Chapter 2 (Thief)

5.8K 473 12
                                    

#Jaehye voc.


"Nilai Ujian semestermu sangat menghawatirkan, bukan hanya satu atau dua pelajaran, melainkan hampir semua pelajaran eksak yang ada. Matematika, Kimia, dan Fisika, mungkin seharusnya kau lebih mengambil jurusan Bahasa atau social. Dengan begitu..."
Bal-bla-bla aku sudah jenuh mendengarkan hal yang sama seperti ini.

"Jadi intinya Pak, aku harus apa?" aku memotong pembicaraannya, dan Yoongi yang duduk di sebelahku menoleh cepat memprotes akan tindakanku dengan gerakan kepalanya.

"Iya, kamu harus belajar dengan rajin lagi. Tapi Bapa sudah berkali-kali mengatakan hal ini tapi tetap saja hasilnya sama. Jadi untuk sekarang Yoongi akan menjadi tutor belajarmu."

"Nae?"
Yoongi merespon dengan agak berlebihan menurutku, dia seakan-akan tidak mau mengajariku.

Dasar anak pintar pelit.

"Kamu tidak keberatankan Yoongi, selain kamu.. tidak ada yang bisa mengajarinya mengingat nilai-nilai Jaehye yang begini. Kau pasti lebih bisa diandalkan daripada yang lainnya. Bapak percaya padamu Yoongi."
Itu adalah sebuah pemaksaan yang halus, aku hanya memutar bola mataku mendengar apa yang tadi dikatakan Pak Choi. Memangnya nilai-nilaiku serendah itu apa??

Aku mengambil kertas nilai hasil ujian semester milikku di meja yang sedari tadi tidak ku lirik sedikitpun. Angka-angka di sana tertulis dengan font color merah dengan angka yang tidak jauh-jauh dari 4 dan 5. Payah sekali...perasaan aku mengisi soal-soal itu dengan benar.

"Dan juga kaliankan satu kelas, itu akan memudahkanmu dalam membimbing Jaehye. Yoongi ajarilah Jaehye selama satu bulan penuh atau kalau bisa sampai masuk Ujian akhir nanti."

"Satu bulan juga cukup Pak." Aku menyela saat mendengarnya. Tidak mungkinkan aku terus-terusan belajar rumus sialan yang selalu berhasil membuatku sakit kepala.

"Benarkah? Kalau begitu berjanjilah saat ujian bab per mata pelajaran kamu harus memiliki nilai yang tinggi. Kalau tidak waktu belajarmu dengan Yoongi akan ku perpanjang."

"Iya, Pak tenang saja.." aku tersenyum kikuk, tidak percaya juga dengan apa yang sudah kukatakan.

Setelah keluar dari ruangan Pak Choi aku dan Yoongi pergi ke kelas. Yoongi sedari tadi dia hanya diam saja selepas perkataan Pak Choi yang menyuruhnya menjadi tutorku. Tadi dia tidak menolak dan juga tidak mengiyakan, dia hanya tersenyum saat Pak Choi memberinya amanat agar mengajariku.

Apa dia tidak mau mengajari anak macam sepertiku? Apa aku terlalu bodoh sampai-sampai anak jenius macam yoongi tidak mau mengajariku? Kalau memang iya, kenapa tidak menolak saja.

"Yoongi, kalau kau tidak mau mengajariku juga tidak apa-apa."
Yoongi berbalik menatapku dengan tatapan lurusnya.

"Kenapa?" dia bertanya, kurasa tadi dia tidak mendengarkanku.

"Kalau kau tidak mau menjadi tutorku ya sudah jangan dilakukan, kau bisa pura-pura mengatakan pada Pak Choi bahwa kau sudah mengajariku."

"Benarkah? Ya sudah...lagipula aku tidak punya banyak waktu." dia berlengang meninggalkanku

Heh??
Apa-apaan dia itu sih...





###Pencuri###

Kelas bubar agak cepat Karena pembagian nilai ujian semester dan lain-lain yang behubungan nilai rendah yang harus ikut ujian ulang, termasuk aku. Saat keluar kelas aku baru ingat kunci mobilku dipegang oleh Taehyun, ditambah aku menyerahkan begitu saja dompet milikku.

Tanpa basa-basi lagi aku berlari ke kelasnya, bertanya pada salah seorang teman sekelasnya yang ada di sana.

"Dia baru saja pulang," kata anak laki-laki yang punya lesung pipi

✔ Mischievous | with Sequel - [FF BTS SUGA / Min Yoongi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang