"Jadi kalian mau hadiahnya rumah atau liburan ke Paris ?" tanya Yoga setelah semuanya selesai makan
"Rumah" jawab Nathan
"Paris" jawab Elena
Elena dan Nathan menjawab bersamaan tapi jawabannya berbeda
"Terserah Nathan aja deh Pi" kata Elena
"Kalau harus milih mending rumah aja ngapain jauh-jauh ke Paris. Lagian buang-buang waktu kesana" ucap Nathan
"Pengantin baru terus ke Paris masa dibilang buang-buang waktu sih, kaliankan bisa ngapain gitu" kata Marissa sambil tertawa sementara Yoga menggeleng-gelengkan kepala
'Kalau sama Luci ke Paris aku pasti mau' -batin Nathan
"Gak ada lagi kan yang dibahas" ucap Nathan dengan dingin lalu pergi meninggalkan semuanya
***
"Sayang kamu bentar lagikan mau nikah, jadi kamu jangan dingin gitu dong bicaranya sama Elena" Marissa duduk dekat Nathan ditepi kasur"Mi gak gampang menerima semua ini, Nathan butuh waktu Mi" kata Nathan
"Gak papa sayang. Sekarangkan udah malam kamu anterin Elena pulang ya !!" suruh Marissa
"Gak ah Mi aku mau tidur besok aku kerja. Lagian tadi aku juga yang jemput, diakan bisa pulang naik taksi" Tolak Nathan
"Hiks.. Hiks.. Kamu udah gak sayang Mami lagi. Emangnya kamu aja yang mau kerja Elena kan juga. Apa kamu tega kalau diposisi Elena itu misalnya Mami, cewek pulang malam-malam atau kamu mau Elena nginap di rumah kita kalau Mami sangat senang" ucap Marissa panjang lebar dengan pura-pura nangis
"Mi jangan nangis, aku paling gak suka liat Mami nangis. Ok, Nathan anterin Elena sampai rumah dengan selamat" Nathan berusaha menghapus air mata Maminya dan Maminya langsung memeluk Nathan karena senang
***
"Ena pulang dulu ya Mi Pi" Elena berpamitan kepada Yoga dan Marissa dengan mencium tangan mereka secara bergantian"Hati-hati ya sayang" kata Yoga. Mereka kemudian mendekati mobil
"Nathan" panggil Marissa, kemudian Nathan menoleh ke belakang
"Makasih sayang" kata Marissa, kemudian mereka masuk mobil dan berlalu meninggalkan Marissa dan Yoga. Selama di perjalana tak satupun diantara mereka yang berbicara sampai dirumah Elena.
"Makasih udah mau anterin" Kata Elena, lalu membuka pintu mobil
"Tunggu" Nathan mencengkal tangan Elena dan Elena mendongak ke arah Nathan
"Kalau kita jadi menikah, kita harus terlihat didepan mereka. Kalau dibelakang mereka terserah kita. Kamu pasti juga ada yang kamu cintai, sebaliknya saya juga ada yang saya cintai" Mendengar kata itu gak tau kenapa Elena merasa sedih
"Baiklah kalau itu yang kamu mau. Saya masuk dulu" Elena membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
ELENATHAN
Fiksi RemajaElena seorang desaigner muda yang memiliki butik yang cukup terkenal, dijodohkan oleh orang tuanya dengan teman papanya. Dijodohkan dengan seorang CEO yang tampan dan mapan bak seorang pangeran yang bernama Nathan.