Sudah dua hari berlalu sejak malam itu. Tidak ada reaksi berarti pada cermin Avseacl. Pion neraka dan Sylvester belum menunjukkan gerakan. Isseiru terus memantau pergerakan energi di bumi melalui cermin Avseacl yang ada di kuilnya.
Cermin itu sebesar cermin tangan biasa. Cermin ini mempunyai kaki dan bingkai yang sangat indah. Semua kerangkanya terbuat dari emas dengan lilitan perak seperti pita. Di bagian bawahnya terdapat satu batu permata berwarna hitam. Di sekelilingnya terdapat sayap dari kristal yang mempercantik penampilan cermin itu.
"Malam ini mereka pasti bergerak," bisik Isseiru.
Bulan purnama...
Malam ini berkabut. Penjuru kota Sinclaire tertutup kabut tipis. Udara dingin menyelimuti kota yang remang-remang. Hujan gerimis terdengar di sisi kota bagian Barat.
Tepat di bawahnya, Crescent Dome sedang menggelar pertandingan hockey. Pertandingan itu merupakan pertandingan final kejuaraan Polar Cup. Tuan rumah, Sinclaire, melawan juara bertahan, Riddow. Dome itu penuh dengan jutaan pasang mata yang sedang menonton pertandingan. Suara riuh rendah menghiasi seisi gelanggang berbentuk oval itu. Dari atas atap Crescent Dome yang terbuat dari kaca, yang saat ini sedang tertutup itu, sesosok manusia bersayap berdiri di sana sambil memandang ke bawah.
CTARR...
Sesekali petir didahului kilat menyibak sosoknya itu.
"Papa, tadi di atas ada sesuatu seperti malaikat."
"Kamu hanya salah lihat. Sudah nikmati saja pertandingannya!"
BETT...
Sosok itu sedikit tersentak kaget saat melihat Devoran terbang di belakangnya.
"Ini hanya aku, jangan takut, Chera."
Sosok itu, Chera, membalikkan kembali tubuhnya dan menutupi sekeliling kepalanya dengan sayap putih. Sementara sepasang sayap hitamnya itu dibiarkan mengembang begitu saja. Jubah hitamnya basah kena hujan meski tetap membuatnya kering di dalam. Chera memiliki rambut pendek dengan beberapa helai yang lebih panjang di bagian depannya. Rambut coklat itu terjuntai menyamarkan mata hijaunya yang indah.
"Hujan makin deras saja, ya!" kata Devoran yang tidak mendapat respon apa pun dari lawan bicaranya itu. "Hei, aku bicara padamu!"
Chera tetap diam sambil memperhatikan jam digital yang tertera di atas papan nilai yang tergantung di tengah lapangan es di bawahnya.
"Huh! Kenapa Sylvester menyuruhku bersama orang sepertimu? Membuang-buang waktu saja!" Devoran mengomel pada dirinya sendiri.
CTARR...
Petir yang kali ini semakin keras. Hujan juga makin lebat. Suara hujan mulai menutupi kota bersama hembusan angin kuat dan dingin.
"Aku suka situasi ini!"
Devoran mengambil suatu cermin kecil berdiameter 10 cm dan mengarahkannya tepat ke arah cahaya bulan. Meski tipis, tapi terlihat cahaya bulan teserap perlahan ke dalam cermin sederhana berbingkai hitam itu.
"Sebentar lagi kekuatan bulan akan membantuku membuat atraksi yang menarik."
Di sela-sela kesibukan Devoran, Isseiru turun dari atas langit bersama Wisha dan Lucieve. "Merindukanku?" tanya Isseiru yang baru saja turun ke depan Devoran.
"Tidak!" jawab Devoran cepat. "Mungkin dia merindukanmu!"
WUSH!
Dengan kecepatan tinggi, Chera melesat ke depan Devoran dan melindungi Devoran beserta cermin hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death (2011)
FantasiaIsseiru, pimpinan malaikat kematian, ditugaskan mencari keberadaan Rico. Dia pun harus berhadapan dengan musuh bebuyutan para malaikat, Cyrenca. Kenapa para makhluk kegelapan berusaha memburu Rico? Kenapa malaikat kematian yang harus mencarinya? Ben...