Lima Puluh Empat

5.3K 434 57
                                    

Berbicara tentang wanita tentunya tak pernah lepas dari aktifitas berbelanja. Entah apa yang membuat para kaum hawa begitu menyukai hal tersebut. Tak terkecuali dengan Indri dan Vero yang kini tengah sibuk di salah satu toko sepatu bermerk dalam mall di bilangan Jakarta Selatan.

Indri tampak mencoba beberapa high heels,  membandingkan antara satu dengan yang lainnya. Sementara Vero duduk di sofa yang memang disediakan oleh toko tersebut.

"Ver, gue pilih yang mana ya?" Tanya Indri seraya memerhatikan kedua kakinya yang memakai dua high heels yang berbeda.

"Kanan bagus tuh." Vero menunjuk dengan dagunya. Indri melihat kaki kanannya yang menggunakan heels merah bertali tipis di belakang tumitnya. Tingginya sekitar 7 cm.

"Kalo menurut lo, yang ini gimana?" Tanya Indri dengan menunjuk kaki kirinya yang menggunakan wedges berwarna gold. "Ini lucu kan, Ver?"

"Lo suka?"

Indri mengangguk.

"Ya udah lo beli yang itu aja."

"Ih, tapi kan lo bilang yang kanan bagus."

"Pilih dua-duanya deh kalo gitu."

"Ish, janganlaah. Kemahalan kalo gue beli dua sekaligus."

"Lo belinya sebelah-sebelah aja. Lumayan kan bisa langsung dapet dua?"

"Vero, ih! Gue lagi serius ini.."

"Ya gue juga serius."

Indri mengerucutkan bibir, lalu duduk di sebelah Vero. Ia melepas keduanya dengan malas.

"Indri, please deh, kita udah hampir dua jam disini dan lo masih mikir mau beli yang mana? Huh."

"Ya kan gue dilema, Ver.. gue suka dua-duanya."

"Makanya gue nyaranin beli dua-duanya."

"Ya kan gue udah bilang, kemahalan kalo langsung beli dua."

"Kalo gitu, lo beli yang paling lo butuhin dulu. Simple kan?"

"Selalu deh kayak gini. Kalo gue ngajak lo buat belanja, pasti ujungnya debat."

"Bukan debat, Indriku sayang.. gue cuma menyarankan biar lo gak nyesel nantinya."

"Bilang aja biar lo bisa cepet pulang."

"Itu juga sih alasannya."

"Tuh kaaan.."

Vero terkekeh geli sambil memegang perutnya.

"Ya udah deh, gue beli yang ini aja." Indri mengangkat wedges yang tadi ia pakai.

"Bener? Gak akan nyesel kan?"

"Nggak."

"Jangan salahin gue ya?"

"Iya, bawel ah." Indri beranjak dari sofa. "Gue bayar dulu ya."

"Oke."

Lima belas menit kemudian, mereka berdua berniat untuk makan siang karena memang perut mereka belum diisi apapun dari tadi pagi.

Jam-jam makan siang seperti ini, foodcourt memang selalu penuh. Sampai-sampai Vero dan Indri harus berjalan mengitarinya terlebih dahulu untuk mencari tempat yang  kosong.

"Ver, kayaknya penuh semua deh."

"Terus gimana? Mau pindah tempat aja?"

Indri mengangguk.

"Kalo fastfood mau?"

"Boleh deh, yang penting perut gue gak teriak minta diisi."

"Udududu, dedek minta makan ya?" Ujar Vero seraya mengusap perut rata Indri.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang