Selama berada di bumi, seorang diri, Chera mengalami berbagai hal. Mulai dari membantu polisi menghentikan perampokan bank, menolong nenek buta saat dia hampir masuk ke lubang galian, sampai menolong anak kecil yang diancam teman-temannya. Semua itu dia lakukan diam-diam agar tidak seorang malaikat pun yang melihatnya.
Hari ini apa lagi yang akan dia lakukan ya?
Dalam posisi seperti Chera, banyak hal yang awalnya tidak ingin dilakukan jadi ingin dilakukan. Sebab, tidak ada kegiatan sih. Ya, bukan berarti Chera bosan dengan kegiatan amalnya. Dia malah menikmatinya. Saat ini, dia berada di bandara. Dia menyusup dengan mudah ke sebuah pesawat yang akan terbang ke Sinclaire.
Semula, dia memperhatikan gerak-gerik setiap orang. Para pramugari menyambut setiap penumpang dengan baik. Satu keluarga muncul dari pintu masuk. Terdiri dari seorang ayah, putranya yang masih kecil, ibu yang menggendong anak kecil lainnya, dan seorang nenek tua. Mereka duduk di belakang Chera, tapi anak itu memilih duduk di sebelah Chera.
Anak itu mengamati Chera dengan saksama. Chera membalas tatapan itu dengan meliriknya cepat. Anak itu masih memperhatikannya. Chera menoleh dan tersenyum padanya, "Ada yang bisa kubantu?"
Anak itu menggeleng cepat.
Tak berapa lama kemudian, pesawat mulai meninggalkan landasan. Guncangan pelan saat menukik ke atas digantikan ketenangan yang membisingkan. Perubahan tekanan udara sedikit mengusik telinga anak kecil di sisi Chera. Anak itu berdiri dari kursinya dan mulai berjalan mengelilingi bangku-bangku penumpang lain. Seorang pramugari memintanya untuk kembali ke kursi, sekalipun tidak dihiraukannya. Anak itu menghampiri kursi kedua orang tuanya. Sang ibu sibuk mengurus anak kecil di pangkuannya. Sang ayah sedang sibuk membaca surat. Neneknya mengeluarkan benang wol dan mulai merajut. Anak itu terlihat bosan sekali.
"Hei," panggil Chera pada anak. Anak itu melihat Chera dengan penasaran. Chera mengeluarkan sehelai bulu putih seperti bulu merpati. Hanya saja, bulu itu lebih putih mengkilap seperti bertabur glitter. Chera memberikan bulu itu pada sang anak kecil. Anak kecil itu mengambilnya dan mengamatinya. "Itu adalah bulu dari sayap malaikat," kata Chera.
"Darimana kamu tahu?" tanya sang anak cepat.
"Duduklah!" pinta Chera untuk membuat anak itu duduk kembali ke kursinya dan tidak lagi berjalan-jalan. "Akan kuceritakan sebuah cerita. Cerita tentang malaikat yang diam di atas langit itu. Konon, di atas langit, terdapat suatu tempat indah yang merupakan tempat tinggal para malaikat."
"Tidak ada malaikat di udara," sahut anak itu. "Yang ada di atas sana hanya burung, guruku bilang begitu."
Chera tertawa kecil. Dia pun melanjutkan ceritanya dan bertanya jawab dengan anak yang polos itu. Lucu memang. Menceritakan tentang dirinya sendiri pada orang lain, seolah- olah dia bukanlah tokoh dalam cerita itu.
"Apa malaikat-malaikat itu tampan dan cantik?" tanya anak itu.
Chera memutar bola matanya dan bergumam, "Hmm... Mungkin. Tapi malaikat yang sebenarnya tidak mengenal laki-laki atau perempuan."
"Apa suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan mereka?"
Chera tertawa kecil. "Tentu saja. Tapi, mungkin kamu tidak akan menyadarinya meski sudah berhadapan dengan mereka."
Anak kecil itu terlihat kecewa. Baru saja Chera mau melanjutkan ceritanya, saat ada keributan kecil di belakangnya. Ayah dan ibu anak kecil itu meributkan sang nenek. Sang nenek terlihat pucat. Dia memegangi dada kirinya. Chera yang berbalik dan melihat kejadian itu langsung tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Pramugari yang menyaksikan kejadian, lalu berteriak ke sekelilingnya, "Apa ada dokter di sini?"
Anak kecil di samping Chera melompat dan melihat neneknya. "Nenek kenapa?" tanya sang anak kecil dengan polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death (2011)
FantasiaIsseiru, pimpinan malaikat kematian, ditugaskan mencari keberadaan Rico. Dia pun harus berhadapan dengan musuh bebuyutan para malaikat, Cyrenca. Kenapa para makhluk kegelapan berusaha memburu Rico? Kenapa malaikat kematian yang harus mencarinya? Ben...