[Past] 22 - Full Moon

111 5 0
                                    


"Apa!?" kedua malaikat di depan Isseiru serentak melongo mendengar apa yang terjadi pada Isseiru kemarin malam.

"Lucieve hampir membunuhmu!?" sahut Wisha.

"Dia masih di bawah kendali Sylvester!?" lanjut Xeo.

Isseiru hanya bergumam pelan.

"Terus?" tanya Wisha.

"Dia menanyakan tentang cara mengaktifkan kembali kotak Daerosia..." kata Isseiru. "Kujawab... Bulan purnama."

"Eh? Benarkah begitu cara mengaktifkannya?" Xeo tampak ragu.

"Bukan. Yang pasti bukan itu caranya," sahut Isseiru cepat.

"Eh?" Wisha tampak bingung.

"Tunggu!" Xeo berusaha menebak, "Kamu... bohong padanya?"

Wisha langsung lemas. "Isseiru, mereka punya Lucieve sebagai sandera. Kalau mereka tahu kamu bohong, apa yang akan mereka lakukan padanya?"

"Mereka tidak akan tahu," jawab Isseiru tenang. "Setidaknya... sampai besok malam."

"Besok malam? Besok malam itu bulan purnama," tukas Xeo. "Isseiru, kamu... Kamu sengaja bilang padanya bulan purnama, karena kamu ingin memaksa Sylvester bergerak? Kebohongan itu adalah rencanamu untuk membuat Sylvester bertindak?"

"Benar," kata Isseiru. "Dia memaksaku memberi petunjuk, padahal aku tidak punya. Jadi, aku berikan saja petunjuk yang palsu."

Wisha lega menyadari semua taktik itu adalah untuk mengelabuhi Sylvester.

"Tapi, bagaimana cara kita tahu di mana dia akan bertindak?" tanya Xeo.

Isseiru melipat tangannya dan tersenyum tipis. "Itu mudah. Sylvester pasti bergerak cepat malam itu. Dia pasti memancarkan energi kegelapan yang kuat bersama keempat pengikutnya. Akan mudah bagi kita untuk melacak mereka melalui Avseacl."

Sebagai seorang pembuat strategis yang hebat, Xeo selalu mencaci maki strategi itu lebih dahulu sebelum menjalankannya. Dan itulah yang sedang dia lakukan saat ini."Sekalipun kita menemukan mereka, kita tidak akan sanggup menangkap mereka. Kita kalah jumlah dan kekuatan."

"Tujuan kita bukan untuk menangkap mereka, tapi untuk merebut kotak Daerosia dan Lucieve. Dan juga... adikmu!" Isseiru tahu hal itu jauh lebih penting. "Bila kita berhasil, kita tidak perlu mencari mereka lagi, karena mereka lah yang akan mencari kita."

"Aku tetap tidak yakin kita bisa melakukannya."

"Tenang saja." Isseiru mulai menjelaskan rencananya, "Kamu dan Wisha bertugas mengalihkan perhatian mereka, keempat pion neraka. Buat mereka mengejar kalian."

"Dan kamu?"

"Aku akan mengurus Lucieve dan adikmu."

"Isseiru, aku tetap tidak yakin. Mungkin kita bisa minta bantuan pada Rheirai..."

"Tidak! Aku tidak ingin melibatkan yang lain lagi. Sylvester hanya akan membunuh mereka. Yang dia inginkan hanya malaikat kematian."

"Kamu juga tidak bisa merekrut malaikat kematian lagi, kan? Karena kamu butuh orang yang bisa kamu percaya dan andalkan. Rupanya... kamu masih takut ada orang yang terluka karena kamu, ya? Padahal risiko terluka selalu ada dalam kamus malaikat kematian. Mungkin ada baiknya kalau kamu mulai membiasakan diri dengan posisimu, Isseiru."

Isseiru tak menjawab.

Wisha hanya tertegun mendengar perdebatan dua malaikat hebat itu. Tapi, sedikit banyak, yang diucapkan Xeo barusan itu benar.

Angel of Death (2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang