Nathan mulai sampai di rumah Elena hanya diam dan cuek, dia tidak bisa berkomentar langsung hanya dalam hati.

ELENATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang