Perfect4

5.2K 370 0
                                    

Tok. tok. tok

"Li, bunda boleh masuk?"

"Iya bun masuk aja"

"Lagi apa sayang?" Tante Ratna masuk menghampiri putranya yang sedang bersandar di kepala ranjang sambil memainkan handphone.

"Ini lagi chatt-an sama piyi bun!"

"Oohh..." tante Ratna mengangguk paham

"Oh iya li gimana kesehatannya Prilly, membaik?"

"Alhamdulillah bun, kesehatannya udah lebih baik sekarang" jawab Ali

"Li, ada yang ingin bunda sampaikan"

"Apa bunda?"

"Bisnis ayah yang diluar Negeri alhamdulillah maju pesat!"

"Alhamdulillah dong bun, Ali ikut senang. Selamat ya bunda" dengan senang Ali memeluk sang bunda mengucapkan selamat.

Ali anak semata wayang, sama seperti Prilly. Nasib kehidupannya pun hampir sama makanya mereka merasa cocok banget saat sama-sama sharing soal keluarga.

"Iya sayang terimakasih. Tapi ada hal lain yang harus kamu tau nak!"

Tante Ratna berbicara serius menatap putranya itu. Ingin segera menyampaikan berita ini, entah akan membahagian atau justru sebaliknya untuk Ali.

"Apa itu bun?" Tanya Ali penasaran

"Kita akan menetap di Australia setelah kamu lulus."

Perkataan bundanya seketika membuat darahnya berhenti mengalir. Shok itu pasti!

"Ma... maksud bunda?" Tanya Ali bingung. Ia bingung sekaligus shok mendengarnya.

"Iya nak, kita harus menetap disana karena hampir semua saham ayah sudah dipindah untuk bisnis kita yang di Australia." Ucap tante Ratna lagi menjelaskan.

"Tapi kenapa bun? Kenapa? Kenapa tiba-tiba gini?" Ali tak percaya bundanya akan memberitahukan hal penting ini secara mendadak. Itu sangat membuatnya shok.

Pikirannya langsung tertuju pada Prilly. Bagaimana dengan nasib piyinya itu jika ia tinggalkan? Siapa yang akan menjemputnya? Siapa yang akan mengantarnya kesekolah? Ahh entahlah saat ini pikirannya penuh dengan Prilly.

Sejak kecil ia yang selalu menjaga dan melindungi Piyinya, akankah ia sanggup meninggalkan Prilly untuk yang pertama kalinya. Meninggalkan untuk waktu yang tidak sebentar dan dengan jarak yang tidak dekat. Memikirkannya saja kepala Ali terasa pusing apalagi menjalankannya nanti.

"Nggak ada yang tiba-tiba li, semuanya sudah direncanakan sejak lama. Dan sekarang waktu yang tepat bunda bilang ke kamu"

"Aku nggak bisa bun, gimana sama Prilly?"

"Prilly itu urusan keluarganya li, kita hanya membantu sesuai kemampuan kita! Dan kita masih bisa kasih suport dari jauh kan."

"Bunda kok ngomongnya gitu? Bunda bilang, bunda udah anggep Prilly seperti anak bunda sendiri. Kenapa sekarang kaya gini?" Ucap Ali tak percaya. Ali tak percaya dengan apa yang bundanya katakan. Padahal selama ini bundanya itu sangat menyayangi Prilly, bahkan sudah menganggap Prilly seperti putri kandungnya sendiri. Itu yang sering ia katakan.

"Sampai kapan pun bunda akan tetap menyayangi Prilly, dan sayangnya bunda bukan berarti harus mengorbankan masa depan kamu kan!" Balas tante Ratna memberi pengertian pada putranya.

"Aku nggak bisa bun, aku nggak akan bisa ninggalin Prilly gitu aja!" Balas Ali berlalu meninggalkan tante Ratna dengan membawa jaket kulit miliknya. Ia akan keluar membawa motornya, mungkin akan sedikit mengurangi rasa pusing dikepalanya. Pikir Ali.

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang