Dua Belas

8.3K 460 0
                                    

Siang itu, langit begitu tak bersahabat. Vero baru saja sampai di kantin ketika hujan mulai mengguyur permukaan tanah dan menghantarkan aroma petrichor yang menenangkan.

Vero menepuk-nepuk bagian kemejanya yang basah. Setelah mengelap rambut bagian depan yang terkena rintik gerimis, ia pun duduk di salah satu pojokan kantin yang mulai ramai tersebut.

Drrrrt!

Vero merogoh ponselnya di saku kanan jeansnya. Ia lalu melihat layar dimana tertera nama Darrel disana.

"Ada apa?"

"Lo dirumah?"

"Nggak. Kenapa?"

"Gue minta tolong dong, anterin berkas gue yang ada di kamar. Gue ada meeting penting setengah jam lagi, kalo gue balik dulu nggak akan keburu. Pasti macet banget kalo jam segini."

"Lo kira gue gak sibuk? Gue masih ada jam kuliah abis ini."

"Ayolah, Ver.. tolongin gue."

Vero tak menjawab.

"Gue bakal kasih apapun yang lo minta. Janji. Ya?"

"Beneran?"

"Iyalah. Lo kira gue penipu?"

"Tapi gue masih ada jam.."

"Titip absen aja sama temen lo. Sesekali gak apa-apa kok. Atau mau sekalian bolos juga nggak apa-apa."

"Idih, parah lo. Ngajarin yang nggak-nggak."

Darrel tertawa. "Pokonya gue tunggu ya. Satu jam lagi lo harus udah ada di lobi kantor gue."

"Pemaksaan itu namanya!"

"Bodo amat! Awas aja kalo sampe lo telat."
Klik. Sambungan terputus tanpa sempat Vero menjawabnya.

"Kebiasaan banget sih?" Vero menggerutu saat bangkit dari kursinya.

"Ver, mau kemana sih lo? Buru-buru banget? Baru aja nyampe sini.. lagian masih hujan juga kali." Tanya temannya yang tadi berjalan bersama Vero ke kantin.

"Sorry, Ta. Gue ada urusan mendadak. Gue titip absen ya." Vero berlari menerobos hujan yang kini sudah tak begitu deras.

***

Vero turun dari taksi tepat di depan lobi kantor Darrel. Tampak olehnya Darrel tengah berdiri bersama satu orang wanita dan satu orang pria yang ia tebak seumuran dengan suaminya itu.

"Ah, akhirnya datang juga." Ujar Darrel.

Vero menghampiri mereka dan menyerahkan berkas yang diminta Darrel.

"Thank you."

"Iya."

"Rel, lo gak berniat ngenalin gue ke dia?" Tanya seorang pria berkacamata di sebelah Darrel. Wajahnya sedikit oriental dengan tubuh tingginya.

"Dia siapa, Rel?" Tanya wanita berambut pirang yang juga berdiri di sebelahnya.

"Cantik, kenalin, nama gue Rasya." Ujar pria itu seraya menjabat tangan Vero.

Vero tersenyum sekilas. "Vero."

"Ooh, Vero. Namanya cantik ya, kayak orangnya."

Darrel melepaskan jabat tangan mereka dengan paksa. "Udah sana, lo pulang aja. Makasih buat ini." Darrel mengangkat berkas di tangannya. "Oh iya, lo tidur duluan aja, gak perlu nungguin gue. Kayaknya gue lembur malem ini."

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang