[The Angels] 4 - Dinner

335 20 0
                                    


Seorang Isseiru tidak akan pernah membiarkan dirinya dipermainkan!

"Isseiru!" Lucieve memanggilnya. Malaikat berwajah cantik itu duduk di anak tangga teratas di kuil Isseiru yang menghadap ke pohon Scarlett. Isseiru terbang ke arahnya dengan raut wajah seperti biasa. Ya, Isseiru berani jamin tidak ada perubahan apa pun pada raut wajahnya.

Tapi...

Itu tidak mempan bagi sahabatnya itu yang selalu bisa membaca tatapannya.

"Apa yang terjadi?" tanya Lucieve. Hanya satu orang di dunia ini yang bisa membuat malaikat dingin itu bicara, Lucieve.

"Hanya... pertemuan dengan musuh lama."

Lucieve tidak berani menebak. Dia tidak berani membayangkan siapa yang dimaksud Isseiru. Ya, dia punya banyak musuh, apalagi saat Isseiru dulu masih memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari sekarang. Sekalipun Lucieve punya beberapa tebakan, dia juga tidak berani mengutarakannya. Dia takut mendapat jawaban 'ya'.

"Devoran," lanjut Isseiru singkat. "Pion neraka sudah bangkit!" Lucieve tercengang dengan jawaban Isseiru yang sebenarnya mengerikan tapi diucapkan dengan begitu tenang. Entah karena dia kaget dengan ketenangan Isseiru saat mengatakannya atau karena isi jawaban itu sendiri atau karena salah satu nama itu adalah tebakannya.

Pion neraka adalah sebutan yang dibuat oleh para malaikat pada makhluk kegelapan yang mengabdi pada Cyrenca. Jumlahnya 4 orang. Dan keempatnya disegel pada waktu yang bersamaan dengan penyegelan Cyrenca meski berbeda tempat. Sepertinya Cyrenca membebaskan anak buah kepercayaannya. Bukan. Bukan hanya anak buah kepercayaan. Mereka adalah empat jenderal besar yang memimpin jutaan pasukannya semasa kejayaan makhluk kegelapan sekitar 4000 tahun yang lalu.

"Kalian bertarung?" tanya Lucieve pada akhirnya.

"Ya, tapi hanya sebentar. Kemudian dia membawaku menemui Sylvester."

"Apa?"

Isseiru melepas jubahnya dan menoleh pada Lucieve. Dia tahu sahabatnya itu khawatir, karena itu Isseiru langsung menambahi, "Kami tidak bertarung. Dia lari. Hanya saja... Sebelum dia lari, dia... " Isseiru diam sebentar untuk menemukan kata-kata yang tepat. "Dia menunjukkan kekuatannya padaku."

"Kekuatan seperti apa?"

Isseiru juga tahu bahwa percuma berbohong pada Lucieve. "Dia mencabut nyawa orang di depanku. Dia menarik rohnya dan membawanya pergi."

Lucieve merinding ngeri. Kekuatan Sylvester tidak main-main. Ya, kalau memang dia mendapat kekuatan dari makhluk kegelapan, hal itu mungkin terjadi. Tapi, sangat tidak disangka, kalau dia bertindak secepat ini. Seolah-olah dia memang ingin menantang Halrane.

Tidak ada sayap putih yang bisa menghancurkan makhluk kegelapan itu.

Sepercaya diri itukah Sylvester merasa bisa mengalahkan para sayap putih? Itulah yang ada di pikiran Lucieve. Tidak! Sepertinya bukan itu alasannya.

Sementara Lucieve berpikir alasan dari semua itu, Isseiru mengganti bajunya dengan blus dan celana kain warna putih dari katun. Isseiru juga mengikat rambutnya dengan pita putih dan membiarkannya menjuntai sepanjang blusnya. Dia kembali menemui Lucieve yang ada di luar kamar. Wajah Lucieve masih penuh dengan rasa penasaran dan khawatir. Isseiru sedikit menyesal memberitahu Lucieve apa yang terjadi, tapi semua memang sudah terlanjur terjadi. Lagipula Lucieve juga akan membantunya mengatasi masalah ini. Setidaknya dia harus tahu apa yang terjadi.

"Setidaknya aku masih hidup," sahut Isseiru.

Lucieve tertawa kecil menanggapi ucapan Isseiru yang baginya lebih mirip lelucon itu. "Kupikir kamu tidak akan mati meski bertemu Lucifer sekalipun."

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang