Dengan susah payah akhirnya Ali berhasil membujuk Prilly untuk cek up. Hari ini kebetulan hari minggu, jadi mereka tidak ada jadwal sekolah. Tadi Ali berjanji akan mengajak Prilly ke danau tempat favorit mereka setelah cek up selesai, makanya Prilly mau diajak cek up.
"Piy kata mama, kamu susah ya disuruh minum obat. Benar?" Tanya dokter Hana. Saat ini Prilly sedang di ruang dokter Hana setelah tadi melakukan cek up rutinnya.
"Eumm iya, soalnya aku bosen tan." balas Prilly. Ali hanya mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Ali memang sengaja ikut masuk ke ruangan dokter Hana karena sudah terbiasa, dan dokter Hana pun sudah sangat mengenal Ali serta keluarganya.
Dokter Hana ini adik dari papanya Prilly, itulah sebabnya Prilly memanggil tante ke dokter Hana.
"Iya. Tante paham sayang, tapi kamu kan tau sendiri obat ini sangat penting untuk daya tahan tubuh kamu"
"Daya tahan tubuh aku udah normal ko tan, jadi boleh kan aku berhenti minum obat?"
"Daya tahan tubuh kamu mungkin aja udah normal untuk sekarang, tapi coba deh setelah beberapa hari aja nggak minum obat pasti tumbang lagi. Kamu mau betres lagi? Nggak bisa sekolah, nggak bisa ngapa-ngapain kaya waktu itu gara-gara bandel nggak minum obatnya. Heum?" Ucap dokter Hana
"Hhh... tante sama mama itu sama aja, nggak pernah ngertiin aku!" Jawab Prilly cemberut. Suasana hatinya mulai jelek.
"Piy, tante juga pengen banget liat kamu nggak minum obat lagi. Tapi kondisinya nggak memungkinkan sayang," bujuk dokter Hana halus. Andai saja Prilly tau kondisi tubuhnya yang sebenarnya pasti dia tidak akan seperti ini.
"Yaudah deh aku pamit ya tante dokter"
"Iya sayang. Oh iya, jangan lupa lusa mama kamu ambil hasil cek up hari ini ya"
"Iya tante. Assalamu'alaikum" Prilly dan Ali pamit mencium punggung tangan dokter Hana dan bergegas keluar dari tempat menyebalkan itu menurut Prilly.
***
Sesuai janjinya tadi siang, kini Ali mengajak Prilly ke danau tempat favorit mereka.
"Heummm... udaranya sejuk banget ya yi, aku tuh kalo disini berasa nyamaaaan banget!" Prilly merentangkan tangannya menghirup udara danau yang sejuk. Meskipun hari sudah sore udara di danau ini masih terasa sejuk, banyak pepohonan dan bunga-bunga tumbuh disekitar danau membuat udara semakin segar.
"Iya. Nggak ada yang berubah ya disini" sahut Ali memandang lurus ke depan. Pasalnya di depannya kini terdapat pemandangan yang mubazir banget untuk dilewatkan.
"He'em, aku harap sampai kita kakek nenek danau ini masih tetap sama. Nggak ada yang berubah"
"Aaamiiinn..." mereka tersenyum mengamini bersama.
"Oh iya piy, tadi pagi kenapa sih? Ada masalah apa heum?" Tanya Ali serius
"Nggak ada yi, aku baik-baik aja"
"Oh jadi gitu, sekarang maennya rahasia-rahasiaan? Oke fiks ayi ngambek!" Ali pura-pura ngambek lalu beranjak akan pergi.
"Ayiii... ih mau kemana sih? Tunggu! Masa gitu aja ngambek" Prilly mencegah Ali yang mulai melangkahkan kakinya bersiap pergi.
"Ayiiiii, iya iya aku jujur sama kamu. Tapi please? Jangan ngambek aku masih pengen disini" ucap Prilly memasang puppy eyesnya yang berhasil membuat Ali mengurungkan niatnya untuk pergi.
"Uuuuchhh... paling bisa deh masang puppy eyes gini, tau banget kelemahan aku" Ali mengacak rambut Prilly gemas menggigit bibir bawahnya. Mereka unyel-unyelan yang diakhiri tawa renyah Prilly.
Ali memperhatikan Prilly yang masih tertawa hingga mengeluarkan air mata.
"Piy, udah ah udah ketawanya. Tuh liat sampe keluar air mata gini" Ali mengelap mata Prilly yang basah menggunakan tangannya.
Prilly menghentikan tawanya, mereka sama-sama terdiam sejenak. Saling menatap tanpa berkedip satu sama lain, entah angin apa yang membuat mereka seperti itu.
Duk
"Awsss..."
"Ya Allah piy, kamu nggak papa?" Tanya Ali panik saat melihat Prilly terkena bola yang dilemparkan anak kecil kearah mereka.
"Ma'af ya ka, ma'af! Kita nggak sengaja" Dua anak laki-laki datang meminta ma'af berniat akan mengambil bola milik mereka.
"Kalian gimana sih, maen bolanya hati-hati dong. Jangan lempar jauh-jauh kalo kena orang bahaya!" Ali mengomeli dua anak kecil yang menunduk ketakutan. Ali mengambil bola milik anak tadi dengan kasar.
"Ayi, udah ah apaan sih. Malah dimarahin, mereka kan udah minta ma'af"
"Kalo nggak dimarahin mereka pasti kaya gini lagi piy, nggak kapok"
"Adik-adik bolanya mana?" Tanya seorang cewek datang menghampiri mereka.
"Itu ka, di ambil sama kakak yang itu" jawab salah satu anak kecil tadi
"Eh bolanya dong, balikin!" Ucap cewek itu sengak.
"Kok elo nyolot?" Balas Ali tidak terima
"Ya itu emang bola kita, kalo lu mau beli dong!"
"Gua bisa aja ya beli bola ini sama pabrik-pabriknya sekalian, tapi gua nggak butuh bola jelek kaya gini. Kalo mau nih ambil" Ali melempar bola tersebut ke tengah danau dan tersenyum puas.
"Wah kurang ajar ya lo!" Dengan marah cewek tadi mendorong bahu Ali keras hingga terjatuh.
"Ayiii!" Prilly yang kaget membantu ali bangun
"Haha. Baru juga di dorong, udah jatuh aja. Lembek banget jadi cowok, gimana mau ngelindung cewek lo, ngelindungi diri sendiri aja nggak bisa. Hahaha" cewek itu menertawakan Ali dengan mengejeknya.
"Eh cewek jadi-jadian! elo jadi cewek kasar banget, dasar preman!" Tak mau kalah Ali balik mengejek cewek itu.
"Wah, bener-bener lo! Cari ribut lo sama gue?"
"Siapa takut? sini gua ladenin!"
"Ayii udah, udah! Kamu ngapain sih ribut-ribut gini" Prilly mencegah Ali yang hendak maju melawan cewek itu. Bahkan ia sudah mengambil ancang-ancang bersiap melawan.
"Noh dengarin tuh apa kata cewek lo, belagu banget jadi cowok!"
"Mba, saya minta ma'af ya atas sikap dia"
"Ka, kita yang salah. Tadi nggak sengaja bolanya kena kakak cantik itu" salah satu anak kecil tadi memberi tahu kepada cewek yang Ali sebut preman itu.
"Serius lo? Kenapa nggak ngasih tau dari tadi"
"Kakak nya udah marah-marah duluan"
"Eeeu mba, ma'af ya ternyata kita yang salah. Sekali lagi gue minta ma'af!" Cewek itu meminta ma'af pada Prilly sambil mengulurkan tangannya.
"Iya mba, nggak papa ko!"
"Makanya jadi orang tuh jangan grasak grusuk, dasar rusuh!" sahut Ali yang masih terlihat kesal
"Eh elo juga salah kali, maen buang-buang aja tu bola. Gue nggak mau tau ya pokoknya elo harus ambil bolanya!" Balas cewek itu tak terima.
"Eh nyolot lu udah salah juga!"
"Udah udah!! Kalian kaya anak kecil deh, malu diliatin sama mereka tuh." lerai Prilly menengahi
"Mba, ini ada uang buat ganti bola yang tadi. Sekali lagi saya minta ma'af ya atas apa yang udah dia lakuin" Prilly memberikan beberapa lembar uang untuk mengganti bola yang Ali lempar ke tengah danau tadi. Ia merasa tidak enak.
"Eng... gak usah mba, nggak usah. Saya masih mampu ko buat beli bolanya, Permisi! Ayo anak-anak cabut."
Akhirnya cewek itu pergi bersama dengan kedua anak cowok tadi dengan segala kekesalan yang masih menggebu. Ali hanya menatap kepergian mereka datar dengan melipak kedua tangannya.
***
Vote and commentnya ditunggu selalu 😉
Cover by DhewieSyariefLtc kemarin lupa beb! Sorry 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉