16 - Syarat Raffael ✨

1.9K 369 22
                                    

Tinggal di rumah Sarah menurut Nayla adalah surga dunia. Rumah yang besar, indah, dan banyak air conditioner di mana-mana. Namun, ternyata rumah ini rumah Raffael juga. Maka persepsi rumah bagaikan surga dunia runtuh seketika.

Kata Sarah, Raffael memang sering kali meninggalkannya sendirian di rumah, apalagi ketika orang tua keluar kota atau daerah. Kurang ajar memang. Ia malah pergi ke rumah salah satu anggota Gang Apollo dan lebih parah lagi menginap di sana, sedangkan adiknya was-was menjaga rumah.

Pantas saja Sarah tidak pernah menganggap Raffael sebagai kakak. Mungkin satu sekolah juga tidak ada yang menyadari kalau Sarah adalah adik dari Raffael saking tidak akurnya mereka, kecuali Gang Apollo.

Kata Sarah yang sekarang, lebih baik Raffael tinggal di rumah teman-temannya daripada tinggal di rumah ketika orang tua mereka sedang bertugas. Karena Raffael akan semena-mena. Rumah akan menjadi sarang jin dan iblis saking kotornya.

Nayla tidak bisa membayangkan akan seperti apa hari-hari selanjutnya. Ia berharap ada orang baik yang mau berbaik hati menjadi pelarian selain Sarah.

Baru sehari, Raffael sudah memperlihatkan keisengannya. Bayangkan sebulan? Nayla harus cari uang yang banyak agar bisa pergi dengan tenang.

Malam-malam ketika Nayla sedang belajar di atas kasur kamar yang ia tempati, tiba-tiba saja lampu dimatikan oleh Raffael. Ia mengeluarkan suara bak monster dan berharap Nayla takut.

"Rappael, udah, ah!" teriak Nayla membuat tawa Raffael terdengar.

Laki-laki itu bukannya tenang malah semakin berulah. Ia menyalakan lampu lagi sambil mengatakan, "Heiyo Nayl!"

Lampu dimatikan lagi. "Heiyo ..."

Lampu dinyalakan lagi. "Nayl!"

"Heiyooo Naaayl! Heiyooo Naylll! Heiho heiho Nayl! Heiyoo Nayl! He, he, hei yo, yo, Nayl!" Begitu terus terjadi. Lampu mati dan nyala sesuai dengan kata Heiyo dan Nayl yang diucapkan Raffael, membuat siapa pun yang mendengarnya merasa risi.

"HEIYOOO—eh, eh!"

Tahu yang marah siapa? Tentu saja Sarah. Ia menjambak Raffael dan seketika terjadi pertempuran antara keduanya menggunakan jurus Power Rangers.

"Ranger Merah, Raffael Morzapollo!" ujar Raffael sambil memprektekkan gerakan Ranger Merah alanya, menunggu Sarah juga mengeluarkan jurusnya.

"Lo ngapain, sih? Ah, ini yang Adek siapa, yang Kakak siapa, sih? Heran gue." Sarah berdecak dan menghela napas kasar, bingung dengan kakaknya.

Tiba-tiba Raffael menyerang dan mengangkat Sarah dengan posisi kepala di belakang punggung. "Jurus ngangkat Adek laknat!" teriaknya.

Sarah meronta, menendang dada Raffael, dan memukul punggung kakaknya yang kurang minum itu. "TURUNIN GUE, WOI!"

Nayla yang melihat itu hanya dapat menepuk dahi. Drama apa lagi yang ia tonton kali ini?

"Bilang jurus lo dulu baru gue turunin. Rasain jurus baru, JURUS MUTER!" kata Raffael sambil berputar 360 derajat sebanyak mungkin, membuat Sarah semakin meronta dan mengoceh nyaring.

Sepuluh detik kemudian Raffael pusing.

Bruk!

Raffael dan Sarah terjatuh bersamaan.

"Bego, lo bego!" Sarah menendang-nendang kakaknya itu. "STUPID!"

"Lo, sih, berat banget jadi Adek," ujar Raffael yang masih pusing setelah berputar, jadi ia berbaring di lantai dulu. Tak sengaja matanya melirik Nayla yang fokus membaca buku. Jadi dari tadi Nayla mengabaikannya? Tidak terganggu? "Nayl, ikutan, yuk!"

Heiyo Nayl! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang