Dua

13.9K 629 15
                                    

"Vero, cepetan dong bawa kesini kuenya. Tamu kita sebentar lagi datang nih." Ujar Clarissa, ibunda Vero.

Vero yang berada di dapur berkali-kali menjawab, 'iya, sebentar Bun.' hanya bisa pasrah karena sudah jelas ibunya tak mendengar jawaban Vero. Hal itu terbukti dengan ibunya menghampiri langsung ke dapur saat itu juga.

"Kamu gimana sih, Ver? Lama banget tau nggak.. kalo tamu kita keburu dateng gimana?"

"Bun, kan Vero juga berusaha supaya lebih cepet. Tapi ya emang kuenya susah ditata aja." Jawab Vero.

"Alesan terus. Udah deh, mending kamu panggilin kakak kamu gih, suruh turun."

"Iya, bunda." Dengan malas ia naik ke lantai dua untuk memanggil kakaknya.

Belum satu menit Vero sampai di kamar Meira, ibunya sudah teriak lagi memanggil mereka turun.

"Vero, Meira, cepet turun! Tamu kita udah dateng nih."

Vero kesal dan memukul-mukul tepian ranjang yang didudukinya. Sedangkan Meira yang mendengar teriakan ibunya hanya cekikikan melihat wajah bete Vero.

Vero turun duluan karena Meira yang meminta, katanya ia perlu ke toilet dulu sebelum turun.

Saat menuruni tangga, Vero bisa melihat dengan jelas ada tiga orang yang duduk di ruang tamu. Dua orang ibu-ibu, yang usianya ia taksir tak jauh beda dengan ibunya sendiri, serta seorang lelaki muda yang terlihat... tampan?
Duh, apaan sih lo, Ver? Batinnya.

Vero saat itu menggunakan dress pastel dibawah lutut dengan model off shoulder, sehingga menonjolkan tulang selangkanya yang putih mulus. Riasan tipis menempel di wajahnya yang cerah. Rambutnya ia biarkan tergerai ke samping kirinya dengan hiasan Kecil menempel di atasnya.

"Jadi ini yang namanya Meira? Wah, cantik banget.." ujar salah seorang wanita saat Vero menghampiri mereka.

"Oh, bukan. Ini Vero, adiknya Meira." Jelas Tyo, ayah Vero.

"Oh, bukan ya? Hehe, maaf ya Vero." Ucap wanita itu lagi.

"Vero, kenalin nak, ini tante Sarah, yang nantinya akan menjadi ibu mertua Meira." Ujar ibunya Vero seraya memperkenalkannya dengan wanita yang memakai dress maroon selutut.

"Halo, tante. Saya Vero." Ujarnya seraya menyalami wanita tersebut.

"Iya, salam kenal ya Vero."

"Sebelahnya, tante Indri, adiknya tante Sarah." Lanjut ibunya.

"Halo, tante."

"Halo juga, Vero." Jawab wanita berkacamata.

"Nah, kalo ini, namanya Darrel. Dia calon kakak ipar kamu." Kali ini ayahnya Vero yang angkat bicara.

"Halo, kak." Ujarnya seraya berjabat tangan.

"Panggil Darrel aja." Ujarnya singkat.

"Nah, akhirnya calon mempelai wanita turun juga." Ujar ayah Vero yang langsung mengundang tatapan semuanya untuk beralih ke arah Meira.

"Ih, ayah apaan sih? Jangan bikin Meira malu dong.."

Kontan saja mereka semua langsung tertawa mendengar ucapan Meira. Kecuali Darrel. Ia tetap terfokus ke layar ponsel yang digenggamnya. Vero yang menyadari itu hanya berdecak kesal.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang