Chapter 18 (Lutina)

2.3K 338 29
                                    

Disclamer: story by sugarvit. Aku pinjam nama tokoh karena mereka sang idola.
Rated: T
Gendre: Romance, Darkside,
Warning: -
Note: Aku mulai menulis lagi padahal tugasku masih menumpuk. Tolong ingatkan aku untuk mengerjakan tugas ya.

Kemarin mood ku buruk sekali. Si virus flu datang menyerangku, aku demam dan memilih bergelung diranjang setelah minum obat.
Aku minta doa utk kesembuhanku. Aku benci flu.


****Lutina****






Aku tersentak bangun dari tidurku.

Aku melirik ke kanan, menyalakan lampu utama dan membiarkan lampu remang-remang masih menyala.
Oh, aku bermimpi.
Ini masih di gedung panti asuhan ya? Aku pikir di rumah. Aku lupa kalau aku datang ke sini.

Tadi itu mimpi yang aneh, seperti de javu, seperti aku pernah mengalaminya. Benarkah? Atau ini hanya bunga tidur. Ah, lupakan mana ada aku bertemu Yoongi diusia lima tahun.

Aku mengambil handphone di tas ku. Ini baru pukul empat pagi, ada banyak riwayat panggilan tidak terjawab dari Taehyung dan Jimin? Oh, ini pertama kalinya Jimin menghubungiku lagi sejak dia mencium pipiku.

Aku matikan handphoneku dan aku taruh kembali ke dalam tas. Aku tidak mau diganggu saat ini. Fokusku masih ada untuk masalah ini. Pagi atau siang nanti Hoseok dan Bu Han akan memberiku informasi detailnya.

Aku tidak bisa tidur lagi, jadi aku mencuci muka dan mengosok gigi, untungnya aku selalu bawa gosok gigi dan make up di tas ku. Lalu setelah itu aku pergi ke luar kamar, menyusuri lorong lorong jalan panti dan menemukan satu ruangan di ujung yang lampunya menyala dan terdengar agak ramai. Aku hampiri saja ruangan itu.

"Hai, Nona. Kau sudah bangun?" satu perempuan yang pakaiannya sama dengan Bu Han menyapaku.
Ruangan yang hidup ini ternyata sebuah dapur, beberapa pegawai perempuan menyiapkan makanan.

"Boleh aku bantu?" tanyaku padanya

Perempuan itu tersenyum, "Tentu," aku tebak umurnya tidak jauh denganku.

Aku membantu mengiris wortel dan sayuran lain. Kami mengobrol selama mempersiapkan makan untuk sarapan anak panti. Perempuan itu dua tahun lebih tua dariku, dia bekerja untuk panti, katanya di desa ini susah sekali bisa dapat pekerjaan. Aku menyetujuinya, desa tidak cukup banyak menampung para pengangguran. Ada banyak yang merantau ke kota atau menjadi petani dan pedagang di desa. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku tinggal di desa kecil ini. Katanya hanya panti asuhan ini yang dapat memperkerjakan banyak orang.

Ketika dia berbicara rasanya dia begitu jauh lebih tua dari umurnya, pengalaman hidupnya menjadikannya lebih dewasa dengan cepat.

"Kalau aku boleh tahu, sejak kapan kau bekerja di sini?" tanyaku.

"Lima tahun yang lalu, setelah lulus smp." katanya begitu ringan membagi riwayat hidupnya.

Kalau begini, dia mungkin tidak mengenal Yoongi. Aku perlu informasi lain dari salah satu pekerja di sini.

"Kau beruntung tinggal di kota. Masih sekolahkan?" aku mengangguk. "Jangan sia-sia kan sekolahmu. Nikmati juga hidup remajamu tapi hati-hati." katanya.

Aku tersenyum saja.

"Ada banyak anak yang menikah muda di sini. Ada banyak kasus anak perempuan muda yang hamil tanpa ayah. Ngeri, padahal ini di desa. Apalagi di kota." katanya lagi.

Aku tidak terlalu memperdulikan pembicaraannya. Dia seperti mengurui dan secara tidak langsung menyindirku yang orang kota. Tapi yang dibicarakannya itu benar walau pemikirannya terlalu kolot.

✔ Mischievous | with Sequel - [FF BTS SUGA / Min Yoongi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang