Disclamer : BTS BEING BTS
Cast: Lee Jaehye, Min Yoongi, Kim Taehyung, Park Jimin, Jeon Jungkook, dll.Pair: YoonJae, JimJae, TaeJae, JungJae.
Gendre: Angs, Drama, Imagine, Romance, Darkside.Rated: M
Note: Aku rindu ini. Rindu menulis ini. Rindu para pembaca.
💎💎💎
"Kau ingin tinggal di Jepang dalam beberapa bulan kedepan? Lalu bagaimana kuliahmu? Satu tahun lagi Jaehye, kau hanya perlu menyelesaikan kuliahmu satu tahun lagi Ya Tuhan!!" Taehyung di sambungan telephone memarahiku.
"Aku bisa pindah ke sini."
"Ada apa denganmu! Kau pergi dengan pacarmu kan? Berikan telphonenya padanya! Akan aku patahkan lehernya."
"Ini tidak ada hubungannya dengan Jungkook. Ada hal lain yang perlu aku selesaikan." Aku memainkan kancing bajuku.
"Oh! Namanya Jungkook? Cepat berikan telphonenya padanya!"
Aku melempar handphoneku pada Jungkook yang menyeringai di atas ranjang, dia memang mendengarkan pembicaraanku dengan Taehyung. Tangannya meraih handphone, "Halo?"
Keningnya mengernyit, dia menunggu sampai Taehyung selesai bicara. "Aku juga sudah membujuknya asal kau tahu. Dia berpacaran denganku tapi masih memikirkan lelaki lain."Aku menggeleng, "Jangan katakan apapun padanya Jungkook." Aku memperingatinya, Jungkook mengabaikanku dan malah berbaring nyaman di ranjang.
"Kalau aku memberitahumu aku yakin kau akan murka dan menjemputnya kemari. Jaehye sedang mencari lelakinya yang hemp~" aku menciumnya, suara kecupan yang aku buat membuat Taaehyung menjerit di telphone. Aku melempar asal handphone itu ke atas sofa. "Wah-wah, kau berani mendudukiku?" Jungkook mengelus-ngelus pahaku yang berada disisian pinggangnya, sementara sesuatu diantaranya aku duduki.
"Jangan katakan apapun pada Taehyung." Ancamku.
"Nanti dia menilaiku pacar yang buruk." Matanya tidak lepas dari kemeja putih miliknya yang aku pakai. "Kau mau memberiku imbalan apa?"
Aku mendengus, lalu dengan pelan aku gerakan pinggulku. "Oh, yang benar saja?" Katanya. Wajahku memerah dan aku dengan sengaja menunduk menciumnya.*****
Pada pukul tujuh malam aku kembali ke tempat dimana Mugi bekerja. Dia kembali memainkan instrumen lagu, kali ini lagu River Flows In You dari Yiruma. Aku berdiri di dekat meja bartender, mendengarkan lagunya membuatku ingat pada Yoongi yang dulu. Bagaimana dulu kami berjuang untuk mencoba menghilangkan Suga, namun yang terjadi bukan Suga saja yang menghilang, kini mereka berdua menghilang dan aku benar-benar menyesal.
Mugi seperti kemarin. Setelah selesai dia akan berjalan di lorong hotel. Aku mengikutinya diam-diam.
"Apa yang kau lakukan, penguntit?"
Dia berbalik memergokiku."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Aku tidak bisa membiarkan ini.
"Apa kau ini semacam penggemar aneh?" Dia mengerutkan keningnya, "Maaf aku tidak bisa meladenimu." Lalu dia kembali berjalan dan membuka pintu hotel nomor 511 lagi, begitu ia masuk aku tanpa pikir panjang ikut masuk menerobos dan melaluinya.
"Kau gila?! Cepat keluar dari sini!"
Mugi marah, dia terlihat jengkel padaku yang dengan santai berdiri di tengah ruangan sambil melipat kedua tangan di dada."Mugi, ah bukan maksudku Yoongi, kau harus mengingatku." Aku duduk di ranjang dan berbaring nyaman.
"Kau, jangan berlaku sesuka hatimu. Enyahlah.."
Aku tidur menyamping, melihatnya yang terlihat membenciku. "Aku tahu dulu kau itu Yoongi, tapi sekarang kau berubah menjadi bukan dirimu."
"Apa yang kau bicarakan?" Keningnya berkerut. "Cepat keluar sebelum aku memperlakulanmu dengan kasar."
Aku terkekeh, "Yoongi, kau bukan orang yang kasar."
Mugi diam beberapa detik, matanya sempat kosong, aku bangun dan berjalan kearahnya. "Mugi, aku tahu dirimu yang dulu. Kau-""Lee-Jae-hye..."
Aku yang terdiam ketika bibirnya bergerak mengucapkan namaku dengan terbata. "Kau tahu namaku?" Aku tidak pernah mengenalkan diri padanya.
"Itu namamu?"
"Iya. Akh!" Aku mundur beberapa langkah ketika dia mencengkram kedua bahuku, kakinya menutup pintu hotel dengan kasar dan dia membantingku ke atas ranjang. Dia mencengkram kedua pergelangan tanganku, mengukungku. "Apa yang kau lakukan?"
Wajahnya berubah menyeramkan, napasnya terengah-engah dengan tatapan mata liar yang membuatku takut. "Kau yang telah merasuki pikiranku, kau ini siapa? Kenapa kau terus menghantuiku?!"
Yoongi mengingatku. Itu pasti ingatannya. "Kau perempuan menyedihkan!"
Aku terperangah. "Setelah apa yang kau lakukan padaku dulu, kau ingin menghancurkanku lagi? Enyahlah dari hidupku, Lee Jaehye. Aku tidak membutuhkanmu. Yoongi yang kau sebut-sebut itu sudah musnah. Tidak ada Min Yoongi sekarang, yang ada hanya Mugi Yamato, camkan itu baik-baik di otak gilamu dasar perempuan sinting!"Dia menarikku dalam satu sentakan kasar, dan mendorongku keluar dari kamar hotelnya. Aku melihat matanya yang membara untuk terakhir kalinya sebelum dia menutup pintu dengan kasar.
"Kau perempuan menyedihkan!"
Kalimat itu terus berputar di kepalaku.
Aku tidak membutuhkanmu
Yoongi sudah musnah
Enyah dari hidupku
Dasar perempuan sinting!"Y-yoongi~ Min yoongi!!"
Aku berteriak di depan pintunya dengan isakan tangis yang memilukan.
"Kembali padaku!! Yoongi!!"
Aku terduduk di depan pintu, menangis terisak.*
"Kenapa kau seperti ini Jaehye?"
Jungkook memelukku dari belakang ketika aku berbaring menenggelamkan diri di dalam selimbut. "Jangan terus mengharapkannya, dia bukan Yoongi-mu."
Aku semakin menenggelamkan diri.
"Jaehye, aku pikir ini hanya obsesimu padanya. Ini tidak baik untukmu."Aku berbalik menghadap padanya, "Kau pikir aku gila??"
Jungkook menggeleng, "Bukan sayang, obsesimu pada Yoongi bisa membuatmu kehilangan dirimu sendiri."
Aku mendorong Jungkook, "Kau-"
kembali menangis dan merasa payah ketika Jungkook memelukku."Hentikan semua pencarianmu itu, oke? Hentikan ya?" dia membujukku kembali. "Yoongi atau Mugi jika dia mengenalimu dia seharusnya berlaku baik padamu, bukan menelantarkanmu. Bukankah kau yang banyak berkorban untuknya? Coba lihat apa yang terjadi setelah dia melarikan diri? Dia menjadi orang lain." Jungkook mengusap kepalaku, "Kau mau berkorban lagi untuk Mugi? Menghancurkan hidupmu sendiri?"
Aku menggeleng, dia benar. Sudah cukup aku yang berkorban banyak, sudah cukup bagi Yoongi untuk berurusan denganku. Dia yang bukan Yoongi. Mugi benar, aku perempuan menyedihkan.
Dalam dadanya aku rasakan debaran, telingaku dengar gemuruh yang mungkin menyakitkan bagi Jungkook.
"Besok kita pulang ya, Taehyung akan menjemput kemari jika besok kita tidak pulang." Dia mengecup kepalaku.
Aku mundur, mengusap air mata dan mengangguk. "Thanks, baby." Jungkook kembali mengecup ujung mataku. "Berhenti menyakiti dirimu sendiri." Katanya. Tapi aku yakin, Jungkook sendiri pun menyakiti dirinya."Jungkook?" Aku memanggilnya dalam pelukan.
"Ya, sayang?"
"Aku akan mencintaimu." Aku baui dadanya, dan aku rasakan kecupan lainnya di puncak kepalaku. Aku mendongkak untuk bertemu pandang dengannya. "Kau mencintaiku, bukan?"
Jungkook terkekeh, "Tentu, aku mencintaimu. Aku sayang padamu, Jaehye.."
Aku mencium bibirnya, "Aku akan mencintaimu." disetiap kecupan aku berbicara, "Jangan selingkuhi aku."
Kecup lagi."Mana sanggup aku selingkuhimu." Dia menyukainya, jadi aku beri ciuman lama yang basah dan panas.
****
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mischievous | with Sequel - [FF BTS SUGA / Min Yoongi]
Fanfiction[Book 1 Tamat] [Sequel Ongoing] Suga itu Min Yoongi. Min Yoongi itu Suga. Tapi mereka itu berbeda. Benar-benar berbeda. Yoongi adalah si pengumpul mendali dan piala untuk sekolah. Sedangkan Suga adalah s Rapper Genius. Dan aku adalah seseorang yang...