Mengenaskan...
Air laut yang biru gelap kini memiliki noda merah yang sesaat muncul kemudian makin tenggelam dan akhirnya menghilang. Darah Xeo menodai lautan itu. Ingatan yang terpecah muncul silih berganti dalam pikiran Xeo. Dalam kesadaran yang makin menghilang dan napas yang menipis, suara-suara itu datang lagi...
"Kenapa?" sosok malaikat dengan tiga pasang sayap itu bertanya padanya.
"Aku ingin merasakan rasanya menjadi manusia. Manusia memang punya banyak kelemahan. Mereka memang tidak sempurna, tapi... justru dalam ketidaksempurnaan itulah, mereka sempurna. Kamu pasti menganggap ucapanku ini konyol..."
"Tidak... Itu benar." Sosok itu tersenyum tipis. "Kehidupan seperti apa yang kamu harapkan?"
"Hmm... Aku ingin punya keluarga yang hangat. Orang tua yang rukun dan mungkin seorang adik. Dari dulu aku ingin punya adik. Hehe..."
"Kupikir kamu akan menjadi seorang kakak yang baik."
"Apakah itu ramalanmu untukku, Archangel?"
"Kamu boleh menganggapnya begitu, Master Xeo!"
Siapa sosok archangel yang selalu muncul dalam ingatannya. Kenapa dia memanggilnya Master? Sebenarnya siapa Xeo itu?
"Tempat ini akan runtuh! Kita harus segera keluar!"
"Pergilah..." suara Xeo terdengar lemah dalam ingatannya. Sosok Xeo itu memegangi perutnya. Ada luka besar di sana yang mengeluarkan banyak darah dan membasahi sekujur jubahnya.
"Kamu terluka karena seranganku tadi?"
"Entahlah, aku tidak ingat..."
"Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian."
"Jangan bodoh! Kalau... kalau kamu tidak pergi sekarang, kamu tidak akan bisa keluar lagi!"
"Aku tahu."
Kejadian apa itu tadi?
"Kalau mau menghancurkan tempat itu, kamu butuh sembilan nyawa."
"Aku tidak membutuhkannya. Aku punya dia!" Xeo tersenyum penuh percaya diri di depan sosok Archangel itu.
"Kekasihmu itu?"
"Ya, matahari emasku..."
Matahari emas...
"Matahari... keemasan..." bisik Xeo.
Dia telah mendapatkan kembali kesadarannya.
Dia berada di kedalaman laut. Dan dia semakin tenggelam bersama Rico yang ada di dalam pelukannya. Harus segera naik ke atas!
"Matahari..." bisiknya lagi sambil memejamkan mata.
-----
Selanjutnya, Xeo sudah berada di sebuah gua yang terkikis ombak tak jauh dari pantai. Entah berapa lama dia berjuang di tengah laut, hingga akhirnya mereka bisa menyentuh daratan lagi. Rico tidak sadarkan diri. Dia duduk bersandar ke dinding gua di samping Xeo. Sementara Xeo sendiri sedang berusaha merangkai semua ingatannya yang muncul secara acak. Sedikit demi sedikit, Xeo mulai mengerti siapa dirinya.
Archangel itu...
Kejadian itu...
Dan mataharinya...
"Hmm..." Rico mengerang pelan sambil membuka matanya yang berat. Sekujur tubuhnya rasanya pegal. Basah dan dingin. Juga kotor. Xeo menoleh dan tersenyum pada adiknya yang perlahan sadar. "Kakak?" panggil Rico.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Xeo pelan.
"Iya..." Rico menjawab sambil memperhatikan kondisi tubuhnya. Selain penampilan yang berantakan, dia baik-baik saja. Tidak ada luka yang berarti, hanya beberapa goresan dan lecet. Bukan luka yang berarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel of Death (2011)
FantasyIsseiru, pimpinan malaikat kematian, ditugaskan mencari keberadaan Rico. Dia pun harus berhadapan dengan musuh bebuyutan para malaikat, Cyrenca. Kenapa para makhluk kegelapan berusaha memburu Rico? Kenapa malaikat kematian yang harus mencarinya? Ben...