[The Angels] 1 - A White Feather

1.9K 71 0
                                    


Ini bukan malam yang indah. Mendung gelap menggantung pada langit kelabu di atas kota Sinclaire. Udara dingin yang menyelimuti setiap sudut kota membuat siapapun lebih memilih duduk di depan perapian daripada berjalan-jalan di luar. Kesibukan kota di siang hari seolah hanya ilusi. Kini kegelapan menghantui kota. Jalanan hanya diterangi cahaya lampu yang berpendar muram. Sama muramnya dengan suasana apartemen kecil di sudut kota.

Jam telah menunjukkan pukul 23.01, namun masih terlihat satu cahaya menyala dari sela-sela tirai kamar lantai 4 apartemen itu. Victor Ardemic, seorang mahasiswa jenius di bidang bahasa, tengah duduk di sudut ruangan di depan komputernya mengetik esai yang sedang dia tulis. Kacamata menggantung di hidungnya menutupi mata coklatnya yang besar. Rambut emasnya yang masih basah dibiarkan menggerai begitu saja di atas mantel mandinya. Dia berhenti sebentar lalu meminum secangkir kopi hangat yang ada di samping keyboard.

"Kak?" suara lembut dari balik pintu di belakangnya memanggilnya disertai ketukan pelan. Vandrico Ardemic, adik laki-lakinya, ada di luar. Seorang anak berusia 13 tahun dengan warna rambut dan mata yang sama persis dengan Victor. Rico, begitu dia biasa disapa.

"Ada apa?" tanya Victor sambil tetap mengetik tanpa menoleh sedikit pun.

"Cuma mau mengingatkan, besok kakak harus ke sekolah untuk menemui wali kelasku." Victor tidak menjawab. "Selamat malam," kata Rico akhirnya sambil melangkah pergi. Rico tahu Victor tidak ingin diganggu apalagi saat dia sedang mengerjakan tugas.

Victor menarik badannya ke belakang menjauhi komputer dan memejamkan mata sebentar. Di pikirannya terbayang kegiatan yang akan dilakukannya besok, sebuah hari yang sibuk. Pagi hari, dia harus menemui wali kelas adiknya untuk membahas tingkah laku adiknya itu. Setelah itu, dia harus segera ke kampus menemui dosen untuk mengetahui hasil pengajuan beasiswanya. Kemudian, dia harus ke kafe untuk kerja sambilan. Dan malamnya, ada tugas yang sudah menunggunya untuk diselesaikan.

Victor tahu hidupnya terasa sibuk sekali. Dia harus menanggung semua tanggung jawab keluarga setelah kematian kedua orang tuanya tujuh tahun yang lalu akibat kecelakaan kapal. Selama ini dia hidup dibiayai oleh pamannya, si pemilik kafe. Tidak bisa disangkal kalau Victor benar-benar ingin lepas dari pamannya itu. Bukan karena pamannya jahat; Victor punya paman sangat baik, bahkan sudah seperti ayahnya sendiri. Hanya saja, Victor ingin hidup mandiri.

Langkah pertama yang dilakukannya agar bisa hidup mandiri adalah mengajukan beasiswa di salah satu universitas terkenal di luar negeri. Kalau diterima, dia bisa menikmati pendidikan universitas gratis, bahkan universitas akan memberinya uang saku. Itu sebuah impian yang sejak dulu ingin diwujudkannya.

Bagaimana dengan adiknya?

Oh, Victor akan mengajak Rico pindah ke luar negeri. Tapi, tidak masalah buatnya jika Rico menolak dan tetap ingin tinggal di kota kelahirannya ini. Ada paman dan bibi yang akan menjaganya. Ada Kevin, sepupunya, yang juga akan membantunya. Jangan lupa ada Tiki juga, anjing Golden kesayangan mereka.

SREK!

Lamunan Victor dibuyarkan oleh sebuah suara pelan dari luar jendela. Dia berjalan ke jendela berbalkon dan melihat bayangan seseorang di sana. Diam-diam Victor mendekat. Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok itu memiliki sayap kelelawar. Tanpa rasa takut, Victor secepat mungkin menarik tirai untuk melihat sosok tadi dengan jelas. "Siapa di sana?!" seru Victor.

Kosong!

Tidak ada siapapun.

Victor keluar ke balkon dan menoleh ke sekeliling. Tidak ada jejak apa pun. Hanya sehelai bulu putih yang tergeletak di tepi selusur beranda. Bulu itu seperti bulu merpati, hanya jauh lebih besar dan sedikit berkilau.

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang