bab 50 (khawatir)

8K 143 0
                                    

Ketika Nathan pulang dari kantor Nathan tidak menemukan sosok Elena yang biasanya sudah tertidur diatas sofa sambil menunggu Nathan. Nathan pun mengira kalau Elena sudah tidur di kamarnya.

Tapi sudah pagi pun Nathan juga tidak menemukan Elena, biasanya dia yang menyiapkan perlengkapan kantor dan sarapan tanpa sepengetahuan Nathan. Nathan memanggil Elena dari depan kamar Elena dan tidak ada sahutan, Nathan mencoba membuka pintu kamar Elena tapi tidak bisa karena selalu dikunci.

"Tuan" Esi tiba-tiba muncul dibelakang Nathan

"Eh bibi" Nathan kaget dengan Esi yang datang tiba-tiba

"Tuan lagi cari Nyonya ?" tanya Esi

"Iya" jawab Nathan

"Memang Nyonya tidak pamit sama Tuan ?"

"Pamit tapi saya nggak tahu dia pergi kemana"

"Semenjak bibi pulang dari rumah Nyonya sudah tidak ada di rumah, Bibi kira sudah pergi ke butik tapi sudah malam dan sampai pagi ini Nyonya belum pulang juga" jelas Bibi

Setelah mendengar penjelasan dari Esi Nathan khawatir terhadap Elena dan langsung melajukan mobilnya.

"Sob" Nathan langsung duduk di kursi depan meja kerja Leo

"Kenapa lo sob ?" tanya Leo

"Dari kemarin sampai sekarang Elena belum pulang juga" jelas Nathan

"Sudah lo cari ke rumah orang tuanya di Bandung" Nathan menggelengkan kepala

"Biasanya kalau perempuan ada masalah pasti ke rumah orang tuanya" kata Leo

"Kalau gue yang datang ke rumah mertua untuk mencari Elena sepertinya nggak mungkin"

"Itu tuh sifat lo yang sudah salah tapi nggak mau ngaku"

"Masalahnya gue perna janji sama orang tua gue dan orang tua Elena untuk menjaga dia"

"Terus lo mau mencari dia kemana ?"

"Oh iya gue baru ingat kalau Tori kemarin ke kantor gue untuk mencari Elena tapi gue suruh cari ke rumah, mall, dan ke rumah orang tuanya. Mungkin aja Tori sudah ke Bandung, gue mau tanya ke Tori dulu" Nathan hendak pergi tapi dicegah oleh Leo

"Ini mengenai Luicik"

"Kenapa sih kalian selalu sebut Luci itu Luicik"

"Tulisannya kan pakai C L-U-C-I jadi Luicik sesuai sifatnya"

"Nama dia tu Luci tapi bacanya Lusi bukan Luicik !" tegas Nathan

"Tapi kalau lo melihat ini pasti lo juga akan berpikir yang sama dengan gue, Elena, dan teman-teman Elena"

Leo memperlihatkan sesuatu dari ponselnya kepada Nathan dan setelah melihat itu semua Nathan sangat terkejut dan marah. Dengan marah Nathan pergi tanpa pamit ke Leo dan juga membawa ponsel Leo.

"Eeehh handpone gue woi"

"Gue pinjam dulu sob"

"Dasar untung lo sahabat gue"

"Eh tapi gue harus ambil sacapatnya ponsel gue karena disitu ada sesuatu tentang temannya Iren, ntar ketahuan lagi kalau gue penggemar rahasianya"

ELENATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang