Delapan Belas

7.7K 434 7
                                    

Sebelumnya makasih buat MariaAnnaYuni yang udah nagih lanjutan cerita ini. Maaf, karena terlalu sibuk, jadi terbengkalai lama. Hehe
Dan untuk citraazhari juga FitrhyFitrhy3, makasih vote-nya..
Hope you enjoy it! 😘

***

Jam tangan Darrel sudah menunjukkan pukul satu pagi saat ia membereskan meja kerjanya sebelum pulang ke rumah. Entah kenapa, akhir-akhir ini ia lebih memilih untuk lembur di kantor daripada harus bekerja di rumahnya sendiri seperti sebelum-sebelumnya. Ia juga seolah menghindari Vero sejak kejadian tempo hari di rumah sakit.

Darrel berjalan pelan menuju parkiran dengan menenteng secangkir kopi yang mulai dingin.

"Lembur lagi pak?" Sapa seorang security yang saat itu tengah berpatroli. Usianya mungkin baru menginjak setengah abad.

"Eh, pak Supri. Iya nih pak."

"Kok pagi banget pak pulangnya? Memang si ibu nggak kesepian dirumah?"

Darrel tersenyum seraya membuka pintu mobilnya. "Gak apa-apa pak, udah biasa."

"Jangan di biasain pak, kasian. Istri mana yang suka ditinggalin suaminya demi kerja terus? Kan kita jyga sebagai suami harus bisa membahagiakan mereka pak. Bukan hanya dalam segi materiil, tapi juga kehadiran kita disamping mereka. Eh, maaf loh pak, saya nggak bermaksud menceramahi bapak."

"Iya, nggak apa-apa pak Supri. Saya malah berterima kasih karena bapak udah berbagi saran sama saya."

Pak Supri mengangguk dan tersenyum.

"Kalo gitu saya pamit ya pak."

"Oh, iya pak Darrel. Hati-hati di jalan."

"Iya pak, makasih." Darrel masuk kedalam mobil dan menyalakannya. "Mari pak." Ujarnya seraya melajukan mobilnya keluar dari parkiran.

"Iya, pak."

Disepanjang perjalanan, bayangan tentang hari itu kembali berkelebat dalam kepala Darrel.

Flashback On
"Jujur deh, sebenernya lo pernah suka gak sih sama gue?"

Vero menatap mata Darrel intens. Ia memperhatikan wajah Darrel yang entah kenapa terlihat lebih mempesona. Apalagi dengan titik-titik air yang jatuh dari rambutnya yang masih basah.

Vero tersenyum. "Ngomong apa sih lo, Rel?" Vero bergegas meninggalkan Darrel, namun tangannya ditahan. Darrel menariknya kembali sampai Vero menabrak dada bidang Darrel.

Vero mendongakkan wajahnya, tepat disaat Darrel menundukkan wajahnya ke arah Vero. Darrel mendaratkan bibirnya pada bibir Vero dengan lembut. Vero terbelalak dengan apa yang Darrel lakukan padanya.

Vero mendorong tubuh Darrel, namun Darrel menahan tengkuk Vero dan semakin memperdalam ciumannya. Vero yang awalnya menolak, perlahan melemah dan ikut memejamkan matanya. Ia bahkan mulai membalas ciuman hangat Darrel dengan lembut, namun menuntut.

Darrel menghentikan ciumannya. Ia menatap mata coklat Vero yang begitu terang sekaligus teduh dalam waktu yang bersamaan. "Apa yang udah lo lakuin ke gue, sampe gue jadi kayak gini?" Bisiknya sebelum akhirnya mereka melanjutkan ciuman yang tertunda itu.
Flashback Off

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang