Lucieve melawan Sylvester? Entah apa yang dipikirkan Lucieve saat memilihnya menjadi lawannya. Semoga saja Lucieve punya cara menghadapinya.
Padang rumput itu tidak kelihatan berbahaya sekalipun di malam hari. Rerumputannya hanya setinggi lutut dan dihiasi bunga–bunga liar yang tumbuh begitu saja. Bagian Barat dan Selatan ditutupi pepohonan yang lebih lebat. Sementara bagian Utara dan Timur tersambung ke jalan setapak yang mengarah ke desa kecil di balik hutan.
"Kamu akan menyesal!" kata Sylvester. Sepertinya dia sangat kesal karena harus berhadapan dengan Lucieve.
"Jangan khawatir," kata Lucieve tenang. "Pertarungan ini akan berjalan cepat dan menyenangkan."
"Kalau begitu, jangan buat aku bosan!"
"Tentu saja!"
Lucieve mengeluarkan busur dan panah miliknya. Sylvester tidak bergeming sedikit pun saat Lucieve menembakkan sebuah anak panah pada dirinya. Karena saat panah itu hampir mencapainya, ada aura hitam yang keluar dari dalam tubuhnya dan menghancurkan panah itu.
"Ayolah, jangan menguji kekuatanku! Aku jauh lebih kuat darimu!" kata Sylvester penuh percaya diri.
Lucieve mengangguk. Dia tahu Sylvester yang bergabung dengan Cyrenca jauh lebih kuat darinya. Tapi tetap saja itu tidak akan menghentikan langkahnya atau membuatnya takut untuk menghadapi makhluk kegelapan itu. Lucieve melemparkan busurnya ke tanah. Sylvester mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya apa yang dia lakukan.
Panahnya memang punya daya penghancur yang kuat, tapi senjata itu tidak akan efektif dalam pertarungan ini. Dia perlu senjata jarak jauh yang juga bisa digunakan jarak dekat. Jadi, Lucieve mengambil sepasang pistol dari balik jubahnya, masing-masing di tangan kiri dan di tangan kanannya. Itu pistol yang juga pernah digunakannya untuk melawan Jagjigger. Aura malaikat menyelubunginya dan membuat pistol itu diselimuti cahaya perak.
"Ayo bersenang-senang!" kata Lucieve.
BWET...
Lucieve mengembangkan sayapnya dan segera melesat ke langit. Sylvester menyelubungi dirinya dengan aura hitam yang lebih pekat. Hawanya menyesakkan dan mengerikan. Dalam aura itu terpendam suatu kebencian dan kemarahan yang luar biasa. Lucieve yang melayang di atasnya bisa merasakan itu. Dan sebelum Sylvester menyerang, Lucieve harus menyerangnya terlebih dulu.
DOR! DOR!
Lucieve melepaskan tembakan ganda.
Sylvester menengadah ke atas dan melihat malaikat itu. Sama seperti sebelumnya, dua tembakan itu lenyap begitu saja terkena aura hitam Sylvester. Sepertinya memang percuma melawannya dengan senjata biasa. Lucieve memutar ujung pistolnya. Yang satu diputar dan berubah warna jadi biru sementara yang lain berwarna merah. Dua tembakan kembali dilepaskan, yang satu berelemen api dan yang lain berelemen es.
BRSSSH...
Namun, dua tembakan itu juga lenyap saat terkena aura Sylvester. Dua tembakan itu seperti leleh lalu pecah menjadi pasir.
SREEEK...
Aura hitam itu menguat dan membentuk sepasang sayap hitam. Seperti sayap kerubim, tapi warnanya hitam. Bukan bentuk padat yang bisa disentuh, hanya seperti asap. Sayap itu membawa Sylvester bisa melayang. Lucieve bergegas terbang pergi sebelum Sylvester menyerangnya.
"Larilah dan takutlah padaku!" pinta Sylvester.
Yang benar saja! Lucieve lari darinya untuk menyiapkan serangan balasan. Dia harus menunggu kesempatan yang tepat untuk menembakkan peluru yang didapatnya dari amplop emas pemberian archangel. Itu satu-satunya yang bisa membungkam Sylvester dan sekaligus satu-satunya alasan Luceive berani memilih Sylvester sebagai lawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death (2011)
FantasyIsseiru, pimpinan malaikat kematian, ditugaskan mencari keberadaan Rico. Dia pun harus berhadapan dengan musuh bebuyutan para malaikat, Cyrenca. Kenapa para makhluk kegelapan berusaha memburu Rico? Kenapa malaikat kematian yang harus mencarinya? Ben...