"Tidak... mungkin..." Sylvester tertegun. Bukan hanya dia, tapi semua yang ada di sana juga tertegun. Wisha dan Xeo terdiam. Keempat pion neraka ikut berhenti dan tercengang. Chera juga hanya bisa melongo. Apalagi Reide, yang masih terhitung baru dalam hal ini.
Memang tidak banyak yang tahu masa lalu Isseiru. Tapi, aneh rasanya kalau sosok Isseiru di masa lalu itu muncul lagi saat ini. Rambut putih perak menggantikan rambutnya yang sebelumnya hitam legam. Jubahnya berubah putih, memancarkan cahaya terang bagaikan bintang. Tidak ada lagi sayap hitam. Hanya ada sayap-sayap putih kokoh yang mengembang di punggungnya. Tiga pasang sayap putih.
Sosok Isseiru berubah menjadi... Archangel?
"Apa-apaan ini?" Chera benar-benar tidak mengerti.
Pedang Lucieve yang tadinya hampir menusuk Isseiru sekarang malah hilang entah ke mana. Suasana hutan yang suram kini berubah menjadi terang benderang. Isseiru muncul di tengah kegelapan bagaikan bulan. Putih perak...
"Kenapa?" bisik Xeo pelan. "Kenapa Isseiru bisa kembali ke wujud itu?"
Isseiru berpaling pada Lucieve. Dia tersenyum sambil menatap tatapan mata Lucieve yang kosong. Wajahnya yang memancarkan cahaya kini menyinari wajah Lucieve dengan hangat. "Kembalilah..." Ucapan Isseiru seolah membuka tirai selaput yang selama ini menutupi pikiran dan mata Lucieve. Tatapannya kini tertuju pada wajah Isseiru yang begitu terang dan dekat.
BLUK...
Lucieve jatuh terduduk. Sekujur badannya rasanya lemas sekali.
"I... ssei... ru..."
Sekali lagi, Isseiru hanya tersenyum.
Sylvester baru sadar kalau kutukannya telah berhasil dipatahkan. Tapi, bagaimana mungkin? Ah, tidak ada waktu untuk memikirkannya. Yang penting saat ini, Isseiru harus segera dibereskan.
"Bunuh dia!" pekik Sylvester.
Keempat pion neraka tersentak dan segera sadar kalau mereka terpesona terlalu lama. Ini tidak boleh dibiarkan lagi. Mereka harus cepat menghentikan Isseiru sebelum dia melakukan hal yang lain lagi. Tapi, ada sedikit rasa gentar yang menyelimuti mereka. Rasa apakah itu gerangan? Takutkah?
WUSH..
Devoran menjadi orang pertama yang menyerang. Dengan tubuhnya yang besar dan kekar, dia mengayunkan kapak besar yang selama ini disembunyikan di balik jubahnya. Isseiru tak bergeming sedikit pun. Dia menatap serangan yang datang ke arahnya. Kemudian dia menahan ayunan kapak itu dengan tangan kosong. Tangan yang memancarkan cahaya itu juga yang membuat Devoran terpental hingga jauh ke belakang dan menabrak pohon.
Sedda dan Ghea hanya melihat dengan mata terbelalak.
Daren langsung menyerang dari sisi belakang. Dia mengeluarkan cakarnya yang tajam dan berusaha mencabik kepala Isseiru. Tapi, itu juga tidak berhasil. Padahal dia yakin sekali kalau cakarannya itu sudah tepat sasaran. Isseiru tetap saja bisa menghindar dengan mudah. Isseiru menatapnya dengan tajam. Sudah lama sekali Daren tidak melihat tatapan mata seperti itu dari Isseiru. Tatapan yang dingin dan penuh kemarahan. Berbeda sekali dengan tatapan matanya saat membebaskan Lucieve tadi.
Sepintas, terlihat Isseiru hanya menyentuh dada Daren. Hanya menyentuh. Tapi, entah kenapa, energi cahaya itu mengalir begitu cepat dan dahsyat. Kini, giliran Daren yang terpental hingga ke tanah. Terseret hingga akhirnya berhenti di dekat kaki Sylvester. Baik Daren maupun Devoran, tidak ada satu pun yang bisa langsung bangkit setelah menerima serangan telak seperti itu.
Hati Xeo berdebar-debar.
"Sama!" bisiknya. "Ini sama seperti 118 tahun yang lalu..."
Isseiru menoleh lalu melihat Sedda dan Ghea tak jauh darinya. Mereka sepertinya ingin maju. Tapi, membatalkan niat mereka setelah melihat apa yang telah terjadi pada kedua rekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death (2011)
FantasyIsseiru, pimpinan malaikat kematian, ditugaskan mencari keberadaan Rico. Dia pun harus berhadapan dengan musuh bebuyutan para malaikat, Cyrenca. Kenapa para makhluk kegelapan berusaha memburu Rico? Kenapa malaikat kematian yang harus mencarinya? Ben...