Dua Puluh

7.8K 363 16
                                    

Akhirnya up lagi!
Btw, makasih ya buat yg masih nungguin update cerita ini. Hope you enjoy 😘

***

Dafi dan Vero masih berada di gazebo yang dipenuhi oleh lampu kecil di bagian atasnya. Mereka saling menatap tanpa berucap.

"Kalian ngapain disitu?" Suara Darrel membuat canggung diantara mereka lenyap entah kemana.

"Eh? Nggak. Ver, gue masuk duluan." Dafi bangkit dari duduknya.

Vero mengangguk. Lelaki itu lalu berjalan ke dalam rumah. Sementara Darrel terus menatap Vero yang masih bergeming ditempatnya. Vero yang merasa diperhatikan hanya menunduk ke arah kolam ikan di hadapannya.

***

Vero sebelumnya tak menyangka Darrel akan menyetujui rencana kakek untuk honeymoon. Dan disinilah ia kini berada. Di hotel yang telah dipesankan oleh kakeknya jauh-jauh hari.

Vero baru keluar kamar mandi ketika Darrel tengah membereskan barang-barangnya. Ia melihat sebuah kotak berukuran sedanh berwarna hijau metalik di salah satu tumpukan tas.

"Ini kotak apaan?"

Vero yang sedang mengeringkan rambutnya menoleh ke arah yang dimaksud Darrel.

"Oh, itu pemberian dari kakek pas kita di bandara. Katanya gak boleh dibuka sebelum kita sampai disini. Kalo mau buka-"

Belum sempat Vero menyelesaikan ucapannya, Darrel sudah tertawa terbahak-bahak. Vero menoleh karena bingung. Di tangan Darrel tampak kotak itu sudah terbuka, sementara Darrel mengeluarkan isinya yang ternyata kain tipis berwarna hitam. Vero menajamkan penglihatannya.

"Emangnya bakal cukup ya di elo, Ver?" Darrel kembali tertawa.

"Itu ap-" Vero menghampiri Darrel yang duduk di sofa tak jauh darinya. "Shit! Darrel!!" Umpat Vero ketika sadar apa yang dipegang oleh suaminya itu.

Darrel bangkit sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi agar tak bisa diraih Vero yang tingginya hanya sebahu Darrel.

"Darrel, siniin!"

Darrel masih tertawa. "Kenapa? Udah gak sabar mau pake lingerie ini ya? Ahaha."

Vero berjinjit, sesekali ia melompat berusaha meraihnya.

"Kakek emang paling tau deh kesukaan cucunya. Ahaha."

"Dareeell..!"

"Coba aja ambil, kalo bisa. Wlee.." Darrel menjulurkan lidahnya.

"Iih, nyebelin banget siih.."

Darrel berjalan menjauhi Vero yang terus mengejarnya. Hingga akhirnya Vero tak sengaja menubruk badan Darrel saat ia berjinjit, menyebabkan keduanya terjatuh di ranjang putih kamar itu dengan posisi yang tak menguntungkan. Darrel berada di atas tubuh mungil Vero. Tangan kiri Darrel ia gunakan sebagai tumpuan agar tubuhnya tidak menindih Vero. Sementara tangan yang lain berada di pinggang Vero. Keduanya mematung beberapa saat.

Darrel menatap mata Vero yang berbinar indah. Begitupun dengan Vero. Entah dorongan dari mana sehingga Darrel mendekatkan wajahnya pada wajah Vero. Vero yang masih shock hanya bisa memejamkan matanya. Dering telpon di sebelah mereka menginterupsi ketika bibir Darrel sudah berada tepat di depan bibir Vero. Membuat Darrel menghentikan aksinya. Darrel langsung bangkit menjauhi Vero dan menerima telpon tersebut. Sementara Vero menghela napas lega sambil mengusap dadanya yang masih berdetak cepat.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang