Empat Puluh Enam

6.4K 479 44
                                    

Langit senja kala itu semakin gelap, mengantarkan sang surya ke peraduannya dengan senyap. Di salah satu sudut kota Bandung yang dingin, Dafi masih sibuk mengotak-atik motornya. Beberapa noda oli tampak menutupi parasnya yang tampan.

"Dafi.. udah dulu atuh. Kamu mau sampai kapan main sama motor kayak gitu?"

Dafi menoleh ke pintu utama, dimana ibunya tengah berdiri memperhatikannya.

"Iya, bentar lagi bu. Ini udah mau selesai kok."

"Cepetan selesaiin ya. Udah mulai gelap tuh."

"Iya, bu."

Tanpa menunggu lebih lama, ibunya kembali masuk ke dalam rumah.

***

Dafi bergabung dengan ibunya di ruang keluarga setelah membersihkan diri. Meskipun udara Bandung akhir-akhir ini lebih dingin dari biasanya, tapi Dafi tetap memilih untuk memakai kaos putih tipis. Rambutnya masih tampak sedikit basah, dengan tetesan air yang jatuh ke dahinya.

Di sebelahnya, sang ibunda tengah asyik memainkan ponsel. Membaca berita dan melakukan hal lainnya dengan benda persegi panjang tersebut.

"Kakak kamu itu loh Daf, susah banget dihubungi. Dia lagi kemana sih?"

"Lagi sibuk kali, bu." Dafi mengambil gelas jus mangga yang berada di meja kecil dan menyeruputnya.

"Ya tapi kan ini weekend. Waktunya buat keluarga. Gimana bisa punya anak kalo dia kayak gitu terus?"

Dafi langsung tersedak saat mendengar ucapan ibunya.

"Duh, Dafi, hati-hati dong kalo minum. Ibu gak akan minta kok, pelan-pelan aja."

Dafi mengambil tisu di sebelahnya untuk mengelap percikan jus di wajah dan bajunya. Ia terbatuk-batuk karena jalur napasnya membuat tak nyaman yang jadi terasa seperti jus mangga.

"Ah, telpon Vero aja. Dia pasti angkat telpon ibu."

Ibunda Dafi langsung menelpon menantu semata wayangnya itu dengan wajah berseri-seri. Ia lalu membuat panggilan video.

Telpon tersebut berdering, namun hingga hampir deringan terakhir, panggilan itu tetap tidak tersambung. Ketika ia akan menutup panggilan, barulah wajah Vero tampak di layar ponselnya.

"Halo, bu." Sapa Vero. Di belakangnya tampak pemandangan rooftop dengan banyak lampu kecil berbentuk tirai menggantung di sisi-sisinya.

"Vero, kamu lagi dimana, nak?"

"Vero lagi di Bali, bu. Abis bantuin kak Meira pindahan. Ibu apa kabar?"

"Ibu baik. Kamu gimana? Sama Darrel kesananya?"

"Vero juga baik-baik aja bu. Darrel gak ikut, lagi sibuk kayaknya."

"Kok kayaknya?"

"Mmm.. katanya, bu." Koreksi Vero.

"Oh.. gitu." Ibu mertuanya itu menoleh ke arah Dafi. "Kamu mau ngomong gak sama Vero?"

"Gak usah, ibu aja." Jawabnya, yang ternyata terdengar oleh Vero.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang