Chapter 8 (I Don't Understand)

3K 362 10
                                    

Disclamer: BTS Being Bighit
Cast: Yoongi, Jaehye (oc),..
Rated: M
Gendre: dark Romance
Warning: Ada sedikit adegan Mature, mohon dibaca degan bijak. Kata kasar yang tidak patut di contoh.

***I Don't Understand***





Handphoneku berdering, begitu nyaring. Aku mundur dan mendorong tautan kami. Aku tidak sadar jika sekarang aku duduk di meja bar, Yoongi di depan ku, dia berdiri diantara pahaku, kedua tangannya memeluk pinggangku.
Dia tersenyum, dadaku bergemuruh karenanya, "Angkat, seseorang pasti mencemaskanmu." katanya, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Angkat, sayang.."

Aku hanya merogoh saku jaket denim dan mengeluarkan handphone untuk menjawab panggilan. Nama Jimin tertera di layar handphone, aku mengerang malas untuk menjawabnya, tapi jika tidak aku jawab dia tidak akan berhenti menelphone, dan itu akan sangat mengangguku.

"Apa?" begitu jawab aku dengar kalimat beruntun darinya.

"Kau dimana?" jelas sekali dia mengkhawatirkanku.

"Aku pulang, kau menyebalkan."
Aku melirik Yoongi yang masih berdiri di depanku dengan tatapan menggoda.

"Sudah aku katakan aku akan mengantarmu."

"Tapi aku sudah pulang. Jangan telphone lagi, aku mau tidur, Bye.." aku memutus panggilan dan menyimpan kembali handphone di saku.

"Kau berbohong.." sebelah bibir Yoongi tersinggung.

Keningku berkerut, seringainya membuatku merasa terlecehkan. "Aku tahu. Sekarang aku harus meluruskan ini semua." Yoongi kembali pada ekspresi biasanya, mencoba mendengarkanku walau dia tampak malas.
"Apa yang kita lakukan tadi?"

Kali ini sebelah alis Yoongi yang naik, "Kau tahu apa itu."

Jantungku kembali berdegup, aku tidak yakin apa yang telah terjadi tadi. "Kenapa kau melakukannya?"

"Aku menyukaimu," jari jari tangannya menyentuh pipi kiriku, telapaknya menempel di kulit pipiku.

"Aku masih belum mengerti. Kenapa bisa?" mataku sudah tidak bisa fokus menatap mata Yoongi yang tajamnya berbahaya. Bahaya untuk napasku.

"Tidak perlu alasan karena aku tidak punya." dia mendekatkan wajahnya, hidungku dengan hidungnya beradu.

Pikiranku kembali pada ucapannya, mengenai dia yang Suga dan bukan Yoongi. Aku masih tidak yakin. Tidak percaya. Tidak paham.
"Aku masih tidak mengerti mengenaimu yang bukan Yoongi."

Dia terkekeh, lalu wajahnya menjauh. "Jangan terburu-buru, kau akan mengerti seiring waktu. Yang penting sekarang, kau denganku, milikku." dia hampir menciumku lagi sebelum aku menghindar.

Apa-apaan dia?! Dia fikir aku perempuan gampangan??

"Kenapa begitu? Aku bukan milikmu. Awas.." aku mendorongnya dan turun dari meja bar.
"Sekarang, buka kunci pintunya. Aku mau pulang."

Yoongi terkekeh dengan tampang menahan diri untuk marah.

"Kau harus membuka pintu keluarnya. Kalau tidak, aku tidak akan segan untuk membocorkan mengenaimu yang bekerja di sini pada kepala sekolah. Kau pasti tidak lupa dengan sekolahmu." aku mengertaknya untuk melindungi diri. Aku tahu gerak-gerik Yoongi tadi, dia hendak menciumku untuk melanjutkannya ketahap yang tidak mau aku bayangkan. Dia sama brengseknya dengan kebanyakan laki-laki.

Kedua tangannya terangkat ke udara, seperti seolah-olah aku sang polisi dan dia adalah tersangka. "Oke, manis. Akan aku buka pintu keluar untukmu." dia pergi ke pintu belakang, aku mengikutinya, lalu dia membuka kunci yang dirogoh dari saku celananya. Aku sempat ingin menendangnya ketika dia dengan sengaja berlama-lama.

"Cepatlah.."

Bukannya cepat, dia malah berhenti dan berbalik padaku.
Lalu tiba-tiba dia mendorongku ke tembok, keras dan menyakitkan. Bahuku ngilu. Dia sengaja menghimpit leherku dengan lengannya.
"Uhuk.., lepas! Apa-apaan kau ini!!"

"Aku benci disuruh-suruh." dia berbicara rendah di depanku.
"Aku tidak akan membukakan pintu kalau kau masih menyuruhku. Kau tahu, aku bisa saja mengurungmu semalaman."

Apa ini? Kenapa dia berubah jadi menakutkan lagi?

"Oke, sorry."

Dia hanya menyeringai sebelum tangannya mencengkram rahangku. Dia sengaja menengadahkan kepalaku hanya untuk menciumku sekilas. Lalu melepaskanku dengan pintu yang telah terbuka.

"Pulanglah, sebelum aku mengawinimu di sini." katanya.

"Bedebah gila! Brengsek.."
Dia mengangkat sebelah alisnya menatapku.

"Kau bertingkah lebih buruk dari jalang. Menolak tapi menikmati juga."

Ketika kata-kata hinaannya dan kata kotornya tadi membuat emosiku memuncak. Aku menamparnya setelahnya. "Aku tidak begitu. Kau bedebah brengsek! bejat! Keparat! orang sinting yang mengaku bukan Yoongi. Itu Gilaa! Kau sinting!"
Aku pergi dari hadapannya setelah menamparnya untuk kedua kalinya.

Aku pergi dengan langkah kaki yang dipercepat. Tanganku yang bekas menamparnya bergetar, ingin sekali aku memukulnya di mukanya. Mengawiniku katanya? Gila. Si Yoongi gila.

Aku mengabaikan beberapa orang yang nongkrong di pinggir jalan gang yang mencoba mengodaku. Setelah sampai di pinggir jalan, aku menghentikan satu taxi yang lewat. Beruntung aku tidak perlu menunggu berlama-lama di tempat sialan itu.

Ketika aku telah duduk dan mobil taxi melaju, aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Hendak menjerit tapi tidak bisa. Kata kata cacian sudah penuh di kepalaku karena amarahku masih membara. Bagaimana bisa aku masuk dalam jebakannya. Dalam permainannya. Sialan.

****

Taehyung menunggu di kursi beranda depan rumah dengan satu gitar dipangkuannya. Ketika aku tiba dia memperhatikanku, matanya ada padaku yang berwajah muram.

"Kau pulang pakai taxi, dimana si keparat Jimin? Kenapa dia tidak mengantarmu,  bertanggung jawab sekali." dia mengolok Jimin, aku tidak menjawabnya dan berlalu begitu saja memasuki rumah.

"Apa dia melakukan sesuatu padamu? Dia menganggumukan?" Taehyung mengekoriku. Bertanya tapi aku tidak menjawabnya. "Katakan Jaehye." dia menarik tanganku, membawaku menghadapnya.

"Tidak! Biarkan aku tidur dengan tenang, aku lelah. Kau tidur di kamar lain saja." aku berjalan menaiki tangga, mengabaikan Taehyung yang masih saja bertanya hal hal yang mengangguku tentang Jimin.
Padahal kalau dia tahu itu bukan Jimin melainkan Yoongi, aku yakin besok di sekolah dia akan memukuli Yoongi jika dia tahu.

Ingin aku mengatakan apa yang mengangguku tadi pada Taehyung, tapi aku harus memastikan satu hal yang dikatakan si pengaku bukan Yoongi itu bahwa dia dan Yoongi berbeda. Aneh memang. Atau ini hanya akal-akalan Yoongi untuk mempermainkanku?
Atau dia memang yang sebenarnya adalah anak badung yang suka memainkan perempuan?
Ah! Pusing. Aku tidak mau memikirkannya.

.
.
.
Tapi, aku masih tidak mengerti mengenai makna pernyataan tidak langsungnya yang mengaku bahwa dia dan Yoongi itu berbeda.

Suga dan Yoongi.

.

.

.tbc

.

*******


See you~~

✔ Mischievous | with Sequel - [FF BTS SUGA / Min Yoongi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang