[Awakening] 16 - In Apartment

87 7 0
                                    

Matahari mulai tenggelam...

Di salah satu apartemen terbengkalai di pinggiran kota, Chera dan Reide membawa Rico ke sana. Apartemen itu termasuk salah satu apartemen mewah yang terletak di pinggiran kota. Apartemen itu besar dan megah. Lantainya mencapai 24 lantai dan kini mereka berada di lantai teratas. Rico sedang duduk di atas kasur sambil memandangi langit melalui jendela yang berdebu. Sudah lama tempat itu ditinggalkan. Sejak adanya penampakan hantu di lantai 13, tempat itu ditinggalkan oleh para pemiliknya yang kaya raya beserta dengan segala furniture-nya. Itu merupakan suatu keuntungan bagi mereka yang memang mencari tempat bersembunyi.

"Apa? Penampakan hantu itu bohong?" ulang Reide.

"Ya," jawab Chera. "Sebenarnya, aku tidak mau cerita ini. Tapi, karena sepertinya kamu benar-benar terganggu dengan cerita hantu itu, kupikir ada baiknya kalau kamu tahu cerita aslinya. Sebenarnya... Tidak pernah ada hantu di sini."

Saat ini, ketiganya sedang berada di kamar tidur utama seluas 5 x 6 m. Rico tidur-tiduran di atas kasur yang dialasi kain seadanya. Sementara Chera sedang berusaha menyalakan perapian yang ada di depannya. Reide duduk bersandar pada dinding tak jauh darinya. Lucieve berdiri mematung di ujung ruangan.

"Tapi... Berita mengatakan ada yang mati akibat serangan hantu itu."

"Sebenarnya, itu hanyalah cerita seorang pemuda yang tidak sadar kalau dia mengidap leukimia. Seorang malaikat kematian diminta mengawasi kematiannya agar jiwanya tidak dirampas makhluk kematian. Tapi, saat itu kedua orang tuanya tanpa sengaja melihat dia saat sedang menampakkan diri. Akibatnya, semua orang menganggap kalau anak itu mati terbunuh oleh hantu."

"Hah?"

"Lagipula, siapa sih, yang menyebarkan berita hantu itu?"

"Kalau boleh jujur... Aku orangnya."

Giliran Chera yang terkejut, "Hah?"

"Begini... Kejadian itu terjadi 4 tahun yang lalu. Saat itu, aku diminta mengambil gambar tempat kematiannya untuk dimasukkan majalah sekolah. Aku tanpa sengaja mengambil gambar sesosok makhluk halus yang ada di dekat jendela. Gara-gara itu, karirku sebagai fotografer langsung naik, deh..."

"Memangnya tidak ada yang sadar kalau itu foto palsu?" Rico yang dari tadi diam akhirnya ikut bicara.

"Sebenarnya, itu bukan foto palsu," sahut Chera. "Sosok yang kamu foto itu pasti salah satu serafim yang sedang berusaha membereskan masalah itu.

"Serafim?"

"Ya. Aku belum cerita, ya? Tugas serafim adalah membereskan segala kejadian aneh yang berhubungan dengan malaikat. Daripada ketahuan adanya malaikat bersayap ganda seperti kita, lebih baik ketahuan kalau itu ulah hantu," lanjut Chera.

"Itu sukses menipu semua orang," gerutu Reide.

"Memang itu tujuannya," jawab Chera sambil tersenyum puas.

Rico hanya bisa tertawa melihat perdebatan Chera dan Reide. Beberapa menit kemudian, perapian sudah menyala. Untung saja perapian modern punya cerobong asap khusus yang tidak akan menghasilkan asap hitam. Jadi, tetap tidak ada yang menyadari kalau ada orang di sana.

Setengah jam kemudian, Rico malah menikmati makan malamnya. Chera membelikannya pizza ukuran sedang yang dipotong menjadi 6 dan sebotol cola beserta air mineral di restoran yang terletak beberapa blok dari sana.

"Kalian tidak perlu makan?" tanya Rico. "Dua potong saja sudah membuatku kenyang, 'kok." Rico berniat membagikan makan malamnya.

Reide tertawa kecil. "Itu sudah bukan kebutuhan pokok kami lagi," jawab Reide. Rico mulai menyuapkan pizza ke dalam mulutnya sambil memperhatikan ketiga malaikat di sekelilingnya dengan cermat. Reide berdiri di dekat balkon sambil memandangi langit gelap yang cerah. Chera duduk di samping perapian sambil memejamkan matanya, mungkin berniat untuk tidur. Lucieve berdiri, menyandar pada dinding, di sebelah kanannya sambil menatapnya dengan pandangan kosong.

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang