Empat Puluh Empat

6.6K 403 87
                                    

Yooo ayoo vote-nya manaaa 😌

***

Suara kelontang dari sendok yang beradu dengan piring memenuhi pendengaran setiap orang yang kini tengah duduk di ruang makan. Pintu ruang makan yang mengarah ke taman kecil itu dibiarkan terbuka lebar, menghantarkan sinar mentari pagi diiringi suara gemericik air dari kolam ikan yang menambah suasana menenangkan. Sayangnya, hal itu tak terjadi pada Vero yang hanya duduk dengan secangkir kopi dan sepiring nasi goreng yang masih mengepulkan asap di meja. Pasalnya, dihadapannya kini duduk juga sepasang orang menyebalkan versi Vero. Darrel dan Fara.

Oh iya, jangan tanya apakah Fara menginap dirumah itu atau tidak, karena jawabannya sudah pasti iya!
Darrel bahkan rela tidur di ruang keluarga demi Fara bisa tidur nyenyak dikamarnya. Sungguh satu hal yang tak pernah ia lakukan pada Vero.

Suara kekehan kecil Fara menyadarkan lamunan Vero. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap kedua sejoli yang bersikap malu-malu bak ABG yang sedang dimabuk cinta. Cih! Vero memutar bola matanya dengan setengah sudut bibirnya terangkat.

"Nih, makan dulu, nanti kamu sakit." Darrel mengangkat sendoknya, membujuk Fara agar membuka mulutnya.

Fara menggeleng. "Nggak, kamu aja. Aku minum jus juga udah kenyang kok." Jelasnya dengan aksen yang masih belepotan antara Indonesia dan Jepang.

"Jangan gitu. Kamu kan baru keluar dari rumah sakit. Nanti kalo kena maag gimana? Mau balik lagi?"

"Ish," Fara memukul pelan bahu Darrel, sementara lelaki itu hanya terkekeh. "Jahat ya doain aku masuk rumah sakit lagi."

"Loh, bukan aku doain. Aku cuma khawatir sama kesehatan kamu."

Brakk! Vero menaruh sendoknya di meja makan, membuat Darrel dan Fara terkejut bukan main. Gadis itu lalu beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?"

"Kamar."  Jawab Vero sambil melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Makanan lo belum abis, oi!"

"Udah kenyang liat ke-lebay-an kalian berdua."

Bruk!

Bantingan pintu yang agak keras membuat Darrel menoleh.

"Rel," Fara mengusap punggung tangan Darrel dengan lembut hingga lelaki itu kembali fokus padanya.

"Hm?"

"Apa kalian benar-benar menikah tanpa ada rasa?"

"Aku udah cerita kan kemarin.."

"Memang. Tapi aku merasa ada yang aneh."

"Aneh gimana sih? Aku ya tetap aku, gak ada yang berubah."

"Bukan itu."

"Terus?"

Fara menatap matanya dalam-dalam. "Aku rasa.. kamu suka sama dia."

Deg!

Ingin rasanya Darrel mengelak, tapi lidahnya seolah mati rasa. Begitu kelu hingga tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang