[Awakening] 11 - Eclipse

117 8 0
                                    

Xeo memulai perubahan dengan membiasakan nama barunya. Selanjutnya, tempat tinggal barunya, kuil yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai sekarang. Sebuah kuil yang termasuk besar untuk ukuran kuil Angel of Death. Kuil itu berbentuk persegi, terbuat dari batu warna keabuan. Interiornya cukup lengkap dan bagus. Sepertinya tempat itu pernah dihuni sebelumnya lalu ditinggalkan cukup lama.

"Xeo!" Wisha berseru dari luar kuil Xeo, memanggil pemuda itu agar keluar.

"Ya..." Xeo berlari keluar dari kuilnya sambil membawa jubahnya. Baru satu hari, Xeo tinggal di sana, tapi pagi ini, dia sudah harus melakukan patroli bersama Wisha. Mencari petunjuk apa pun mengenai Sylvester dan pengikutnya.

"Malam nanti kamu harus menemui pamanmu?" tanya Wisha pada Xeo.

"Iya. Aku nggak mau bikin paman khawatir." Ya, Xeo berniat merahasiakan semua peristiwa ini pada pamannya. Karena itu, dia tetap harus muncul di universitas atau pun kafe pamannya.

Keduanya terbang meninggalkan Halrane tanpa percakapan lebih lanjut. Wisha tidak begitu suka suasana yang kaku seperti ini. Akhirnya, untuk kedua kalinya, Wisha membuka percakapan lagi.

"Kamu pelajar yang cepat, ya," kata Wisha.

"Maksudmu?"

"Kamu bisa terbang dengan lincah padahal baru belajar setengah hari. Kamu juga bisa menguasai senjata cakram dalam beberapa jam saja," lanjut Wisha. "Apa itu yang disebut dengan jenius, ya?" Wisha berniat bercanda, tapi Xeo tertawa kecil lalu menanggapinya dengan serius.

"Aku seperti merasa sudah terbiasa dengan semua ini."

"Hah?" Wisha bingung dengan ucapan Xeo.

"Memang kedengarannya aneh, tapi aku merasa sudah terbiasa dengan semuanya. Aku merasa sudah pernah terbang dan bertarung sebelumnya. Aku juga merasa sudah terbiasa dengan kuil tempat tinggalku sekarang."

"Déjà Vu?" tebak Wisha.

"Ya, sejenis itu."

Semula, Wisha tidak suka dengan keputusan Isseiru yang menyuruhnya berpatroli bersama Xeo. Dia orang baru dan belum berpengalaman. Lagipula, kenapa Isseiru tidak meminta bantuan angel of death lain? Kenapa harus Victor? Tapi, setelah melihat semua kekuatan dan bakat Xeo, Wisha mulai sedikit memahami pemikiran Isseiru. Mungkin bekerja sama dengannya tidak akan seburuk itu.

Kecuali, kalau mereka bertemu dengan pion neraka lagi...

Jam menunjukkan pukul 11.46 saat Xeo menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Saat itu, Xeo dan Wisha mendarat di atas sebuah gedung pencakar langit setinggi 125 lantai. Wisha memandang sekeliling sambil duduk di ujung gedung itu, sementara Xeo masih mengamati langit.

"Menemukan sesuatu?" tanya Wisha sambil menoleh ke Xeo yang tak jauh darinya.

"Langitnya..."

"Apa?"

"Ada yang tidak beres dengan langitnya."

"Oh, ya? Kurasa kamu hanya merasa gerhana makin dekat," sahut Wisha dengan tenangnya.

"Gerhana matahari?" ulang Xeo.

"Ya," jawab Wisha. "Itu diberitakan di mana-mana. Hari ini akan terjadi gerhana pada siang hari. Perkiraan waktu sekitar pukul 12 siang dan akan berlangsung cukup lama, sekitar 6 menit."

"Oh, tidak. Kamu seharusnya mengatakan itu lebih awal!"

"Kenapa?"

"Sylvester dan para pion neraka akan mendapat keuntungan dari gerhana matahari."

"Isseiru tidak mengatakan apa pun," bantah Wisha.

"Dia tidak tahu."

"Kalau begitu, kenapa kamu bisa tahu?"

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang