"Apa itu?" tanya Ghea yang mulai merasa ngeri.
Devoran menggeleng, "Apa pun itu, aku merasa itu tidak baik."
KRAAAK!
Retakan itu membesar. Ada sesuatu yang keluar dari dalamnya. Suatu cakar besar dengan kulit merah bersisik dengan kuku hitam. Kedua pion neraka itu terbang menghampiri untuk melihat benda apa itu sebenarnya.
BLAAAR...
Belum sempat mendekat, sebuah ledakan membuat keduanya berhenti. Retakan itu mengeluarkan ledakan dan asap panas. Bagian atas bola itu hancur. Bukan bola lagi, tapi telur. Itu telur! Ada seekor burung keluar dan berdiri di atasnya. Burung setinggi 10 meter lebih. Meski keluar dari telur yang kusam, warna burung itu putih bersih dengan helaian merah menyala seperti api pada bagian atas. Ekornya seperti kipas berwarna merah sembur keemasan. Sayapnya keperakan, lebar namun kokoh. Kepalanya memanjang ke depan dengan paruh pendek keemasan yang kuat. Matanya merah kecoklatan bening. Bentuk burung itu seperti merpati.
"Ini tidak mungkin," bisik Ghea. "Bagaimana mereka bisa membuat telur seperti itu? Lagipula, untuk apa mereka membuat burung seperti itu?"
"Hahaha..." Devoran tertawa. "Lelucon yang aneh."
TSEEEEEEEEEEER...
Burung itu kembali mengerang. Suaranya keras, bulat, dan melengking. Hembusan nafasnya hangat, cenderung panas seolah ada gunung berapi yang bersemayam di dalamnya.
"Ayo, habisi dia!" sahut Devoran cepat.
Dia terbang dan memukulkan palunya, namun burung itu menghindar dan terbang lebih tinggi. Devoran tidak kalah akal, dia menyambarkan petirnya ke atas. Burung itu menghindar lagi. Sekalipun ukurannya raksasa, tapi kecepatan dan kegesitannya tidak perlu diragukan.
ekornya. Hembusannya ternyata cukup kuat untuk membuat Ghea terlempar ke kanan beberapa meter. Dia segera menyeimbangkan dirinya dan kembali melayang.
"Ternyata dia menyebalkan," gumamnya.
Burung itu mencapai ketinggian beberapa ribu meter di atas kaki. Dia membuka paruhnya dan membuat bola cahaya kecil. Bola cahaya itu berpendar terang dan membesar.
WUUUSH...
Bola itu terlempar begitu saja. Devoran dan Ghea yang ada dalam jarak lempar langsung menghindar. Devoran terbang mendekat. Burung itu bersiaga, dia menahan palu Devoran dengan paruhnya.
PRAK!
Palu itu patah tepat pada bagian yang telah dibuat retak oleh Chera. Palu yang kuat itu rusak seperti mainan kertas yang dirusak anak kecil.
BRAK!
Setelah palu itu yang hancur, burung itu menangkap Devoran dengan paruhnya dan menghempaskannya hingga terjatuh dengan keras di atas tanah. Ghea yang melihatnya langsung ngeri. Burung itu jauh lebih kuat dari dugaannya. Kalau ini memang benar gabungan kekuatan Chera dan Reide, berarti keduanya memang sangat kuat.
Burung itu menatapnya. Ghea langsung kabur.
-----
Beberapa saat sebelumnya, saat pertarungan baru dimulai, Wisha menghadapi pertarungannya sendiri melawan Sedda.
Duel energi terlihat. Kilatan cahaya dan energi sambar- menyambar di langit malam. Keduanya hanya saling menyerang dan menghindar. Tidak ada luka satu pun pada mereka. Ya, setidaknya itulah yang terjadi pada awal pertarungan. Hingga akhirnya Sedda mengeluarkan senjata rahasianya.
Kata-kata...
"Apa kamu benar-benar berpikir bisa menang dariku?" tanya Sedda memulai percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death (2011)
FantasyIsseiru, pimpinan malaikat kematian, ditugaskan mencari keberadaan Rico. Dia pun harus berhadapan dengan musuh bebuyutan para malaikat, Cyrenca. Kenapa para makhluk kegelapan berusaha memburu Rico? Kenapa malaikat kematian yang harus mencarinya? Ben...