Prilly menghirup dalam-dalam udara danau yang sangat sejuk, untuk yang pertama kalinya ia menginjakkan kaki di tempat ini hanya seorang diri. Biasanya Prilly akan datang ke tempat itu bersama sahabatnya, dulu. Tapi kini? Yaaa bisa kalian simpulkan sendiri lah.
Prilly mengambil tempat duduk yang biasa ia dan sahabatnya duduki sewaktu mereka masih bersama-sama dulu, sekali lagi ia menghirup udara danau sebanyak-banyaknya. Entahlah rasanya begitu sesak ketika mengingat kenangan-kenangan bersamanya, danau ini adalah saksi dimana ada tawa dan tangis yang mereka luapkan bersama.
"Hufffff...!" Prilly menghembuskan napasnya kasar. Ia mencoba mengontrol emosinya.
Prilly menatap amplop cokelat yang berada di tangannya kini, cukup lama berperang dengan pikirannya akhirnya ia membuka amplop itu.
Perlahan tapi pasti kini tangan mungilnya sudah menjamah amplop itu, di teliti satu persatu isi dari amplop tersebut. Ia mengerinyitkan dahinya ketika melihat selembar kertas yang berisikan tulisan, Prilly baru mengerti ternyata itu adalah surat yang Ken maksud. Tapi sekali lagi Prilly mengerinyitkan dahinya ketika menemukan sebuah kertas foto yang terbalik, ia mengambil foto itu yang bagian belakangnya beruliskan 'ayi❤piyi'. Prilly membalik foto tersebut sehingga terlihat jelas gambar siapa yang ada di foto itu.
"Ayi, kamu masih nyimpen ini?" Tanya Prilly, seolah-olah foto itu adalah Ali. Foto tersebut bergambarkan dua anak kecil yang sedang tertawa lepas dengan mulut penuh cokelat, masing-masing tangannya memegang sebuah ice cream cokelat.
Prilly meraba foto itu dengan senyum getir, untuk apa Ali memberinya foto masa kecil mereka. Apa dia sengaja ingin menggores luka lebih dalam lagi dengan mengingatkan masa lalu mereka dulu. Batin Prilly.
Mata hazel Prilly tertumbuk pada sebuah miniatur doraemon yang ukurannya sangat mungil, lucu.
Prilly memegang miniatur doraemon itu dengan mata menerawang, ia ingat dulu Ali sering meledeknya karena Prilly merupakan orang yang sangat maniak dengan doraemon. Bahkan setiap ulang tahun Ali selalu memberinya kado bertema kan doraemon, apapun kadonya pasti tidak jauh dari kartun jepang satu itu. Mulai dari boneka, bantal, jam, sampai di ulang tahunnya tahun kemarin Ali memberinya sebuah gitar listrik bentuk doraemon. Dan tidak tanggung-tanggung Ali membeli gitar itu dari luar negeri yang memang limited edition. Sangat romantis bukan?
Tidak ingin tenggelam lebih dalam lagi Prilly lebih tertarik dengan selembar kertas berisikan tulisan itu. Ia membuka surat itu perlahan.
Haii piyiku? Apa kabar? Aku tau pasti kamu ogah kan baca surat dari aku ini? Iya karena aku tahu sebenarnya kamu masih marah sama aku. Tapi kalau kamu lagi baca surat ini artinya kamu udah gak marah dong sama aku? Hehe
Piy, aku minta ma'af ya? Belakangan ini hubungan kita kurang baik, bukan kurang baik lagi malah, tapi sangat buruk. Seumur persahabatan kita gak pernah kayak gini, biasanya ribut juga gak bakalan bertahan lama, paling lama juga satu jam. iya kan? Tapi sekarang kita ribut udah ke itung kurang lebih satu bulan, dan kamu tahu? Itu menyiksa piy.
Hmm.. kamu tahu apa alasan aku bersikap kayak gini sama kamu belakangan ini? Itu semua cuma buat bikin aku supaya belajar jauh dari kamu piy, iya. Kamu pasti udah tau kan dari Ken soal aku yang pindah ke Ausi untuk melanjutkan study di sana.
Kamu tau? Waktu aku di kasih tau mama soal ini aku benar-benar shok dan gak bisa bayangin harus hidup berjauhan sama kamu, apa lagi kalau aku ingat janji aku dulu sama kamu, aku benar-benar ngerasa bersalah ternyata sekarang aku gak bisa penuhin janji aku dulu piy.
Oh iya, saat kamu baca surat ini berarti aku udah gak nginjek di negara yang sama lagi sama kamu. Sebenarnya aku pengen ngasih tau kamu tapi situasinya gak memungkinkan, dan lagi aku gak mau bikin kamu sedih dengan kepergian aku piy.
Btw, apa kamu suka hadiah dari aku? Hadiahnya aku kasih lebih awal karena aku tau pas ulang tahun kamu nanti aku gak bisa dateng. Happy birthday piyiku. Ma'afin aku ya, tahun ini aku gak bisa ngerayain ulang tahun kamu..
Huffff.. lembaran kertasnya udah gak muat lagi piy, berarti aku udah harus berhenti deh nulisnya. Padahal aku pengen nulis lebih panjang lagi, eh tapinya nanti kamu gumoh lagi kalau kebanyakan baca tulisan aku yang amburadul ini. Hehe
Yaudah deh sampe sini dulu ya piy, kalau kamu kangen sama aku kamu datang aja ke danau favorit kita. Di sana banyak kenangan-kenangan indah tentang kita berdua, kamu juga pasti tau kan. Aduh pede abis ya aku. Hihi
Yaudah ya, see you sayang 😙 *jangan muntah sama emot nya 😂. Dan sekali lagi aku pamit, tinggal tiga baris lagi abis ini. Babay piyiku.
'Ayi❤piyi'
SELAMANYAPrilly menghela nafas sesak setelah membaca surat itu hingga selesai, tanpa di komando air matanya sudah mengalir membasahi pipi chubby nya. Ia sangat menyesal kenapa ia tidak bisa memaksa Ali untuk jujur padanya, tapi malah bersikap kekanakan dengan merubah penampilan demi menarik perhatian Ali kembali.
"Kenapa kamu gak jujur sih yi, cara kamu yang kayak gini ini yang malah bikin aku sedih. Harusnya kamu jujur sama aku yi!" Prilly menangis terisak sendiri. Ia sangat menyesali perbuatan Ali itu.
"Kamu jahat yi, kamu jahat!!" Teriak Prilly histeris. Ia sudah tidak bisa mengotrol emosinya, mungkin dengan berterik ia merasa sedikit lega.
"Ekhemm..." mendengar ada suara, Prilly menoleh ke asal suara itu. Sepertinya ia pernah melihat orang ini, Prilly buru-buru menghapus air matanya.
"Gue boleh duduk di sini?" Tanya orang tersebut
"Bo... boleh"
"Kalau mau nangis, nangis aja kali gak usah malu." Katanya sambil menatap lurus ke depan.
"Si... siapa yang nangis, gue gak nangis!" Jawab Prilly tergagap
"Gue Sesil" sesil memperkenal diri sembari mengulurkan tangannya.
"Gue Prilly." Balas Prilly
"Kalian pasangan yang cocok ya, entah takdir atau apa? Gue ketemu kalian di waktu yang berbeda tapi dengan rasa yang sama." Ucap Sesil menerawang.
"Maksud lo?"
"Enggak. Gak ada maksud kok!"
"Ish, gak jelas!" Balas Prilly ketus. Prilly bangkit ingin pergi, namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Sesil.
"Kalian berdua itu ibarat anak kembar yang lagi berantem," Prilly menoleh.
"Eh, siapa nama lo tadi?" Tanya Prilly ketus. Orang di depannya ini sedang bicara apa? Dasar aneh.
"Ah terserah deh nama lo siapa gue gak peduli, gue cuma mau ngasih tau kalau ngomong itu harus jelas arah dan tujuannya. Bye maksimal!" Setelah mengatakan itu Prilly bergegas meninggalkan Sesil. Pikirnya buang-buang waktu saja meladeni orang tidak jelas seperti itu.
"Eh Prilly, ada saatnya omongan itu tidak berarah dan bertujuan. Tapi kita sendiri yang harus memahami arah dan tujuan itu." Teriak Sesil agar terdengar karena Prilly semakin menjauh darinya. Sementara Prilly yang mendengar teriakannya hanya acuh sambil menggelengkan kepala.
"Enggak si cewek, enggak si cowok sama aja ngeselin!!" Gerutu Sesil.
***
Setelah baca langsung arahin jempolnya untuk kasih vote dan comment ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionHanya karena sebuah ikatan persahabatan Ali dan Prilly mendapat gelar perfect couple dan menjadi pasangan terpopular di sekolahnya? WOW, AMAZING! Sebelum membaca follow me dulu, okeh? 😉