06 - Teguran Singkat ✨

2.4K 431 29
                                    

Parah! Parah! Sumpadah! batin Nayla, terus merutuki nasibnya pagi ini.

Nayla terlambat hari ini. Biasanya, ia hanya nyaris terlambat, tetapi tidak pernah mengalami yang namanya dihukum karena itu. Kebetulan hari ini hari Jumat, rutinitas untuk senam.

Kini Nayla berdiri di barisan belakang, hanya memerhatikan teman-temannya menunggu amanat wakil kepala sekolah.

Nayla seratus persen tidak bersalah atas kesalahan yang orang anggap ini. Ia sudah siap lebih awal dan sangat cepat gerakannya untuk masuk sekolah. Namun, lagi-lagi Mariska membuat ulah aneh dan sempat-sempatnya bergosip ria dengan penjual kue yang lewat di depan rumah setiap pagi.

Jadilah sekarang, ia terlambat karena Mariska lambat. Semua mata tertuju padanya ketika ia menginjakkan kaki di lapangan sekolah. Senam sudah selesai dan ia baru datang. Maka Nayla hanya mampu beristigfar untuk kejadian memalukan hari ini. Jika terlambat saat senam mungkin masih bisa ditoleransi, tetapi ini, Nayla sudah dituduh bangun terlambat atau tidak niat sekolah.

Untungnya, Nayla tidak sendiri. Ia masih bisa bernapas lega. Ternyata ia memiliki teman yang terlambat juga. Ada dua laki-laki, dari kelas XI, kelas XII, dan ada satu perempuan yang sekelas dengannya, Calissa yang duduk di kursi depan Nayla.

"Oke, semuanya, balik kanan gerak!" titah Pak Azhar kepada seluruh siswa yang telah melaksanakan senam. Kini Nayla dan tiga temannya yang lain menjadi pusat perhatian. "Dua kali istirahat di tempat gerak!"

Senam yang berakhir selalu diakhiri dengan arahan dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Pak Azhar. Beliau selalu menyampaikan amanat-amanat mengenai senam yang baru saja dilaksanakan.

"Anak-anak kali ini saya akan memperkenalkan siswa baru, pindahan dari SMK jauhhh, jurusan alat berat," kata Pak Azhar menggunakan microphone-nya.

Kaget, Nayla pun memerhatikan ke mana arah tangan Pak Azhar menunjuk. Benarkah ada siswa baru? Pak Azhar bercanda?

Saat sadar bahwa tangan Pak Azhar menunjuk dirinya dan siswa lain yang terlambat, Nayla pun berdecak. Yang dimaksud anak baru itu adalah mereka berempat yang terlambat. Pantas saja setelah itu semua siswa tertawa.

"Selamat datang di SMA Nusantara Jaya siswa-siswi yang saya sayangi. Mari perkenalkan dirimu dulu satu per satu kepada siswa di sekolah ini. Mereka sangat tersanjung atas kehadiran kalian yang pas banget terlambatnya." Ia menyerahkan microphone ke arah Nayla yang berdiri tepat di sampingnya.

Nayla diam dan melirik Pak Azhar.

"Ayo, kenalin diri! Nggak punya nama?" tanya Pak Azhar yang membuat siswa satu sekolah terkekeh.

"Nama saya Nayla—"

Sahut-sahutan terdengar dari geng Gang Apollo diikuti seluruh siswa di lapangan tersebut. Semuanya mengejek Nayla yang katanya cewek lusuh, berantakan, dan burik. Tentu saja, perkataan mereka menusuk hatinya.

"Lanjutkan!" titah Pak Azhar pada Nayla setelah berhasil membuat satu sekolah hening, walau hanya dua detik.

"Saya Naylavia Aniendranova dari kelas X IPA 3."

"Wuaaw!" Laki-laki satu sekolah berseru ketika mendengar nama Nayla yang terdengar rumit. Hal itu berhasil membuat Gang Apollo berulah lagi.

"Ayo semuanya, panggil Nayla! Satu,  dua, tiga!"

"HEIYO NAYL!" teriakan serempak itu seketika berhasil membuat Nayla terkenal di sekolahnya hanya dalam beberapa detik saja.

"Yah, terima kasih Nayla. Jadi ini anak baru kita, pindahan dari sekolah sebelah," ujar Pak Azhar, "kasih mic-nya ke temanmu di sebelah."

Heiyo Nayl! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang