[Final Battle] 54 - Crimson Red

87 6 0
                                    

Isseiru sedih sekaligus geram.

Sambil menunduk dan mengumpulkan kekuatan, Isseiru berbisik pelan, "Tidak akan kuampuni... Tidak akan... Aku tidak akan mengampunimu, Cyrenca..." Cyrenca menoleh dan melihat Isseiru bangkit dengan aura malaikat yang menyelimuti dirinya. "Aku pasti akan mengalahkanmu, Cyrenca!" serunya.

Isseiru melesat ke depan, menyambar Crosetta yang terjatuh di atas lantai berdebu. Dia menggunakan cairan examehyuno, namun bukan yang ada di dalam pedangnya. Dia memakai kalung bola bulat berisi penuh cairan examehyuno, kalung yang sama yang dia pakai saat pertama kali kembali menjadi archangel. Dalam sekejap, Isseiru kembali dalam wujud archangel. Rambut perak, tiga pasang sayap putih, dan cahaya putih perak yang menenangkan.

"Oh? Sepertinya kamu sudah mulai serius," kata Cyrenca.

Pertarungan di udara antara mantan archangel, Isseiru, dan makhluk kegelapan itu, Cyrenca, sudah tidak terhindarkan lagi.

TRANG!

Cyrenca menangkap sabetan pedang Isseiru dengan cakar kosongnya. Untuk kedua kalinya, Cyrenca mengeluarkan energi kegelapannya dan berusaha menghantarkannya pada Isseiru melalui Crosetta. Namun, itu tidak berhasil. Cahaya perak yang menaungi Isseiru dan Crosetta melemahkan energi itu sebelum sanggup menyentuh tubuh Isseiru.

"Rupanya rasa marah membuatmu kuat, ya, Isseiru?"

"Diam!"

"Hati-hati, mungkin itu akan berbalik menyerangmu!"

Benar. Isseiru menyadari dalam hatinya, dia tidak boleh termakan emosinya sendiri. Dia tidak ingin Cyrenca mengambil kesempatan darinya.

Cyrenca mendorong cakarnya dan melepaskan diri dari pedang Isseiru. Isseiru menyerang ke bawah, Cyrenca terbang ke atas. Dia menembakkan gelombang hitam seperti listrik, Isseiru menghindar dengan mudah.

BWETT!

Isseiru mengembangkan sayapnya lebar-lebar. Perlahan cahaya perak yang mengelilingi sayapnya menguat. Muncul banyak helaian bulu putih dari sayapnya. Helaian-helaian itu menguat dan menghadap ke arah Cyrenca. Isseiru menghentakkan kedua tangannya ke bawah, saat itu juga, helaian-helaian tersebut berterbangan menuju Cyrenca. Mereka menghujaninya bagai hujan panah di tengah peperangan.

CRASH! CRES! CRASH!

Cyrenca terjatuh dengan banyak helaian yang menancap di sekujur tubuhnya.

"Rico! Xeo!" seru Wisha.

Isseiru menoleh dan melihat Wisha baru saja datang dan menghampiri keduanya. Dari raut Wisha, Isseiru yakin dia sudah bisa menebak apa yang terjadi.

Rico menunduk, menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"Rico..." bisik Wisha pelan.

Rico menangis terisak-isak. "Aku... Aku..." Suaranya bergetar dan tertahan. "Aku sudah... Aku sudah membunuh..." Dia menghentikan ucapannya dan terus menangis.

Wisha merasakan seperti ada pisau yang mengiris hatinya. Kejam sekali Cyrenca melakukan ini pada Rico dan Xeo. Wisha meneteskan air mata dan meraih Rico. Dia memeluk anak itu dengan segala kesedihan yang menyelimuti.

"Tenanglah Rico," bisik Wisha pelan. "Yang sudah membunuh Xeo adalah Cyrenca, bukan kamu."

Wisha memegang wajah Rico dan mengangkatnya. Kedua tatapan mata mereka saling bertemu. Wisha bisa melihat kesedihan yang begitu mendalam menutupi mata coklat anak itu. Wisha menyeka air mata Rico.

"Tapi... aku yang... aku yang menusuk... kakak," kata Rico pelan.

"Bukan kamu yang melakukannya, Cyrenca yang melakukannya!" sahut Wisha cepat. Kemudian Wisha mengambil amplop emas pemberian para archangel yang ada dalam kantung jubahnya. Dia mengeluarkan kalung yang sama persis seperti milik Scadian. "Semula aku tidak tahu untuk apa para archangel memberikan kalung ini padaku, tapi sekarang aku tahu. Kalung ini untukmu, dia akan menjagamu dari kekuatan jahat Cyrenca."

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang