Tiga Belas

7.9K 431 2
                                    

Sudah beberapa hari ini Jakarta diguyur hujan pada pagi hari. Namun hal itu tak memengaruhi keadaan kota megapolitan yang selalu macet ini.

Darrel keluar dari kamarnya dengan cepat dan berjalan ke pintu kamar Vero.

Tok tok!

"Ver, udah selesai belum?" Tanya Darrel dari luar kamar.

"Belum. Sebentar lagi." Jawab Vero dari dalam.

"Lama banget. Ngapain sih lo?"

Tidak ada jawaban dari dalam.

"Agak cepet ya, mumpung hujannya udah mulai reda nih."

Ceklek! Pintu kamar Vero terbuka dengan pelan. Disana tampak Vero berdiri menghadap Darrel.

"Ngapain lo pake itu? Gak liat diluar hujan deras? Emang gak dingin?"

Vero memperhatikan dirinya kembali. Ia mengenakan halter dress berwarna dongker yang panjangnya bahkan tak sampai lutut. Rambutnya ia gelung ke atas dan menyisakan beberapa helai di kanan-kiri kepalanya.

"Gak boleh?"

"Terserah lo aja lah. Ayo berangkat."

Vero mengangguk dan mengikuti langkah Darrel.

***

Sepanjang perjalanan yang hampir memakan waktu empat jam itu, mereka habiskan dengan saling diam. Sesekali mereka mengomentari siaran radio yang sedang diputar.

Darrel memarkirkan mobilnya di sebuah rumah yang terbilang sangat besar di kawasan tersebut. Vero turun dari mobil dan menyusul Darrel yang sudah mendahuluinya berjalan ke dalam rumah itu.

Pesta pernikahan dilakukan di kolam renang yang berada di bagian samping rumah itu. Dekorasi yang digunakan sangat simple, namun juga berkesan begitu elegan.

"Jalannya lelet banget sih? Kayak siput aja."

"Elo-nya aja yang punya kaki panjang-panjang. Lagian-"

Belum sempat Vero menyelesaikan ucapannya, ia sudah ditarik Darrel ke dalam pelukannya. Vero mengerjapkan matanya mencoba memahami situasi.

"Maaf mbak, saya kurang hati-hati. Mbak nggak apa-apa?" Ujar seorang pria berseragam hijau yang Vero yakini adalah pegawai catering. Hal itu terlihat dari kemejanya yang bertuliskan Ananda Catering. Ditangannya terdapat beberapa gelas sisa minuman dan salah satunya sudah tergeletak, tumpah hampir mengenai Vero.

Vero melepaskan rangkulan Darrel. "Saya nggak apa-apa kok mas." Jawabnya dengan senyum.

"Kak Darrel!" Panggilan tersebut membuat Darrel dan Vero menoleh ke arah sumber suara.

Seorang wanita dengan gaun pengantin melekat di tubuhnya sedang melambaikan tangannya ke arah Darrel. Senyumnya mengembang. Sudah terlihat dengan jelas bahwa ia begitu senang hari ini.

"Namanya Andini. Usianya satu tahun dibawah lo." Bisik Darrel ketika mempelai wanita itu berjalan menghampiri mereka.

"Sendirian kak? Kakek, tante sama Dafi mana?" Tanya wanita bernama Andini itu.

"Nih, kakak bareng dia."

Andini menoleh ke arah Vero. "Kakak istrinya kak Darrel? Ya ampun cantik bangeeet." Andini menyodorkan tangannya untuk bersalaman. "Aku Andini kak, sepupunya kak Darrel. Maaf ya, waktu kakak nikah, aku lagi di Thailand." Jelasnya.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang