Perfect9

3.7K 295 4
                                    

2 hari dirawat dirumah sakit membuat Prilly bosan, bahkan ia selalu saja meminta pulang. Dan semenjak kejadian itu tante Lia lebih perhatian dengan Prilly, bahkan selama 2 hari itu pula tante Lia selalu menemani Prilly. Kini ia tidak lagi egois hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mau tahu perasaan anaknya. Dokter Hana memberinya pesan yang sangat berharga, bahwa jangan sampai ia menyesal karena mengabaikan putri semata wayangnya yang seharusnya ia beri perhatian lebih mengingat kondisinya saat ini.

"Welcome back to piyii!" Saat memasuki ruang kelasnya tiba-tiba saja Prilly dikejutkan dengan teriakan dari teman-teman dikelasnya. Mengucapkan selamat datang kembali ke sekolah. Prilly begitu terharu sampai matanya berkaca-kaca, ia tidak menyangka bahwa teman-temannya itu care padanya, ternyata selama ini ia salah, bukan tidak ada yang menyayanginya tapi tidak terhitung berapa banyak orang yang menyayanginya.

"Aaaa... makasih semuanya, kalian sosweet!!" Balas Prilly mendekat lalu memeluk teman-temannya haru.

"Sosweetan Ali kali pril, hehe." Celatuk Sela. Oya menyenggol lengan temannya itu memberi isyarat.

"Hehe pril, kita duduk yuk?" Ajak oya tak ingin membuat suasana hati sahabatnya itu buruk. Ia sudah tahu bahwa Prilly dan Ali sedang tidak baik.

"Selamat pagi anak-anak..."  ibu Sukma masuk menyapa.

"Permisi bu, ma'af saya telat." Tiba-tiba Ali masuk. Ia datang agak terlambat.

"Eh Ali, yaudah duduk."

"Loh li, kamu mau duduk dimana?" Tanya ibu Sukma heran. Pasalnya ia melihat Ali melewati tempat yang biasa ia duduki, disamping Prilly.

"Saya mau duduk dibelakang bu," jawab Ali.

"Tumben? Udah duduk ditempat biasa aja, ibu akan segera mulai pelajarannya." Putus ibu Sukma. Ia pun merasa heran, ada apa dengan murid lelakinya itu.

"Ma'af bu, tapi saya mau duduk dibelakang aja."

"Ali! Emangnya kenapa sih? Kalian berantem?"

"Saya bosen bu duduk sama dia terus!"

Jleb

Prilly yang mendengar itu rasanya seperti ada yang menusuk hatinya, apa katanya? Bosen.

"Nggak papa bu jangan dipaksa, saya juga nggak mau deket dia!" Balas Prilly datar. Meskipun rasanya sakit tapi ia harus kuat. Ali yang bilang kalau dia sudah bosen, artinya ia harus bisa menerima apa pun yang sahabatnya itu katakan. Mungkin memang benar bahwa Ali sudah bosan padanya, ya siapa yang tidak bosan sejak kecil mereka sama-sama terus, kemana-mana berdua, bahkan duduk saja berdua. Pikir Prilly.

"Yaudah terserah kalian aja."

"Oya, duduk bareng gue!" Ucap Prilly mengajak oya untuk duduk di sebelahnya.

"Iii... iya pril."

Akhirnya pelajaran berjalan lancar, ibu sukma menyampaikan hasil praktikum mereka minggu lalu. Sebenarnya kelas tiga di semester akhir ini tinggal melakukan ujian-ujian, mulai dari ujian praktek, ujian sekolah, dan terakhir ujian nasional. Proses KBM juga sudah selesai, minggu kemarin ujian praktek setiap mata pelajaran yang memang di praktekkan. Tinggal ujian sekolah dan ujian nasional yang belum.

***

"Sayang, udah pulang?" Tanya tante Lia saat melihat putrinya memasuki rumah.

"Udah mam,"

"Yaudah ganti baju gih, abis itu makan, terus minum obat ya sayang." Tante Lia menyuruh putrinya itu dengan penuh perhatian. Ia memang lebih sering dirumah sekarang, pekerjaannya ia pantau dari rumah, paling jika ada meeting atau keperluan penting baru ia datang ke kantor, meeting pun kalau untuk yang di luar kota atau luar Negeri suaminya yang menghandle.

Tante Lia dan oom Niccol sudah sepakat bahwa mereka akan membagi waktu antara pekerjaan dan putri semata wayangnya itu.

Prilly menuruni anak tangga lalu duduk di meja makan. Ia merasa heran saat di lihat mamanya masih ada dirumah dengan pakaian santainya.

"Piy, makan dulu nak?" Tante Lia mengambilkan nasi beserta lauk-pauk untuk Prilly makan.

"Mama nggak ke kantor?" Tanya Prilly. Dari pada penasaran lebih baik ia tanyakan langsung pada mamanya itu. Pikirnya

"Nggak. Mama mau nemenin kamu aja dirumah." Jawab tante Lia. Ia tersenyum menatap putri kecilnya yang kini sudah menjelma menjadi gadis cantik. Sudah lama rasanya mereka tidak makan siang bersama seperti ini.

"Mama yakin?" Tanya Prilly acuh disela-sela makannya. Pasalnya dulu juga mamanya itu pernah mengatakan hal yang sama tapi buktinya nihil, hanya ucapan belaka. Makanya Prilly tidak begitu antusias mendengarnya.

"Yakin lah sayang. Emang kamu nggak senang ya mama ada dirumah nemenin kamu?"

Prilly tidak menjawab. Ia hanya mengedikkan bahunya acuh, melanjutkan santap siangnya.

"Ini obatnya." Tante Lia memberikan obat yang sudah ia buka untuk Prilly.

"Mam, bisa nggak sih seharii aja piyi nggak minum obat?" Tanya Prilly memohon tapi tetap mengambil obatnya dari tangan sang mama.

"Nggak bisa sayang,"

"Mam?"

"Udah, ayo diminum." perintah tante lia sembari mengangsurkan air putih.

"Hisss..." meski dengan wajah ditekuk Prilly tetap meminum obatnya.

"Oh iya, mama pengen nanya deh. Sebenarnya kamu sama Ali kenapa? Tadi ibu Sukma sempat ngabarin mama katanya tadi di kelas kalian bersitegang gitu, terus nggak mau duduk sampingan lagi. Kenapa piy?" Tanya tante Lia. Ia menatap Prilly serius. Pasalnya ini pertama kalinya mereka bertengkar, tante Lia sangat tahu selama ini mereka tidak pernah berantem. Paling ribut-ribut kecil saja, dan itu pun tidak berlangsung lama seperti sekarang ini.

"Nggak papa mam."

"Jangan bohong."

"mama! piyi kan udah bilang jangan pernah bahas dia lagi." Balas Prilly kesal.

"Yaudah yaudah. Kalau ada masalah cepat diselesain piy jangan sampai berlarut-larut. Nggak baik," nasihat tante Lia. Lalu ia bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan Prilly, tak ingin membuat putrinya kesal.

"Aku bahkan nggak tau mam masalahnya apa." Jawab Prilly dalam hati.

***

Aku mau tanya deh, yang bagian 9 ini dikalian ada nggak sih sebelumnya? Apa dari bagian 8 langsung 10? Soalnya pas aku cek nggak ada makanya aku publish ulang.

Perfect CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang