Chapter 15 (Top Secret) (Part 1)

2.5K 353 18
                                    

Disclamer : story by sugarvit. BTS BEING BTS
Gendre : Romance, Mystery
Rated : T or M
Warning : Hati hati.
Note : Menunggu memang tidak menyenangkan. Tapi sabar sepertinya menyiksa. Jadi belajar saja.

*****Top Secret*****

Esok harinya di sekolah Yoongi tidak hadir. Tidak ada keterangan apapun. Aku curiga bahwa Yoongi belum kembali. Suga masih menguasai tubuhnya. Sial.

Jam istirahat aku berpapasan dengan Taehyung, tapi dia tidak menyapa atau menatapku. Taehyung berjalan lurus saja tanpa mengakui kehadiranku. Ini menyebalkan. Marahnya seperti anak perempuan.
Kemarin setelah aku pulang dari apartemen Suga, Si Taehyung memarahiku. Memaksaku untuk memutuskan Yoongi, aku menolaknya. Lalu dia mengataiku tolol, aku marah, dan kami bercekcok lama, berkelahi beradu argumen. Tidak ada yang mengalah, sampai akhirnya aku menamparnya, mengatakan padanya untuk tidak ikut campur.

Aku memang keterlaluan. Aku menyesal telah menamparnya. Taehyung hanya tidak tahu apapun mengenai masalah yang aku hadapi, masalah Yoongi dan Suga. Arghh..., aku mengorbankan Taehyung demi Yoongi. Kenapa aku begini??
Kenapa aku terlalu peduli padanya?

Yoongi. Dia mempengaruhi hidupku.

"Jaehye, kau di panggi Pak Choi."
Seseorang menepuk pundakku. Dia wakil ketua kelas, wakilnya Yoongi.

"Oh, oke." kataku.

"Sekarang." katanya.

"Iya." aku menerutkan keningku, kesal sekali. Aku tidak suka disuruh-suruh begitu.

Aku pergi ke ruangan Pak Choi. Pak Choi ada di mejanya, aku duduk di kursi yang sudah ada di depan meja. Aku tidak mengetuk pintu jadi Pak Choi masih belum menyadari keberadaanku, dia masih mengetik di komputer dan menulis sesekali di buku.

"Hai, Pak. Bapak memanggil saya?"

Pak Choi terkejut, "Ya ampun!"

"Maaf pak, Bapak sibuk sekali ya?" aku melihat banyak buku yang berserakan di mejanya.

"Iya, aturan administrasi guru sekarang sungguh membuat Bapak pusing."

Aku mengangguk-anggukan kepala saja, tidak mau mengetahui lebih lanjut masalahnya. Pak Choi membereskan beberapa buku, lalu mulai berbicara padaku.
"Aku dengar Yoongi bolos, kau tahu kemana anak rajin itu?"

Aku mengerutkan keningku. Si Yoongi memang anak emas, bolos sehari sudah ditanyai begini.

"Aku tidak tahu, pak." kataku.

Pak Choi menghela napas, "Padahal besok lusa dia harus ikut kompetisi lagi. Kau kan dekat dengannya, sudah coba telphone kenapa dia tidak sekolah?"

Aku yakin, aku telphone pun yang mengangkat bukan Yoongi, tapi Suga.
"Sudah, tapi tidak dianggat."
Aku berbohong saja, malas harus menelphone dan berbicara dengan Suga.

Pak Choi hanya mengangguk, tapi wajahnya banyak khawatir.
"Dia juga tidak mengangkat telphoneku." katanya.

"Mungkin dia sakit, tidak mau diganggu." kataku.

"Ya ampun, aku harus memastikannya apa dia akn ikut kompetisi atau tidak. Hari ini terakhir menyerahan formulir.."
Aku pikir orang tua ini khawatir Yoongi sakit, nyatanya yang dia khawatirkan adalah kompetisi.

"Aku bisa membantu." Ini mungkin bisa jadikan alasan untuk bolos juga, sekalian tahu alamat rumah Yoongi.
Pak Choi melirik.
"Aku bisa ke rumahnya untuk membantu Bapak. Menanyai apa dia mau ikut kompetisi atau tidak, sekalian memastikan keadaannya. Kalau sakit aku bisa antar dia ke dokter. Aku pikir Bapak terlalu sibuk dengan administrasi guru."

✔ Mischievous | with Sequel - [FF BTS SUGA / Min Yoongi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang