Chapter 11 (Part 2) (Playing with Devil)

2.9K 346 26
                                    

Disclamer : BTS
Rated: T M
Gendre: Romance, darkside,
Warning: Ini seharusnya nanti, tapi aku privat saja untuk setiap chapter yang ada itu nya ya, hati-hati saja, aku tidak bertanggungjawab, dosamu ya dosamu. Makanya jangan di baca kalau tidak mau berdosa. Aku sudah peringatkan dari awal-awal. Kalau keras kepala ingin baca, ya tanggung sendiri dosamu..
Note: sudah lama tidak kembali, aku rindu...

***Playing with Devil***

Aku menaiki anak tangga dengan senyuman. Efek ciuman Jimin di pipi masih terasa. Menyebalkan, tapi aku suka. Oh, andai Jimin orang yang setia aku pasti sudah menerimanya. Tapi, nyatanya tidak begitu. Dia punya banyak teman dekat, punya banyak pacar, si playboy.
Mengingat itu membuatku kesal.

Aku kembali ke ruang baca, Yoongi di dekat jendela sedang berdiri tanpa arti. Apa dia sedang melamun? Kenapa ketika melihat punggungnya saja seperti ada sesuatu yang janggal?

"Yoon, sorry, aku tinggal lama sekali.." aku menutup pintu dan berjalan padanya.

Yoongi perlahan menoleh, kilatan matanya lain.

"Yoongi?" aku memanggilnya memastikan dia baik-baik saja.

"Sialan Jaehye, kau menyukai si bangsat Jimin?"

Aku berhenti melangkah.

Oh, dia bukan Yoongi...

Aku diam, memperhatikan dia dengan baik. Bagaimana cara berbicaranya yang kasar, raut mukanya yang terlihat lebih emosi, lalu tatapannya tajam yang menyudutkanku.

"Jawab Jaehye!" dia marah tapi aku tidak mengerti kenapa dia marah. Apa dia cemburu?

"Kenapa kau marah?!" aku ikut berseru, dia terlihat tidak suka.

Dia berjalan cepat padaku, menarik sebelah tanganku untuk mendekat padanya. Aku menubruk badanya, dia sengaja melakulan itu untuk mengungkungku di pelukannya.
"Kau tahu alasannya. Kenapa kau terima ciumannya hah?"

Tubuh depanku menempel dengan tubuh depannya, aku menjaga jarak. Wajahku berada di depan wajahnya, aku meringis ketika cengkraman tangannya di perelangan tanganku mengerat.
"Lepaskan, kita bicarakan baik-baik."

"Jawab saja Jaehye!"

Aku menatap matanya dengan nyalang, "Iya aku memang menyukainya! Kau ini siapa, kenapa harus begini? Lepaskan aku!"

"Diam!"
Dia memelukku dengan paksa. "Kau milikku yang tidak boleh disentuh orang lain."

Aku mengerutkan keningku, "Aku bukan milikmu."

"Kau milikku. Milik Min Suga, jangan pernah mengatakan kau bukan milikku. Aku sudah menandaimu, sayang." dia menyingkirkan rambut yang menghalangi tengkuk leherku. "Lihat, bekasnya masih ada.."
Katanya.

Aku menepis tangannya, dan pergi menjauh beberapa langkah darinya. Mataku menyorot tajam pada matanya yang menatapku dengan pongah.

"Kau bukan Yoongi."

Dia tertawa ringan, "Kau sadar akan perubahanku ya? Bagus sekali. Bagaimana menurutmu? Bukankah anak ini menarik?"

Aku menggeleng, "Kau sebenarnya apa? Kenapa ada di tubuh Yoongi? Yoongi tidak tahu apapun tentangmu. Dia mungkin tersiksa karenamu."

Kali ini Suga terkekeh, dia duduk di atas meja. Matanya menatap begitu menggoda.
"Dia tahu. Hanya saja aku membiarkannya tidak sadar ketika aku menguasai tubuhnya. Bisa saja aku membuat dia sadar ketika aku mau. Contohnya seperti ini. Kemarilah..."

Aku mengerutkan keningku, tapi aku berjalan mendekat padanya tanpa aku tahu kenapa aku menurutinya?

Dia merentangkan tangannya dengan senyuman puas, aku tidak tahu kenapa aku langsung memeluknya.
"Kau apakan aku?" kataku ketika dia memelukku.

"Aku tidak melakukan apapun, tapi kau mudah dipengaruhi. Kali ini, si Yoongi melihat semuanya." dia berbisik di telingaku, "Panggil dia,"

Apa?
"Yoongi?"
Dan aku memanggil namanya begitu saja.

Dia melepas pelukanya lalu membawa wajahku padanya untuk mendaratkan bibirnya menciumku.

"Dia menyukaimu juga, haha.., dasar Yoongi tolol.."

Apa itu?
Kenapa suara Suga ada di pikiranku?

Dia melepaskan ciuman singkatnya lalu matanya berubah hitam seluruhnya dalam hitungan detik, kemudian matanya berubah menjadi sendu.
Dia menatapku dengan keragu-raguan. Aku tahu bahwa Suga telah hilang dan meninggalkan Yoongi dalam posisi intim bersamaku. Oh, aku harus mengatakan apa?

"Yoongi?"

"Maaf, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku malah menciummu.."
Dia gelagapan, aku menjauh darinya yang meloncat turun dari meja.
"Aku tidak tahu apa-" dia mencari-cari alasan, tentu saja karena semuanya Suga yang sihir jadi begini.

"Yoongi, hei..," aku memegang kedua lengannya. Menatap pada matanya yang gelisah. Lalu ide gilaku muncul. "Kau tadi menyatakan perasaanmu padaku." dia terkejut dengan ucapanku. "Aku juga terkejut, tapi kau berani sekali. Aku menerimamu ketika kau hampir menyerah. Kau menciumku karena senang. Mungkin kau terlalu gugup jadi begini. Tidak apa, aku memakluminya ko."

Yoongi diam mencerna perkataanku. Aku dapat mendengar jika Suga tertawa-tawa atas tindakan konyolku ini.

"Yoongi? Hei, kau masih tidak percaya ya?" aku tidak tahu harus apa. Ini memang alasan konyol. "Kau bersungguh-sungguh dengan perasaanmu atau tidak sih? Jangan jadikan ini lelucon." aku pergi dari hadapan Yoongi yang mengerutkan keningnya. Aku malu, jadinya aku pergi.

"Hei, Jaehye. Tunggu maafkan aku. Sungguh..," Yoongi mencegahku. "Maafkan aku, aku mungkin terlalu gugup, maaf bukan maksudku untuk mempermainkanmu."

Oh, bagus sekali. Apa yang dikatakan Suga memang benar. Yoongi menyukaiku.

"Jadi?"
Aku sengaja saja, sekalian biar dia menyatakan perasaannya.

"Ya, maafkan aku."

Tidak peka.

"Aku memaafkanmu, tapi sekarang kita apa?" aku menatap matanya yang ragu-ragu.

"Entah, terserahmu." katanya, apa-apaan itu..

"Ih, Yoongi..." aku menepis tangannya yang memengangi tanganku.

"Oke, pacar?"

Oh, ekspresinya aneh, dia ragu tapi dia senang.

"Aku pacarmu, begitu kan?" tanyaku.

"Ya,"

"Kau miliku Jaehye.."

Lagi, suara Suga ada di pikiranku.

"Kalau begitu, kita lanjut belajar lagi atau mau kencan?" aku meraih satu lengannya, memeluknya dengan kesenangan yang aneh.

"Belajar dulu, sebentar lagi ujian susulanmu."
Menyedihkan, ujian susulan.

"Baiklah,"

Kami kembali ke kursi, belajar lagi. Kali ini aku duduk di sebelahnya, Yoongi tidak kaku lagi, dia menerangkan banyak dan membiarkan aku bertanya dan mengisi soal.
Aku tidak tahu kenapa jadinya malah begini.
Kenapa aku sendiri yang mengatakan bahwa Yoongi menyatakan perasaannya?
Kenapa juga aku senang menjadi pacarnya?
Ini pura-pura atau bukan?
Apa Suga mempengaruhi perasaanku juga? Dia pandai sekali merubah apapun.
Aku menyebutnya menyihir, karena sumpah, aku seperti tersihir ketika tiap kali Suga yang muncul di tubuh Yoongi. Seperti aku yang memujanya.
Sebenarnya siapa Min Suga itu?

***

See you~

Chapter besok ...tidak ada bocoran...

Siap-siap saja kalau aku privat.

✔ Mischievous | with Sequel - [FF BTS SUGA / Min Yoongi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang